tag:blogger.com,1999:blog-26237404688674569292024-03-13T15:19:35.657-07:00ABU KHOLIDHidup adalah untuk ibadahUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.comBlogger109125tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-26865114147268827932012-02-15T21:25:00.000-08:002012-02-15T21:25:37.297-08:00> QOWAIDQAWAID (TATA BAHASA)<br />
1. Aqsam al-Kalimah (Pembagian Kata)<br />
2. Isim Alam (Kata Benda Nama)<br />
3. Mudzakkar (Laki-laki) - Muannats (Perempuan)<br />
4. Mufrad (Tunggal) - Mutsanna (Dual) - Jamak (Plural)<br />
5. Isim Isyarah (Kata Tunjuk)<br />
6. Isim Maushul (Kata Sambung)<br />
7. Isim Nakirah (Kata Benda Umum) - Isim Ma'rifah (Kata Benda Khusus)<br />
8. Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih, Mubtada'-Khabar<br />
9. Dhamir (Kata Ganti)<br />
10. Dhamir Rafa' (Kata Ganti Subjek)<br />
11. Dhamir Nashab (Kata Ganti Objek)<br />
12. Fi'il Madhy (Kata Kerja Lampau) - Fi'il Mudhari' (Kata Kerja Kini/Nanti)<br />
13. Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)<br />
14. Fi'il Nahy (Kata Kerja Larangan)<br />
15. Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif) - Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif)<br />
16. Harf (Kata Tugas)<br />
17. Adawat al-Istifham (Kata Tanya)<br />
18. Isim Jamid (Kata Benda Solid)<br />
19. Isim Musytaq (Kata Benda Pecahan)<br />
20. Fi'il Mujarrad (Fi'il dengan Huruf Asli)<br />
21. Fi'il Mazid (Fi'il dengan Huruf Tambahan)<br />
22. I'rab Isim (Perubahan Baris/Bentuk di Akhir Kata Benda)<br />
23. Isim Marfu' (Kata Benda yang Mengalami I'rab Rafa')<br />
24. Isim Manshub (Kata Benda yang Mengalami I'rab Nashab)<br />
25. Isim Majrur (Kata Benda yang Mengalami I'rab Jarr)<br />
26. Inna dan Kana serta "Kawan-kawannya"<br />
27. Alamat Far'iyyah (Tanda-tanda Cabang dari I'rab)<br />
28. Isim Ghairu Munawwan (Isim yang Tidak Menerima Tanwin)<br />
29. I'rab Fi'il Mudhari' (Perubahan Baris/Bentuk di Akhir Fi'il Mudhari')<br />
30. 'Adad (Bilangan)<br />
<br />
أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ<br />
PEMBAGIAN KATA<br />
Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:<br />
<br />
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".<br />
Contoh: م - س - ج - د<br />
2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".<br />
Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)<br />
3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".<br />
Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)<br />
Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:<br />
<br />
1. ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)<br />
2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)<br />
3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)<br />
Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.<br />
اِسْم عَلَمُ<br />
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)<br />
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara nyaring dan jelas satu persatu:<br />
مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح - إِبْرَاهِيْم - إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس - عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة - عُمَر - عُثْمَان - جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن - قَارُوْن - إِبْلِيْس - عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة<br />
Cari dan tuliskanlah Isim-isim Alam yang lain yang anda temukan dan ketahui!<br />
<br />
مُذَكَّر - مُؤَنَّث<br />
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)<br />
Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain). <br />
Contoh Isim Mudzakkar Contoh Isim Muannats<br />
عِيْسَى (= 'Isa) مَرْيَم (= Maryam)<br />
اِبْنٌ (= putera) بِنْتٌ (= puteri)<br />
بَقَرٌ (= sapi jantan) بَقَرَةٌ (= sapi betina)<br />
بَحْرٌ (= laut) رِيْحٌ (= angin)<br />
Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:<br />
a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)<br />
b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)<br />
c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang)<br />
Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas. <br />
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)<br />
Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.<br />
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)<br />
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan!<br />
مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع<br />
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK<br />
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:<br />
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.<br />
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.<br />
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua. <br />
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:<br />
Mufrad Tarjamah Mutsanna Tarjamah<br />
رَجُلٌ = seorang laki-laki رَجُلاَنِ = dua orang laki-laki<br />
جَنَّةٌ = sebuah kebun جَنَّتَانِ = dua buah kebun<br />
مُسْلِمٌ = seorang muslim مُسْلِمَانِ = dua orang muslim<br />
مُسْلِمَةٌ = seorang muslimah مُسْلِمَتَانِ = dua orang muslimah<br />
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:<br />
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:<br />
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah<br />
اِبْنٌ = seorang putera بَنُوْنَ = putera-putera<br />
بِنْتٌ = seorang puteri بَنَاتٌ = puteri-puteri<br />
مُسْلِمٌ = seorang muslim مُسْلِمُوْنَ = muslim-muslim<br />
مُسْلِمَةٌ = seorang muslimah مُسْلِمَاتٌ = muslimah-muslimah<br />
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan: <br />
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah<br />
رَسُوْلٌ = seorang rasul رُسُلٌ = rasul-rasul<br />
عَالِمٌ = seorang alim عُلَمَاءُ = orang-orang alim<br />
رَجُلٌ = seorang laki-laki رِجَالٌ = para laki-laki<br />
اِمْرَأَةٌ = seorang perempuan نِسَاءٌ = perempuan-perempuan<br />
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!<br />
اِسْم إِشَارَة<br />
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)<br />
Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung. <br />
Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:<br />
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (=ini).<br />
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)<br />
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).<br />
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)<br />
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka: <br />
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)<br />
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)<br />
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:<br />
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)<br />
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah)<br />
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku)<br />
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)<br />
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):<br />
1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:<br />
هَذِهِ كُتُبٌ(= ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ (= ini majalah-majalah)<br />
تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (= itu majalah-majalah)<br />
2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan أُولَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:<br />
هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (= ini siswa-siswa); هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (= ini siswi-siswi)<br />
أُولَئِكَ طُلاَّبٌ (= itu siswa-siswa); أُولَئِكَ طَالِبَاتٌ (= itu siswi-siswi)<br />
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!<br />
اِسْم مَوْصُوْل<br />
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)<br />
Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang". <br />
Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ (=yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:<br />
Kalimat I جَاءَ الْمُدَرِّسُ = datang guru itu<br />
Kalimat II اَلْمُدَرِّسُ يَدْرُسُ الْفِقْهَ = guru itu mengajar Fiqh<br />
Kalimat III جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ يَدْرُسُ الْفِقْهَ = datang guru yang mengajar Fiqh<br />
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ <br />
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka: الَّذِيْ menjadi: الَّتِيْ <br />
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْهَ = datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu<br />
Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka: <br />
1) الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ sedangkan الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ<br />
جَاءَ الْمُدَرِّسَانِ الَّذَانِ يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ = datang dua orang guru (lk) yang mengajar Fiqh itu<br />
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ الْفِقْهَ = datang dua orang guru (pr) yang mengajar Fiqh<br />
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:<br />
1) الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ<br />
جَاءَ الْمُدَرِّسُوْنَ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ الْفِقْهَ = datang guru-guru (lk) yang mengajar Fiqh itu<br />
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَاتُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ الْفِقْهَ = datang guru-guru (pr) yang mengajar Fiqh itu<br />
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
نَكِرَة – مَعْرِفَة<br />
<br />
NAKIRAH (Sebarang) - MA'RIFAH (Tertentu)<br />
Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:<br />
1) ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).<br />
2) ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).<br />
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya. <br />
Contoh Isim Nakirah: بَيْتٌ (= sebuah rumah), وَلَدٌ (= seorang anak)<br />
Contoh Isim Ma'rifah: اَلْبَيْتُ (= rumah itu), اَلْوَلَدُ (= anak itu)<br />
Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:<br />
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ. = Itu sebuah rumah. Rumah itu baru.<br />
جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ. = Datang seorang anak. Anak itu sopan.<br />
Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah:<br />
1. ISIM 'ALAM (Nama). Semua Isim 'Alam termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.<br />
Contoh: أَحْمَدُ (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah)<br />
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang. <br />
Contoh: أَنَا (= aku, saya), نَحْنُ (= kami, kita), هُوَ (= ia, dia)<br />
Isim Dhamir ini kelak akan dibahas tersendiri secara terinci.<br />
صِفَة-مَوْصُوْف / مُضَاف-مُضَاف إِلَيْهِ / مُبْتَدَأ-خَبَر<br />
SIFAT - MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati)<br />
MUDHAF - MUDHAF ILAIH (Kata Majemuk)<br />
MUBTADA' - KHABAR (Subjek dan Predikat)<br />
Berkaitan dengan Nakirah dan Ma'rifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di awal kata atau baris Tanwin di akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui perbedaannya dengan baik. Yaitu: <br />
1. SHIFAT ( صِفَة ) dan MAUSHUF ( مَوْصُوْف )<br />
Bila rangkaian dua buah Isim atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin) atau semuanya dalam keadaan Ma'rifah (alif-lam) maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang disifati) sedang yang di belakang adalah Shifat.<br />
بَيْتٌ جَدِيْدٌ = (sebuah) rumah baru<br />
اَلْبَيْتُ الْجَدِيْدُ = rumah yang baru<br />
بَيْتٌ كَبِيْرٌ وَاسِعٌ = (sebuah) rumah besar lagi luas<br />
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ الْوَاسِعُ = rumah yang besar lagi luas<br />
2. MUDHAF ( مُضَاف ) dan MUDHAF ILAIH ( مُضَاف إِلَيْه )<br />
Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Contoh: <br />
بَيْتُ الْمُدَرِّسِ (=buku guru)<br />
بَيْتُ زَيْدٍ (=rumah Zaid) --> Zaid = Isim 'Alam (Ma'rifah)<br />
مِفْتَاحُ بَيْتِ الْمُدَرِّسِ (=kunci rumah guru)<br />
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:<br />
مُسْلِمَا الْجَاوِيِّ (=dua muslim Jawa) <br />
مُسْلِمُو الْجَاوِيِّ (=muslimin Jawa) <br />
مُسْلِمَا dari kata مُسْلِمَانِ (=dua orang muslim) --> Mutsanna<br />
مُسْلِمُو dari kata مُسْلِمُوْنَ (=orang-orang muslim) --> Jamak Salim<br />
Baik Shifat-Maushuf maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bukanlah merupakan sebuah JUMLAH MUFIDAH (جُمْلَة مُفِيْدَة) atau Kalimat Sempurna. Berikut ini kita akan mempelajari sebuah pola Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna).<br />
3. MUBTADA' ( مُبْتَدَأ ) dan KHABAR ( خَبَر )<br />
Sebuah JUMLAH ISMIYYAH (جُمْلَة اِسْمِيَّة) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang semua katanya adalah Isim), selalu terdiri dari dua bagian kalimat yakni Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat). Pada umumnya seluruh Mubtada' dalam keadaan Ma'rifah sedangkan seluruh Khabar (Predikat) dalam keadaan Nakirah. Perhatikan contoh kalimat-kalimat di bawah ini: <br />
Jumlah Ismiyyah Mubtada' Khabar<br />
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ<br />
(=rumah itu besar) (=rumah itu) (=besar)<br />
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ<br />
(=rumah yang besar itu mahal) (=rumah yang besar itu) (=mahal)<br />
بَيْتُ الْكَبِيْرِ جَمِيْلٌ بَيْتُ الْكَبِيْرِ جَمِيْلٌ<br />
(=rumah besar itu indah) (=rumah besar itu) (= indah)<br />
مِفْتَاحُ بَيْتِ الْكَبِيْرِ صَغِيْرٌ مِفْتَاحُ بَيْتِ الْكَبِيْرِ صَغِيْرٌ<br />
(=kunci rumah besar itu kecil) (=kunci rumah besar itu) (=kecil)<br />
Dari contoh kalimat di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:<br />
1. Baik Mubtada' maupun Khabar, bisa terdiri dari satu kata ataupun lebih.<br />
2. Mubtada' pada umumnya selalu dalam keadaan Ma'rifah.<br />
3. Khabar pada umumnya selalu dalam keadaan Nakirah. <br />
4. Mubtada' yang terdiri dari beberapa kata bisa merupakan Shifat-Maushuf (contoh kalimat II) maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih (contoh kalimat III dan IV)<br />
Sebagai penutup, untuk mengingat-ingat perbedaan antara Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih dan Mubtada'-Khabar, perhatikanlah perbedaan bentuk dan makna masing-masing pola tersebut dalam kalimat sederhana di bawah ini:<br />
Shifat-Maushuf Mudhaf-Mudhaf Ilaih Mubtada'-Khabar<br />
بَيْتٌ جَدِيْدٌ بَيْتُ الْجَدِيْدِ اَلْبَيْتُ جَدِيْدٌ<br />
(sebuah rumah baru) (rumah baru) (rumah itu baru)<br />
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ بَيْتُ الْكَبِيْرِ اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ<br />
(rumah yang besar) (rumah besar) (rumah itu besar)<br />
Selanjutnya kita akan membahas tentang Isim Dhamir atau Kata Ganti.<br />
ضَمِيْر<br />
DHAMIR (Kata Ganti)<br />
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.<br />
Contoh:<br />
أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ = Ahmad menyayangi anak-anak<br />
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka<br />
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka). <br />
Kata هُوَ dan هُمْ dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.<br />
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:<br />
1) DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.<br />
2) DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.<br />
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.<br />
Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi mereka): <br />
- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:<br />
- Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab.<br />
ضَمِيْر رَفْع<br />
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)<br />
Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:<br />
1. MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم ) atau pembicara (orang pertama). <br />
a) Mufrad: أَنَا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.<br />
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.<br />
2. MUKHATHAB ( مُخَاطَب ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:<br />
a) Mufrad: أَنْتَ (= engkau) untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats.<br />
b) Mutsanna: أَنْتُمَا (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats. <br />
c) Jamak: أَنْتُمْ (= kalian) untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk Muannats.<br />
3. GHAIB ( غَائِب ) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:<br />
a) Mufrad: هُوَ (= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk Muannats.<br />
b) Mutsanna: هُمَا (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats. <br />
c) Jamak: هُمْ (= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.<br />
Hafalkanlah keduabelas bentuk Dhamir Rafa' di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya!<br />
<< SEBELUM | DAFTAR ISI | SES
ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:
Dhamir Rafa' Dhamir Nashab Dhamir Rafa' Dhamir Nashab
أَنَا ي أَنْتُنَّ كُنَّ
نَحْنُ نَا هُوَ هُ
أَنْتَ كَ هِيَ هَا
أَنْتِ كِ هُمَا هُمَا
أَنْتُمَا كُمَا هُمْ هُمْ
أَنْتُمْ كُمْ هُنَّ هُنَّ
Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:
أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ اْلإِسْلاَمُ = saya seorang muslim, agamaku Islam
نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا اْلإِسْلاَمُ = kami orang-orang muslim, agama kami Islam
أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ اْلإِسْلاَمُ = engkau (lk) seorang muslim, agamamu Islam
أَنْتِ مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ اْلإِسْلاَمُ = engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam
2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
أَنْتُمَا مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا = kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua
أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ = kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian
أَنْتُنَّ مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ = kalian (pr) adalah muslimat, Allah merahmati kalian
هُوَ مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ = dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya
3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:
هِيَ مُسْلِمَةٌ، عَلَيْهَا السَّلاَمُ = dia (pr) adalah seorang muslimah, atasnya keselamatan
هُمَا مُسْلِمَانِ، عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ = mereka berdua adalah muslim, atas mereka berdua keselamatan
هُمْ مُسْلِمُوْنَ، عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ = mereka (lk) adalah muslimin, atas mereka keselamatan
هُنَّ مُسْلِمَاتٌ، عَلَيْهِنَّ السَّلاَمُ = mereka (pr) adalah muslimat, atas mereka keselamatan
Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.
بَيْتِيْ (=rumahku) --> بَيْتٌ [Mudhaf] + ي [Mudhaf Ilaih]<br />
كِتَابُكَ (=bukumu) --> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih]<br />
مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) --> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]<br />
Hafalkanlah semua Dhamir Nashab di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya!<br />
فِعْل<br />
FI'IL (Kata Kerja)<br />
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:<br />
1. FI'IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau.<br />
2. FI'IL MUDHARI' ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.<br />
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( فَاعِل ) atau Pelaku pekerjaan itu. <br />
Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata. <br />
Dhamir Fi'il Madhy Fi'il Mudhari' Tarjamah<br />
أَنَا فَعَلْتُ أَفْعَلُ = saya mengerjakan<br />
نَحْنُ فَعَلْنَا نَفْعَلُ = kami mengerjakan<br />
أَنْتَ فَعَلْتَ تَفْعَلُ = engkau (lk) mengerjakan<br />
أَنْتِ فَعَلْتِ تَفْعَلِيْنَ = engkau (pr) mengerjakan<br />
أَنْتُمَا فَعَلْتُمَا تَفْعَلاَنِ = kamu berdua mengerjakan<br />
أَنْتُمْ فَعَلْتُمْ تَفْعَلُوْنَ = kalian (lk) mengerjakan<br />
أَنْتُنَّ فَعَلْتُنَّ تَفْعَلْنَ = kalian (pr) mengerjakan<br />
هُوَ فَعَلَ يَفْعَلُ = dia (lk) mengerjakan<br />
هِيَ فَعَلَتْ تَفْعَلُ = dia (pr) mengerjakan<br />
هُمَا فَعَلاَ يَفْعَلاَنِ = mereka berdua (lk) mengerjakan<br />
هُمَا فَعَلَتَا تَفْعَلاَنِ = mereka berdua (pr) mengerjakan<br />
هُمْ فَعَلُوْا يَفْعَلُوْنَ = mereka (lk) mengerjakan<br />
هُنَّ فَعَلْنَ يَفْعَلْنَ = mereka (pr) mengerjakan<br />
Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FI'LIYYAH ( جُمْلَة فِعْلِيَّة ) atau Kalimat Verbal (kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa'il (Pelaku) bisa di depan dan bisa pula di belakang Fi'il (Kata Kerja). <br />
1) Untuk Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ).<br />
a. Bila Fa'il mendahului Fi'il maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.<br />
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:<br />
اَلْمُسْلِمُ دَخَلَ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَةُ دَخَلَتِ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَانِ دَخَلاَ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَتَانِ دَخَلَتَا الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمُوْنَ دَخَلُوا الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَاتُ دَخَلْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid <br />
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak setelah Fa'il:<br />
اَلْمُسْلِمُ يَدْخُلُ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَةُ تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَانِ يَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَتَانِ تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمُوْنَ يَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid <br />
اَلْمُسْلِمَاتُ يَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid <br />
b. Sedangkan bila Fi'il mendahului Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa'il-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta'nits ( ت تَأْنِيْث ) atau "Ta Penanda Muannats" pada Fi'il yang Fa'il-nya adalah Muannats.<br />
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak sebelum Fa'il:<br />
دَخَلَ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid <br />
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid <br />
دَخَلَ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid <br />
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid <br />
دَخَلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid <br />
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid <br />
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum Fa'il:<br />
يَدْخُلُ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid <br />
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid <br />
يَدْخُلُ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid <br />
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid <br />
يَدْخُلُ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid <br />
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid <br />
2) Untuk Fa'il lainnya ( أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا )<br />
tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.<br />
Fi'il Madhy Fi'il Mudhari'<br />
دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ (أَنَا) أَدْخُلُ الْمَسْجِدَ<br />
saya telah memasuki masjid saya memasuki masjid<br />
دَخَلْنَا الْمَسْجِدَ (نَحْنُ) نَدْخُلُ الْمَسْجِدَ<br />
kami telah memasuki masjid kami memasuki masjid<br />
دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ (أَنْتَ) تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ<br />
engkau telah memasuki masjid engkau memasuki masjid<br />
دَخَلْتِ الْمَسْجِدَ (أَنْتِ) تَدْخُلِيْنَ الْمَسْجِدَ<br />
engkau (pr) telah memasuki masjid engkau (pr) memasuki masjid<br />
دَخَلْتُمَا الْمَسْجِدَ (أَنْتُمَا) تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ<br />
kamu berdua telah memasuki masjid kamu berdua memasuki masjid<br />
دَخَلْتُمُ الْمَسْجِدَ (أَنْتُمْ) تَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ<br />
kalian (lk) telah memasuki masjid kalian (lk) memasuki masjid<br />
دَخَلْتُنَّ الْمَسْجِدَ (أَنْتُنَّ) تَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ<br />
kalian (pr) telah memasuki masjid kalian (pr) memasuki masjid<br />
Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Madhy dan Fi'il Mudhari' dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!<br />
فِعْل اْلأمْر<br />
FI'IL AMAR (Kata Kerja Perintah)<br />
Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.<br />
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .<br />
Fa'il Fi'il Amar Tarjamah<br />
أَنْتَ اِفْعَلْ = (engkau -lk) kerjakanlah!<br />
أَنْتِ اِفْعَلِيْ = (engkau -pr) kerjakanlah!<br />
أَنْتُمَا اِفْعَلاَ = (kamu berdua) kerjakanlah!<br />
أَنْتُمْ اِفْعَلُوْا = (kalian -lk) kerjakanlah!<br />
أَنْتُنَّ اِفْعَلْنَ = (kalian -pr) kerjakanlah!<br />
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:<br />
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ = bekerjalah untuk akhiratmu (lk)<br />
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ = bekerjalah untuk akhiratmu (pr)<br />
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا = bekerjalah untuk akhirat kamu berdua<br />
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ = bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)<br />
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ = bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)<br />
Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:<br />
أَقِمْ صَلاَتَكَ = dirikanlah shalatmu (lk)<br />
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ = dirikanlah shalatmu (pr)<br />
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا = dirikanlah shalat kamu berdua<br />
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ = dirikanlah shalat kalian (lk)<br />
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ = dirikanlah shalat kalian (pr)<br />
Dari fi'il كَبَّرَ (=membesarkan) menjadi Fi'il Amar:<br />
كَبِّرْ رَبَّكَ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)<br />
كَبِّرِيْ رَبَّكِ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)<br />
كَبِّرَا رَبَّكُمَا = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua<br />
كَبِّرُوْا رَبَّكُمْ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)<br />
كَبِّرْنَ رَبَّكُنَّ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)<br />
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:<br />
الصَّلاَةَ + أَقِمْ = أَقِمِ الصَّلاَةَ <br />
(=shalat) (=dirikanlah) (=dirikanlah shalat) <br />
Carilah contoh-contoh Fi'il Amar dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!<br />
فِعْل النَّهْي<br />
FI'IL NAHY (Kata Kerja Larangan)<br />
Fi'il Nahy atau "kata kerja larangan" adalah bentuk negatif dari Fi'il Amar. Untuk membentuk Fi'il Nahy, kita tinggal menambahkan harf لاَ (=jangan) dan memasukkan huruf تَ di awal Fi'il Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:<br />
Fa'il Fi'il Amar Fi'il Nahy Tarjamah<br />
أَنْتَ اِفْعَلْ لاَ تَفْعَلْ = jangan (engkau -lk) kerjakan<br />
أَنْتِ اِفْعَلِيْ لاَ تَفْعَلِيْ = jangan (engkau -pr) kerjakan<br />
أَنْتُمَا اِفْعَلاَ لاَ تَفْعَلاَ = jangan (kamu berdua) kerjakan<br />
أَنْتُمْ اِفْعَلُوْا لاَ تَفْعَلُوْا = jangan (kalian -lk) kerjakan<br />
أَنْتُنَّ اِفْعَلْنَ لاَ تَفْعَلْنَ = jangan (kalian -pr) kerjakan<br />
Contoh dalam kalimat:<br />
Dari fi'il خَافَ (= takut) dan fi'il حَزِنَ (= sedih) menjadi Fi'il Nahy:<br />
لاَ تَخَفْ وَلاَ تَحْزَنْ = jangan (engkau -lk) takut dan jangan sedih<br />
لاَ تَخَافِيْ وَلاَ تَحْزَنِيْ = jangan (engkau -pr) takut dan jangan sedih<br />
لاَ تَخَافَا وَلاَ تَحْزَنَا = jangan (kamu berdua) takut dan jangan sedih<br />
لاَ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا = jangan (kalian -lk) takut dan jangan sedih<br />
لاَ تَخَفْنَ وَلاَ تَحْزَنَّ = jangan (kalian -pr) takut dan jangan sedih<br />
Carilah contoh-contoh Fi'il Nahy dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!<br />
فِعْل مَعْلُوْم - فِعْل مَجْهُوْل<br />
FI'IL MA'LUM (Kata Kerja Aktif) - FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)<br />
Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh berikut ini: <br />
Abubakar membuka pintu. --> kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif.<br />
Pintu dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata Kerja Pasif.<br />
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. <br />
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:<br />
ضَرَبَ عُمَرُ ضُرِبَ عُمَرُ<br />
(= Umar memukul) (= Umar dipukul)<br />
Fi'il ضَرَبَ (=memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).<br />
Fi'il ضُرِبَ (=dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak diketahui (tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al-Fa'il ( نَائِبُ الْفَاعِل ) atau Pengganti Fa'il (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il (pengganti Pelaku). <br />
Fi'il Majhul dibentuk dari Fi'il Ma'lum dengan perubahan sebagai berikut: <br />
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah<br />
b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fi'il Madhy dan menjadi berbaris Fathah untuk Fi'il Mudhari'. <br />
Fi'il Madhy Fi'il Mudhari'<br />
Fi'il Ma'lum Fi'il Majhul Fi'il Ma'lum Fi'il Majhul<br />
فَعَلَ فُعِلَ يَفْعَلُ يُفْعَلُ<br />
Contoh-contoh dalam kalimat:<br />
Fi'il Madhy أَمَرَ (=memerintah) menjadi Fi'il Majhul أُمِرَ (=diperintah):<br />
أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ = aku diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْنَا أَنْ نَعْبُدَ اللهَ = kami diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ = engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتِ أَنْ تَعْبُدِي اللهَ = engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتُمَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ = kamu berdua diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ = kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتُنَّ أَنْ تَعْبُدْنَ اللهَ = kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ = dia (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَتْ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ = dia (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَا أَنْ يَعْبُدَا اللهَ = mereka (2 lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَتَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ = mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرُوْا أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ = mereka (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْنَ أَنْ يَعْبُدْنَ اللهَ = mereka (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
Fi'il Mudhari' يَعْرِفُ (=mengenal) menjadi Fi'il Majhul يُعْرَفُ (=dikenal):<br />
أُعْرَفُ بِكَلاَمِيْ = aku dikenal dari bicaraku<br />
نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا = kami dikenal dari bicara kami<br />
تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ = engkau (lk) dikenal dari bicaramu<br />
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ = engkau (pr) dikenal dari bicaramu<br />
تُعْرَفَانِ بِكَلاَمِكُمَا = kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua<br />
تُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِكُمْ = kalian (lk) dikenal dari bicara kalian<br />
تُعْرَفْنَ بِكَلاَمِكُنَّ = kalian (pr) dikenal dari bicara kalian<br />
يُعْرَفُ بِكَلاَمِهِ = dia (lk) dikenal dari bicaranya<br />
تُعْرَفُ بِكَلاَمِهَا = dia (pr) dikenal dari bicaranya<br />
يُعْرَفَانِ بِكَلاَمِهِمَا = mereka (2 lk) dikenal dari bicara mereka<br />
يُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِهِمْ = mereka (lk) dikenal dari bicara mereka<br />
يُعْرَفْنَ بِكَلاَمِهِنَّ = mereka (pr) dikenal dari bicara mereka<br />
Carilah contoh-contoh Fi'il Majhul dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!<br />
فِعْل مَعْلُوْم - فِعْل مَجْهُوْل<br />
FI'IL MA'LUM (Kata Kerja Aktif) - FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)<br />
Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh berikut ini: <br />
Abubakar membuka pintu. --> kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif.<br />
Pintu dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata Kerja Pasif.<br />
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. <br />
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:<br />
ضَرَبَ عُمَرُ ضُرِبَ عُمَرُ<br />
(= Umar memukul) (= Umar dipukul)<br />
Fi'il ضَرَبَ (=memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).<br />
Fi'il ضُرِبَ (=dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak diketahui (tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al-Fa'il ( نَائِبُ الْفَاعِل ) atau Pengganti Fa'il (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il (pengganti Pelaku). <br />
Fi'il Majhul dibentuk dari Fi'il Ma'lum dengan perubahan sebagai berikut: <br />
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah<br />
b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fi'il Madhy dan menjadi berbaris Fathah untuk Fi'il Mudhari'. <br />
Fi'il Madhy Fi'il Mudhari'<br />
Fi'il Ma'lum Fi'il Majhul Fi'il Ma'lum Fi'il Majhul<br />
فَعَلَ فُعِلَ يَفْعَلُ يُفْعَلُ<br />
Contoh-contoh dalam kalimat:<br />
Fi'il Madhy أَمَرَ (=memerintah) menjadi Fi'il Majhul أُمِرَ (=diperintah):<br />
أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ = aku diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْنَا أَنْ نَعْبُدَ اللهَ = kami diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ = engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتِ أَنْ تَعْبُدِي اللهَ = engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتُمَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ = kamu berdua diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ = kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْتُنَّ أَنْ تَعْبُدْنَ اللهَ = kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ = dia (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَتْ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ = dia (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَا أَنْ يَعْبُدَا اللهَ = mereka (2 lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرَتَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ = mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرُوْا أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ = mereka (lk) diperintah agar menyembah Allah<br />
أُمِرْنَ أَنْ يَعْبُدْنَ اللهَ = mereka (pr) diperintah agar menyembah Allah<br />
Fi'il Mudhari' يَعْرِفُ (=mengenal) menjadi Fi'il Majhul يُعْرَفُ (=dikenal):<br />
أُعْرَفُ بِكَلاَمِيْ = aku dikenal dari bicaraku<br />
نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا = kami dikenal dari bicara kami<br />
تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ = engkau (lk) dikenal dari bicaramu<br />
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ = engkau (pr) dikenal dari bicaramu<br />
تُعْرَفَانِ بِكَلاَمِكُمَا = kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua<br />
تُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِكُمْ = kalian (lk) dikenal dari bicara kalian<br />
تُعْرَفْنَ بِكَلاَمِكُنَّ = kalian (pr) dikenal dari bicara kalian<br />
يُعْرَفُ بِكَلاَمِهِ = dia (lk) dikenal dari bicaranya<br />
تُعْرَفُ بِكَلاَمِهَا = dia (pr) dikenal dari bicaranya<br />
يُعْرَفَانِ بِكَلاَمِهِمَا = mereka (2 lk) dikenal dari bicara mereka<br />
يُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِهِمْ = mereka (lk) dikenal dari bicara mereka<br />
يُعْرَفْنَ بِكَلاَمِهِنَّ = mereka (pr) dikenal dari bicara mereka<br />
Carilah contoh-contoh Fi'il Majhul dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!<br />
حَرْف<br />
HARF (Kata Tugas)<br />
Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat. <br />
Contoh Harf: وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain.<br />
Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf:<br />
1. Beberapa Harf, seperti بِـ (=dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh:<br />
أَعُوْذُ بِاللهِ = aku berlindung kepada Allah<br />
كَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا = cukuplah Allah (sebagai) saksi<br />
2. Harf وَ mempunyai dua fungsi: <br />
a) ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:<br />
ذَهَبَ أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ = Ahmad dan Ali telah pergi<br />
b) QASM (قَسْم}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:<br />
وَالْعَصْرِ = demi waktu (Ashar)<br />
Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan nama makhluq. <br />
3. Harf Lam لـ juga mempunyai beberapa fungsi:<br />
a) MILIK (مِلْك) atau kepunyaan.Contoh:<br />
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ = kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi<br />
b) TA'LIL (تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:<br />
أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ لِلتَّعْلِيْمِ = saya pergi ke sekolah untuk belajar<br />
c) AMAR (أَمْر) atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:<br />
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ = hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan (rezki)<br />
d) TAUKID (تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:<br />
لَأَقُوْلُ قَوْلَ الْحَقِّ = sungguh aku akan berkata perkataan yang benar<br />
4. NUN TAUKID ( نُوْن تَوْكِيْد ) atau "Nun Penegasan" adalah huruf Nun Tasydid yang melekat di belakang Fi'il Mudhari' dan berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Perhatikan contoh di bawah ini:<br />
لَأَقُوْلَنَّ قَوْلَ الْحَقِّ = sungguh aku pasti akan mengatakan perkataan yang benar <br />
لَتُبْلَوُنَّ فِيْ أَمْوَالِكُمْ = sungguh kalian pasti akan diuji dalam (urusan) harta kalian<br />
4. Harf إِنْ mempunyai dua macam arti: <br />
a) Berarti "jika". Contoh:<br />
إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ = jika kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong kalian.<br />
b) Berarti "tidak", bila sesudahnya terdapat kata إِلاَّ (=kecuali). Contoh:<br />
إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ تَكْذِبُوْنَ = tidak lain kalian hanyalah berdusta<br />
5. Harf لاَ juga ada dua macam:<br />
a. NAFY (نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:<br />
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ = tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah<br />
b. NAHY (نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:<br />
لاَ تَعْبُدُوْا إِلاَّ اللهَ = jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah<br />
Demikianlah sekelumit contoh penggunaan Harf dan macam-macam artinya. Carilah contoh-contoh penggunaan Harf dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, pelajarilah aneka ragam fungsi dan artinya masing-masing!<br />
أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام<br />
ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)<br />
Di bawah ini dicantumkan sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam kalimat beserta contoh jawabannya:<br />
Kata Tanya Contoh Kalimat Tanya Contoh Jawaban<br />
هَلْ / أَ هَلْ أََنْتَ مَرِيْضٌ ؟ لاَ، أَنَا فِيْ صِحَّةٍ<br />
(=apakah) (=apakah engkau sakit?) (=tidak, saya sehat)<br />
مَاذَا / مَا مَاذَا تَكْتُبُ ؟ أَكْتُبُ رِسَالَةً<br />
(=apa) (=apa yang kau tulis?) (=aku menulis surat)<br />
مَنْ ذَا / مَنْ مَنْ كَتَبَ هَذَا ؟ أَحْمَدُ كَتَبَ هَذَا<br />
(=siapa) (=siapa yang menulis ini?) (=Ahmad yang menulis ini)<br />
أَيَّةُ / أَيُّ أَيُّ قَلَمٍ تُحِبُّ ؟ أُحِبُّ قَلَمَ اْلأَسْوَدِ<br />
(=yang mana) (=pena yang mana kau suka?) (=aku suka pena yang hitam)<br />
مَتَى مَتَى تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ غَدًا<br />
(=kapan) (=kapan engkau pergi?) (=aku pergi besok)<br />
أَيْنَ أَيْنَ تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ إِلَى الْقَرْيَةِ<br />
(=dimana) (=dimana engkau pergi?) (=aku pergi ke kampung)<br />
كَيْفَ كَيْفَ تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ بِالْحَافِلَةِ<br />
(=bagaimana) (=bagaimana engkau pergi?) (=aku pergi dengan bus)<br />
كَمْ كَمْ يَوْمًا تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ<br />
(=berapa) (=berapa hari engkau pergi?) (=aku pergi selama tiga hari)<br />
لِمَاذَا / لِمَا لِمَاذَا تَأَخَّرْتَ ؟ الطَّرِيْقُ مُزْدَحِمَةٌ <br />
(=mengapa) (=mengapa kau terlambat?) (=jalanan macet)<br />
لِمَ لِمَ سَأَلْتَ ذَلِكَ ؟ حَقِيْقَةً لاَ أَفْهَمُ<br />
(=kenapa) (=kenapa kau bertanya itu?) (=sungguh aku tidak paham)<br />
لِمَنْ لِمَنْ هَذَا الْقَلَمُ ؟ هَذَا قَلَمُ أَحْمَدِ<br />
(=punya siapa) (=kepunyaan siapa pena ini?) (=ini pena Ahmad)<br />
Buatlah sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di atas!<br />
اِسْم جَامِد<br />
ISIM JAMID<br />
Menurut asal kata dan pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua:<br />
1. ISIM JAMID ( اِسْم جَامِد ) yaitu Isim yang tidak terbentuk dari kata lain.<br />
2. ISIM MUSYTAQ ( اِسْم مُشْتَق ) yaitu Isim yang dibentuk dari kata lain.<br />
Isim Jamid terbagi dua:<br />
a) ISIM DZAT ( اِسْم ذَات ) atau ISIM JINS ( اِسْم جِنْس )<br />
Contoh: رَجُلٌ (=orang), أَسَدٌ (=singa), نَهْرٌ (=sungai)<br />
b) ISIM MA'NA ( اِسْم مَعْنَى ) atau MASHDAR ( مَصْدَر )<br />
Contoh: عِلْمٌ (=ilmu), عَدْلٌ (=keadilan), شَجَاعَةٌ (=keberanian)<br />
Mashdar adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan penunjukan waktu. Berbeda dengan Fi'il yang terikat dengan waktu, apakah di waktu lampau, sekarang atau akan datang. Contoh:<br />
أُرِيْدُ أَنْ أُصَلِّيْ (= aku ingin shalat) --> أُصَلِّي (= aku shalat) : Fi'il<br />
أُرِيْدُ صَلاَةً (= aku ingin shalat) --> صَلاَة (= shalat) : Mashdar (Isim)<br />
Setiap Fi'il memiliki Mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari sebuah Fi'il. WAZAN (وَزْن) atau Timbangan (pola pembentukan) Mashdar sangat beragam. Perhatikan contoh pembentukan Mashdar di bawah ini:<br />
Wazan Perubahan dari Fi'il ke Mashdar Tarjamah<br />
فَعْلٌ نَصَرَ - يَنْصُرُ - نَصْرٌ = menolong<br />
فِعْلٌ ذَكَرَ - يَذْكُرُ - ذِكْرٌ = mengingat, menyebut<br />
فُعَالٌ بَكَى - يَبْكِيَ - بُكَاءٌ = menangis<br />
فِعَالٌ قَامَ - يَقُوْمُ - قِيَامٌ = berdiri<br />
فُعُوْلٌ سَجَدَ - يَسْجُدُ - سُجُوْدٌ = bersujud<br />
إِفْعَالٌ أَطْعَمَ - يُطْعِمُ - إِطْعَامٌ = memberi makan<br />
فِعَالَةٌ زَرَعَ - يَزْرَعُ - زِرَاعَةٌ = bertani<br />
تَعْفِيْلٌ عَلَّمَ - يُعَلِّمُ - تَعْلِيْمٌ = mengajar, memberitahu<br />
تَفْعِلَةٌ ذَكَّرَ - يُذَكِّرُ - تَذْكِرَةٌ = mengingatkan<br />
Pahamilah baik-baik nama-nama dan bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.<br />
اِسْم مُشْتَق<br />
ISIM MUSYTAQ<br />
Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:<br />
1. ISIM FA'IL ( اِسْم فَاعِل ) atau Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan).<br />
Isim Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu: <br />
a) فَاعِلٌ bila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf)<br />
b) مُفْعِلٌ bila berasal dari Fi'il yang lebih dari tiga huruf<br />
Fi'il Isim Fa'il<br />
عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui) عَالِمٌ (=yang mengetahui)<br />
نَامَ - يَنَامُ (=tidur) نَائِمٌ (=yang tidur)<br />
أَكَلَ - يَأْكُلُ (=makan) آكِلٌ (=yang makan)<br />
أَسْلَمَ - يُسْلِمُ (=menyerah) مُسْلِمٌ (=yang menyerah)<br />
أَنْفَقَ - يُنْفِقُ (=berinfak) مُنْفِقٌ (=yang berinfak)<br />
اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ (=mohon ampun) مُسْتَغْفِرٌ (=yang mohon ampun)<br />
Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( مُبَالَغَة ) dari Isim Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:<br />
Fi'il Isim Fa'il Isim Mubalaghah<br />
عَلِمَ-يَعْلَمُ عَالِمٌ عَلِيْمٌ / عَلاَّمٌ (=yang sangat mengetahui)<br />
غَفَرَ-يَغْفِرُ غَافِرٌ غَفُوْرٌ / غَفَّارٌ (=yang suka mengampuni)<br />
نَامَ-يَنَامُ نَائِمٌ نَئِيْمٌ / نَوَّامٌ (=yang banyak tidur)<br />
أَكَلَ-يَأْكُلُ آكِلٌ أَكِيْلٌ / أَكَّالٌ (=yang banyak makan)<br />
2. SIFAT MUSYABBAHAH ( صِفَة مُشَبَّهَة ) ialah Isim yang menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya:<br />
Fi'il Isim Fa'il Sifat Musyabbahah<br />
فَرِحَ-يَفْرَحُ (=senang) فَارِحٌ فَرِحٌ (=orang senang)<br />
عَمِيَ-يَعْمَى (=buta) عَامِيٌ أَعْمَى (=orang buta)<br />
مَاتَ-يَمُوْتُ (=mati) مَائِتٌ مَيِّتٌ (= orang mati)<br />
جَاعَ-يَجُوْعُ (=lapar) جَائِعٌ جَوْعَانٌ (= orang kelaparan)<br />
3. ISIM MAF'UL ( اِسْم مَفْعُوْل ) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.<br />
Fi'il Isim Maf'ul<br />
غَفَرَ - يَغْفِرُ (=mengampuni) مَغْفُوْرٌ (=yang diampuni)<br />
عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui) مَعْلُوْمٌ (=yang diketahui)<br />
بَاعَ - يَبِيْعُ (=menjual) مَبِيْعٌ (=yang dijual)<br />
قَالَ - يَقُوْلُ (=berkata) مَقَالٌ (=yang diucapkan)<br />
4. ISIM TAFDHIL ( اِسْم تَفْضِيْل ) ialah Isim yang menunjukkan arti "lebih" atau "paling". Wazan (pola) umum Isim Tafdhil adalah: أَفْعَلُ . Contoh: <br />
Isim Fa'il Isim Mubalaghah Isim Tafdhil<br />
عَالِمٌ عَلِيْمٌ (=sangat mengetahui) أَعْلَمُ (=yang lebih mengetahui)<br />
كَابِرٌ كَبِيْرٌ (=sangat besar) أَكْبَرُ (=yang lebih besar)<br />
قَارِبٌ قَرِيْبٌ (=sangat dekat) أَقْرَبُ (=yang lebih dekat)<br />
فَاضِلٌ فَضِيْلٌ (=sangat utama) أَفْضَلُ (=yang lebih utama)<br />
Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:<br />
Sifat Musyabbahah Isim Tafdhil<br />
شَدِيْدٌ (=yang sangat) أَشَدُّ (=yang lebih sangat)<br />
حَقِيْقٌ (=yang berhak) أَحَقُّ (=yang lebih berhak)<br />
عَزِيْزٌ (=yang mulia) أَعَزُّ (=yang lebih mulia)<br />
5. ISIM ZAMAN ( اِسْم زَمَان ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM MAKAN ( اِسْم مَكَان ) yaitu Isim yang menunjukkan tempat.<br />
Fi'il Isim Zaman/Makan<br />
كَتَبَ / يَكْتُبُ (=menulis) مَكْتَبٌ (=kantor)<br />
لَعِبَ / يَلْعَبُ (=bermain) مَلْعَبٌ (=tempat bermain)<br />
سَجَدَ / يَسْجُدُ (=bersujud) مَسْجِدٌ (=masjid)<br />
وَلَدَ / يَلِدُ (=melahirkan) مَوْلِدٌ (=hari kelahiran)<br />
وَعَدَ / يَعِدُ (=menjanjikan) مَوْعِدٌ (=hari yang dijanjikan)<br />
اِجْتَمَعَ / يَجْتَمِعُ (=berkumpul) مُجْتَمَعٌ (=perkumpulan, pertemuan)<br />
6. ISIM ALAT ( اِسْم آلَة ) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu Fi'il atau pekerjaan.<br />
Fi'il Isim Alat<br />
فَتَحَ / يَفْتَحُ (=membuka) مِفْتَاحٌ (=kunci)<br />
وَزَنَ / يَزِنُ (=menimbang) مِيْزَانٌ (=timbangan)<br />
جَلَسَ / يَجْلِسُ (=duduk) مَجْلِسٌ (=tempat duduk)<br />
جَهَرَ / يَجْهَرُ (=nyaring) مِجْهَرٌ (=pengeras suara)<br />
Pahamilah baik-baik semua jenis-jenis Isim yang terdapat dalam pelajaran ini serta contoh-contohnya sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.<br />
فِعْل مُجَرَّد<br />
FI'IL MUJARRAD<br />
Menurut asal kata dan pembentukannya, Fi'il terbagi dua:<br />
1. FI'IL MUJARRAD ( فِعْل مُجَرَّد ) yaitu fi'il yang semua hurufnya asli.<br />
2. FI'IL MAZID ( فِعْل مَزِيْد ) yaitu fi'il yang mendapat huruf tambahan.<br />
Fi'il Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FI'IL MUJARRAD TSULATSI ( فِعْل مُجَرَّد ثُلاَثِي ) dan mempunyai enam wazan ( وَزْن ) atau timbangan (pola huruf dan harakat) yakni:<br />
1. فَعَلَ - يَفْعُلُ misalnya: نَصَرَ - يَنْصُرُ (=menolong)<br />
2. فَعَلَ - يَفْعِلُ misalnya: جَلَسَ - يَجْلِسُ (=duduk)<br />
3. فَعَلَ - يَفْعَلُ misalnya: فَتَحَ - يَفْتَحُ (=membuka)<br />
4. فَعِلَ - يَفْعَلُ misalnya: عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui)<br />
5. فَعُلَ - يَفْعُلُ misalnya: كَثُرَ - يَكْثُرُ (=menjadi banyak)<br />
6. فَعِلَ - يَفْعِلُ misalnya: حَسِبَ - يَحْسِبُ (=menghitung)<br />
Disamping Fi'il Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fi'il Mujarrad Ruba'i ( فِعْل مُجَرَّد رُبَاعِي ) yang terdiri dari empat huruf. Fi'il Mujarrad Ruba'i ini hanya mempunyai satu wazan yaitu: فَعْلَلَ - يُفَعْلِلُ .<br />
Contoh: تَرْجَمَ - يُتَرْجِمُ (=menerjemahkan), وَسْوَسَ - يُوَسْوِسُ (=membisikkan waswas), زَلْزَلَ - يُزَلْزِلُ (=menggoncang-goncangkan).<br />
Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Mujarrad Tsulatsi dari al-Quran dan al-Hadits untuk setiap wazan di atas, beserta artinya masing-masing.<br />
فِعْل مَزِيْد<br />
FI'IL MAZID<br />
Fi'il Mazid berasal dari Fi'il Mujarrad yang mendapat tambahan huruf:<br />
1) Fi'il Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti: <br />
a. أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (huruf tambahannya: Hamzah di awal kata)<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
دَخَلَ - يَدْخُلُ (=masuk) أَدْخَلَ - يُدْخِلُ (=memasukkan)<br />
خَرَجَ - يَخْرُجُ (=keluar) أَخْرَجَ - يُخْرِجُ (=mengeluarkan)<br />
رَسَلَ - يَرْسُلُ (=lepas) أَرْسَلَ - يُرْسِلُ (=melepas, mengirim)<br />
b. فَعَّلَ - يُفَعِّلُ (huruf tambahannya: huruf tengah yang digandakan/tasydid)<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
قَدِمَ - يَقْدِمُ (=datang) قَدَّمَ - يُقَدِّمُ (=mendatangkan)<br />
عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui) عَلَّمَ - يُعَلِّمُ (=mengajar)<br />
نَزَلَ - يَنْزِلُ (=turun) نَزَّلَ - يُنَزِّلُ (=menurunkan)<br />
c. فَاعَلَ - يُفَاعِلُ (huruf tambahannya: Mad Alif setelah huruf pertama)<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
قَتَلَ - يَقْتُلُ (=membunuh) قَاتَلَ - يُقَاتِلُ (=berperang)<br />
فَرَقَ - يَفْرَقُ (=memisah) فَارَقَ - يُفَارِقُ (=berpisah)<br />
سَبَقَ - يَسْبِقُ (=mendahului) سَابَقَ - يُسَابِقُ (=berlomba)<br />
2. Fi'il Mazid dengan tambahan dua huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti:<br />
a. اِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ (huruf tambahannya: Alif dan Nun di awal kata).<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
طَلَقَ - يَطْلِقُ (=menceraikan) اِنْطَلَقَ - يَنْطَلِقُ (=pergi)<br />
فَطَرَ - يَفْطِرُ (=membelah) اِنْفَطَرَ - يَنْفَطِرُ (=terbelah)<br />
قَلَبَ - يَقْلِبُ (=membalik) اِنْقَلَبَ - يَنْقَلِبُ (=terbalik)<br />
b. اِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ (huruf tambahannya: Alif di awal dan Ta di tengah)<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
جَمَعَ - يَجْمَعُ (=mengumpulkan) اِجْتَمَعَ - يَجْتَمِعُ (=berkumpul)<br />
نَشَرَ - يَنْشُرُ (=menyebarkan) اِنْتَشَرَ - يَنْتَشِرُ (=tersebar)<br />
لَمَسَ - يَلْمِسُ (=meraba) اِلْتَمَسَ - يَلْتَمِسُ (=meraba-raba)<br />
c. اِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ (huruf tambahannya: Alif di awal dan huruf ganda di akhir)<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
بَيَضَ - يَبِيْضُ (=putih) اِبْيَضَّ - يَبْيَضُّ (=memutih)<br />
حَمُرَ - يَحْمِرُ (=merah) اِحْمَرَّ - يَحْمَرُّ (=memerah)<br />
سَوِدَ - يَسْوِدُ (= hitam) اِسْوَدَّ - يَسْوَدُّ (=menghitam)<br />
d. تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ (huruf tambahan: Ta di awal dan Mad Alif di tengah)<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
حَسَدَ - يَحْسُدُ (=dengki) تَحَاسَدَ - يَتَحَاسَدُ (=saling dengki)<br />
عَرَفَ - يَعْرِفُ (=kenal) تَعَارَفَ - يَتَعَارَفُ (=saling kenal)<br />
سَأَلَ - يَسْأَلُ (= bertanya) تَسَائَلَ - يَتَسَائَلُ (=saling bertanya)<br />
e. تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ (huruf tambahannya: Ta di awal dan huruf ganda di tengah)<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui) تَعَلَّمَ - يَتَعَلَّمُ (=belajar)<br />
كَبُرَ - يَكْبِرُ (=besar) تَكَبَّرَ - يَتَكَبَّرُ (=membesarkan diri)<br />
فَكَرَ - يَفْكِرُ (= berfikir) تَفَكَّرَ - يَتَفَكَّرُ (=memusatkan fikiran)<br />
3. Fi'il Mazid dengan tambahan tiga huruf. Wazan yang biasa ditemukan adalah: اِسْتَفْعَلَ - يَسْتَفْعِلُ (huruf tambahannya: Alif, Sin dan Ta di awal kata).<br />
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid<br />
غَفَرَ - يَغْفِرُ (=mengampuni) اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ (=mohon ampun)<br />
قَبِلَ - يَقْبَلُ (=menerima) اِسْتَقْبَلَ - يَسْتَقْبِلُ (=menghadap)<br />
خَرَجَ - يَخْرُجُ (= keluar) اِسْتَخْرَجَ - يَسْتَخْرِجُ (=minta keluar)<br />
Carilah contoh-contoh Fi'il Mazid dari al-Quran dan al-Hadits dan masukkan ke dalam wazan-wazan yang sesuai serta carilah artinya masing-masing.<br />
إِعْرَاب اْلاِسْم<br />
I'RAB ISIM<br />
I'rab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata sesuai dengan kedudukan kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya, Isim bisa mengalami tiga macam I'rab yaitu:<br />
1. I'RAB RAFA' ( رَفْع ) atau Subjek; dengan tanda pokok: Dhammah ( ُ )<br />
2. I'RAB NASHAB ( نَصْب ) atau Objek; dengan tanda pokok: Fathah ( َ )<br />
3. I'RAB JARR ( جَرّ ) atau Keterangan; dengan tanda pokok: Kasrah ( ِ )<br />
Perhatikan contoh dalam kalimat di bawah ini:<br />
جَاءَ الطُّلاَّبُ = datang siswa-siswa<br />
رَأَيْتُ الطُّلاَّبَ = aku melihat siswa-siswa<br />
سَلَّمْتُ عَلَى الطُّلاَّبِ = aku memberi salam kepada siswa-siswa<br />
Isim الطُّلاَّب (=siswa-siswa) pada contoh di atas mengalami tiga macam I'rab:<br />
1) I'rab Rafa' (Subjek) dengan tanda Dhammah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبُ )<br />
2) I'rab Nashab (Objek) dengan tanda Fathah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبَ )<br />
3) I'rab Jarr (Keterangan) dengan tanda Kasrah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبِ )<br />
Alamat I'rab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah (عَلاَمَات اْلأَصْلِيَّة) atau tanda-tanda asli (pokok). <br />
Perlu diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata. Dalam hal ini, Isim terbagi dua: <br />
1) ISIM MU'RAB ( اِسْم مُعْرَب ) yaitu Isim yang bisa mengalami I'rab. Kebanyakan Isim adalah Isim Mu'rab artinya bisa berubah bentuk/baris akhirnya, tergantung kedudukannya dalam kalimat.<br />
2) ISIM MABNI ( اِسْم مَبْنِي ) yaitu Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah I'rab. Yang termasuk Isim Mabni adalah: Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata Sambung), Isim Istifham (Kata Tanya).<br />
Perhatikan contoh Isim Mabni dalam kalimat-kalimat di bawah ini:<br />
جَاءَ هَؤُلاَءِ = datang (mereka) ini<br />
رَأَيْتُ هَؤُلاَءِ = aku melihat (mereka) ini<br />
سَلَّمْتُ عَلَى هَؤُلاَءِ = aku memberi salam kepada (mereka) ini<br />
Dalam contoh-contoh di atas terlihat bahwa Isim Isyarah هَؤُلاَءِ (=ini) tidak mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata, meskipun kedudukannya dalam kalimat berubah-ubah, baik sebagai Subjek, Objek maupun Keterangan. Isim Isyarah termasuk diantara kelompok Isim Mabni.<br />
Bila anda telah memahami baik-baik tentang pengertian I'rab dan tanda-tanda aslinya, marilah kita melanjutkan pelajaran tentang Isim Mu'rab.<br />
اِسْم مَرْفُوْع<br />
ISIM MARFU'<br />
Isim yang mengalami I'rab Rafa' dinamakan Isim Marfu' yang terdiri dari:<br />
1) Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:<br />
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ = rumah itu besar<br />
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ جَمِيْلٌ = rumah itu besar (lagi) indah<br />
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ جَمِيْلٌ = rumah besar itu indah<br />
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ جَمِيْلٌ وَاسِعٌ = rumah besar itu indah (lagi) luas<br />
Dalam contoh di atas terlihat bahwa semua Isim yang terdapat dalam Jumlah Ismiyyah adalah Marfu' (mengalami I'rab Rafa'), tandanya adalah Dhammah.<br />
2) Fa'il (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fa'il (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah Fi'liyyah (Kalimat Verbal). Contoh:<br />
جَاءَ مُحَمَّدٌ = Muhammad datang<br />
يَغْلِبُ عُمَرُ = Umar menang<br />
يُغْلَبُ الْكَافِرُ = orang kafir itu dikalahkan<br />
لُعِنَ الشَّيْطَانُ = syaitan itu dilaknat<br />
مُحَمَّدٌ (=Muhammad) --> Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah<br />
عُمَرُ (=Umar) --> Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah<br />
الْكَافِرُ (=orang kafir) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah.<br />
الشَّيْطَانُ (=syaitan) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah.<br />
Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.<br />
اِسْم مَنْصُوْب<br />
ISIM MANSHUB<br />
Isim yang terkena I'rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub adalah semua Isim selain Fa'il atau Naib al-Fa'il dalam Jumlah Fi'liyyah.<br />
1) MAF'UL (مَفْعُوْل) yakni Isim yang dikenai pekerjaan (Objek Penderita). <br />
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ = Muhammad membaca al-Quran<br />
القُرْآنَ (= al-Quran) --> Maf'ul --> Manshub dengan tanda fathah.<br />
2) MASHDAR ( مَصْدَر ) yakni Isim yang memiliki makna Fi'il dan berfungsi untuk menjelaskan atau menegaskan (menguatkan) arti dari Fi'il.<br />
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ تَرْتِيْلاً = Muhammad membaca al-Quran dengan tartil (perlahan-lahan)<br />
تَرْتِيْلاً (= perlahan-lahan) --> Mashdar --> Manshub dengan tanda fathah.<br />
3) HAL ( حَال ) ialah Isim yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan Fa'il atau Maf'ul ketika berlangsungnya pekerjaan.<br />
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ خَاشِعًا = Muhammad membaca al-Quran dengan khusyu'<br />
خَاشِعًا (= orang yang khusyu') --> Hal --> Manshub dengan tanda fathah. <br />
4) TAMYIZ ( تَمْيِيْز ) ialah Isim yang berfungsi menerangkan maksud dari Fi'il dalam hubungannya dengan keadaan Fa'il atau Maf'ul.<br />
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ عِبَادَةً = Muhammad membaca al-Quran sebagai suatu ibadah<br />
عِبَادَةً (= ibadah) --> Tamyiz --> Manshub dengan tanda fathah. <br />
5) ZHARAF ZAMAN (ظَرْف زَمَان) atau Keterangan Waktu dan ZHARAF MAKAN (ظَرْف مَكَان) atau Keterangan Tempat.<br />
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ لَيْلاً = Muhammad membaca al-Quran pada suatu malam<br />
لَيْلاً (= malam) --> Zharaf Zaman --> Manshub dengan tanda fathah. <br />
Diantara Zharaf Zaman: يَوْمَ (=pada hari), اَلْيَوْمَ (=pada hari ini), لَيْلاً (=pada malam hari), نَهَارًا (=pada siang hari), صَبَاحًا (=pada pagi hari), مَسَاءً (=pada sore hari), غَدًا (=besok), اْلآنَ (=sekarang), dan sebagainya. <br />
Diantara Zharaf Makan: أَمَامَ (=di depan), خَلْفَ (=di belakang), وَرَاءَ (=di balik), فَوْقَ (=di atas), تَحْتَ (=di bawah), عِنْدَ (=di sisi), حَوْلَ (=di sekitar), بَيْنَ (=di antara), جَانِبَ (=di sebelah), dan sebagainya.<br />
6) Mudhaf yang berfungsi sebagai MUNADA (مُنَادَى) atau Seruan/Panggilan.<br />
رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul Allah) adalah Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bila berfungsi sebagai Munada, maka kata رَسُوْل (=Rasul) sebagai Mudhaf menjadi Manshub.<br />
يَا رَسُوْلَ اللهِ = Wahai Rasul Allah<br />
Sedangkan bila Munada itu adalah Isim Mufrad yang bukan merupakan Mudhaf-Mudhaf Ilaih, maka Isim tersebut tetap dalam bentuk Marfu'. Contoh:<br />
يَا مُحَمَّدُ = Wahai Muhammad<br />
7) MUSTATSNA ( مُسْتَثْنَى ) atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA (اِسْتِثْنَى ) atau Pengecuali. Contoh:<br />
حَضَرَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ زَيْدًا = para siswa telah hadir kecuali Zaid<br />
إِلاَّ (=kecuali) --> Istitsna (Pengecuali).<br />
زَيْدًا (=Zaid) --> Mustatsna (Perkecualian) --> Manshub dengan tanda Fathah<br />
Kata-kata yang biasa menjadi Istitsna antara lain: <br />
إِلاَّ - غَيْرَ - سِوَى - خَلاَ - عَدَا - حِشَا<br />
Semuanya biasa diterjemahkan: kecuali, selain.<br />
Isim yang berkedudukan sebagai Mustatsna tidak selalu harus Manshub. Mustatsna bisa menjadi Marfu' dalam keadaan sebagai berikut:<br />
a) Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu'. Contoh:<br />
مَا قَامَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ زَيْدًا = para siswa tidak berdiri kecuali Zaid<br />
مَا قَامَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ زَيْدٌ = para siswa tidak berdiri kecuali Zaid<br />
Kalimat di atas adalah Kalimat Negatif (ada kata: tidak) dan disebutkan Subjek yang dikecualikan darinya yaitu الطُّلاَّبُ (=para siswa) maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh pula Marfu' (زَيْدًا atau زَيْدٌ).<br />
b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa'il maka ia harus mengikuti kaidah I'rab yakni menjadi Marfu'. Contoh:<br />
مَا قَامَ إِلاَّ زَيْدٌ = tidak berdiri kecuali Zaid<br />
Mustatsna menjadi Marfu' karena berkedudukan sebagai Fa'il (زَيْدٌ) dan berada dalam Kalimat Negatif yang tidak disebutkan Subjek yang dikecualikan darinya. <br />
اِسْم مَجْرُوْر<br />
ISIM MAJRUR<br />
Isim yang terkena I'rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:<br />
1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: بِ (=dengan), لِ (=untuk), فِيْ (=di, dalam), عَلَى (=atas), إِلَى (=ke), مِنْ (=dari), كَـ (=bagai), حَتَّى (=hingga), وَ / تَـ untuk sumpah (=demi ...). <br />
Perhatikan contoh-contoh berikut:<br />
أَعُوْذُ بِاللهِ = aku berlindung kepada Allah<br />
أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ = aku shalat di masjid<br />
وَالْعَصْرِ = demi masa!<br />
الله / الْمَسْجِد/ الْعَصْر pada kalimat-kalimat di atas adalah Isim Majrur karena didahului/dimasuki oleh Harf Jarr. Tanda Majrurnya adalah Kasrah.<br />
2) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh:<br />
رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul Allah) --> رَسُوْلُ [Mudhaf], اللهِ [Mudhaf Ilaih]<br />
أَهْلُ الْكِتَابِ (=ahlul kitab) --> أَهْلُ [Mudhaf], الْكِتَابِ [Mudhaf Ilaih]<br />
Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:<br />
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ = berkata Rasul Allah<br />
أُحِبُّ رَسُوْلَ اللهِ = saya mencintai Rasul Allah<br />
نُؤْمِنُ بِرَسُوْلِ اللهِ = kami beriman kepada Rasul Allah<br />
Dalam contoh-contoh di atas, Isim رَسُوْل merupakan Mudhaf dan bentuknya bisa Marfu' (contoh pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga). Adapun kata الله sebagai Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur.<br />
3) Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.<br />
يَجْلِسُوْنَ أَمَامَ الْبَيْتِ = mereka duduk-duduk di depan rumah<br />
أَقُوْمُ تَحْتَ الشَّجَرَةِ = aku berdiri di bawah pohon<br />
Dalam contoh di atas, Isim الْبَيْتِ (=rumah) dan Isim الشَّجَرَةِ (=pohon) adalah Isim Majrur dengan tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf أَمَامَ (=di depan) dan تَحْتَ (=di bawah). Dalam hal ini, kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf sedang Isim yang mengikutinya merupakan Mudhaf Ilaih.<br />
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.<br />
إِنَّ وَ كَانَ وَ أَخَوَاتُهُمَا<br />
"INNA" DAN "KANA" SERTA "KAWAN-KAWANNYA"<br />
Kata إِنَّ (=sesungguhnya) dan كَانَ (=adalah) serta kawan-kawannya sedikit mengubah kaidah I'rab yang telah kita pelajari sebelumnya sebagai berikut: <br />
1) Bila Harf إِنَّ (=sesungguhnya) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah ataupun Jumlah Fi'liyyah maka Mubtada' atau Fa'il yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub. Perhatikan contoh di bawah ini:<br />
Jumlah tanpa Inna Jumlah dengan Inna<br />
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ إِنَّ الْبَيْتَ كَبِيْرٌ<br />
(=rumah itu besar) (=sesungguhnya rumah itu besar)<br />
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ لَكِنَّ اَلْبَيْتَ الْكَبِيْرَ غَالٌ<br />
(=rumah besar itu mahal) (=akan tetapi rumah besar itu mahal)<br />
نَصَرَ اللهُ الْمُؤْمِنَ لَعَلَّ اللهَ يَنْصُرُ الْمُؤْمِنَ<br />
(=Allah menolong mukmin) (=semoga Allah menolong mukmin)<br />
Yang termasuk kawan-kawan إِنَّ antara lain: <br />
أَنَّ (=bahwasanya), كَأَنَّ (=seolah-olah), لَكِنَّ (=akan tetapi), لَعَلَّ (=agar supaya), لَيْتَ (=andaisaja), لاَ (=tidak, tidak ada).<br />
2) Bila Fi'il كَانَ (=adalah) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah maka Khabar yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub. <br />
Jumlah tanpa Kana Jumlah dengan Kana<br />
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ كَانَ الْبَيْتُ كَبِيْرًا<br />
(=rumah itu besar) (=adalah rumah itu besar)<br />
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ جَمِيْلٌ ظَلَّ الْبَيْتُ كَبِيْرًا جَمِيْلاً<br />
(=rumah itu besar lagi cantik) (=jadilah rumah itu besar lagi cantik)<br />
مُحَمَّدٌ سَعِيْدٌ مَا زَالَ مُحَمَّدٌ سَعِيْدًا<br />
(=Muhammad bahagia) (=Muhammad senantiasa bahagia)<br />
Adapun yang termasuk kawan-kawan كَانَ (=adalah) antara lain: <br />
أَصْبَحَ / أَضْحَى / ظَلَّ / أَمْسَى / بَاتَ / صَارَ (=menjadi),<br />
مَا زَالَ (=senantiasa), مَا دَامَ (=selama), مَا (=tidak), لَيْسَ (=tidak).<br />
Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.<br />
عَلاَمَات الْفَرْعِيَّة<br />
ALAMAT FAR'IYYAH (TANDA-TANDA CABANG)<br />
Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat Alamat Ashliyyah atau tanda-tanda asli (pokok) dari I'rab yaitu baris Dhammah untuk I'rab Rafa', baris Fathah untuk I'rab Nashab, dan baris Kasrah untuk I'rab Jarr. <br />
Diantara bentuk-bentuk Isim, ada yang menggunakan tanda-tanda yang berbeda dari Alamat Ashliyyah untuk menunjukkan I'rab Rafa', Nashab atau Jarr tersebut, karena bentuknya yang khas, mereka menggunakan Alamat Far'iyyah yaitu:<br />
1) Isim Mutsanna (Kata Benda Dual). <br />
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Alif-Nun ( ان )<br />
b. I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )<br />
جَاءَ رَجُلاَنِ = datang dua orang lelaki<br />
رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ = aku melihat dua orang lelaki<br />
سَلَّمْتُ عَلَى رَجُلَيْنِ = aku memberi salam kepada dua orang lelaki<br />
2) Isim Jamak Mudzakkar Salim (Kata Benda Jamak Laki-laki Beraturan).<br />
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau-Nun ( ون )<br />
b. I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )<br />
جَاءَ الْمُسْلِمُوْنَ = datang kaum muslimin<br />
رَأَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ = aku melihat kaum muslimin<br />
سَلَّمْتُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ = aku memberi salam kepada kaum muslimin<br />
3) Al-Asma' al-Khamsah ( اَلأَسْمَاء الْخَمْسَة ) atau "isim-isim yang lima" yakni: أَبٌ (=ayah), أَخٌ (=saudara), حَمٌ (=ipar), ذُوْ (=pemilik) dan فَمٌ (=mulut). Isim-isim ini memiliki perubahan bentuk yang khas sebagai berikut:<br />
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau ( و ) di akhirnya<br />
b. I'rab Nashab ditandai dengan huruf Alif ( ا ) di akhirnya<br />
c. I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya ( ي ) di akhirnya<br />
جَاءَ أَبُوْ بَكْرٍ = datang Abubakar<br />
رَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ = aku melihat Abubakar<br />
سَلَّمْتُ عَلَى أَبِيْ بَكْرٍ = aku memberi salam kepada Abubakar<br />
Hafalkanlah kelompok-kelompok Isim yang mempunyai tanda-tanda I'rab yang khas ini, sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.<br />
اِسْم غَيْرُ مُنَوَّن<br />
ISIM GHAIRU MUNAWWAN (Isim yang Tidak Menerima Tanwin)<br />
Dalam kaitannya tentang Alamat I'rab Far'iyyah (tanda-tanda I'rab cabang), kita harus mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin maupun kasrah (hanya menerima baris dhammah dan fathah). <br />
Isim-isim ini dinamakan ISIM GHAIRU MUNAWWAN yang terdiri dari:<br />
1) Semua Isim 'Alam (Nama) yang diakhiri dengan Ta Marbuthah (meskipun ia adalah Mudzakkar). Misalnya: فَاطِمَةُ (=Fatimah), آمِنَةُ (=Aminah), مَكَّةُ (=Makkah), مُعَاوِيَةُ (=Muawiyah), حَمْزَةُ (=Hamzah), dan sebagainya. <br />
2) Semua Isim 'Alam Muannats (meskipun tidak diakhiri dengan Ta Marbuthah). Misalnya: خَدِيْجَةُ (=Khadijah), سَوْدَةُ (=Saudah), زَيْنَبُ (=Zainab), بَغْدَادُ (=Bagdad), دِمَشْقُ (=Damaskus), dan sebagainya. <br />
3) Isim 'Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa 'ajam (bukan Arab). Misalnya: إِبْرَاهِيْمُ (=Ibrahim), دَاوُدُ (=Dawud), يُوْسُفُ (=Yusuf), فِرْعَوْنُ (=Fir'aun), قَارُوْنُ (=Qarun), dan sebagainya. <br />
4) Isim 'Alam yang menggunakan wazan (pola/bentuk) Fi'il. Misalnya: يَزِيْدُ (=Yazid), أَحْمَدُ (=Ahmad), يَثْرِبُ (=Yatsrib), dan sebagainya.<br />
5) Isim 'Alam yang menggunakan wazan فُعَل . Misalnya: عُمَرُ (=Umar), زُحَلُ (=Zuhal), جُحَا (=Juha), dan sebagainya.<br />
6) Semua Isim, baik Isim 'Alam maupun bukan, yang diakhiri dengan huruf Alif-Nun. Misalnya: عُثْمَانُ (=Utsman), سُلَيْمَانُ (=Sulaiman), رَمَضَانُ (=Ramadhan), جَوْعَانُ (=lapar), غَضْبَانُ (=marah), dan sebagainya. <br />
7) Semua Isim yang menggunakan wazan (pola/bentuk) أَفْعَل . Misalnya: أَفْضَلُ (=lebih utama), أَكْبَرُ (=lebih besar), أَسْوَدُ (=hitam), dan sebagainya.<br />
8) Isim Jamak yang mempunyai wazan yang di tengahnya terdapat Mad Alif. Misalnya: رَسَائِلُ (=surat-surat), أَنَاشِيْدُ (=nasyid-nasyid), شَوَارِعُ (=jalan-jalan), قَبَائِلُ (=suku-suku), dan sebagainya. <br />
9) Isim 'ADAD (عَدَد) atau Bilangan dari satu sampai sepuluh yang menggunakan wazan فَعَال atau مَفْعَل . Misalnya: ثُلاَثُ (=tiga), رُبَاعُ (=empat), خُمَاسُ (=lima), مَعْشَرُ (=kelompok), dan sebagainya.<br />
10) Isim أُخَرُ (=yang lain) yang merupakan bentuk Jamak dari أُخْرَى .<br />
11) Isim yang huruf akhirnya berupa Alif Mamdudah ( أَلِف مَمْدُوْدَة ) atau Alif Lurus ( اء ). Misalnya: زَهْرَاءُ (=yang berkilau), عُلَمَاءُ (=orang-orang berilmu), أَصْدِقَاءُ (=teman-teman), dan sebagainya. <br />
Seperti dinyatakan di awal tadi, Isim-isim di atas huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin dan kasrah. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan I'rab, Isim Ghairu Munawwan mempunyai alamat atau tanda-tanda I'rab sebagai berikut:<br />
a. I'rab Rafa' dan I'rab Nashab tetap menggunakan Alamat Ashliyyah yakni baris Dhammah untuk I'rab Rafa' dan baris Fathah untuk I'rab Nashab. <br />
b. I'rab Jarr tidak menggunakan baris Kasrah melainkan baris Fathah.<br />
جَاءَ سُلَيْمَانُ = datang Sulaiman<br />
رَأَيْتُ سُلَيْمَانَ = aku melihat Sulaiman<br />
سَلَّمْتُ عَلَى سُلَيْمَانَ = aku memberi salam kepada Sulaiman<br />
Sebagai perkecualian, bila Isim-isim tersebut menggunakan awalan Alif-Lam Ma'rifah, maka ia menerima baris kasrah bila terkena I'rab Jarr. Perhatikan:<br />
سَلَّمْتُ عَلَى قَبَائِلَ = aku memberi salam kepada suku-suku<br />
سَلَّمْتُ عَلَى الْقَبَائِلِ = aku memberi salam kepada suku-suku itu<br />
سَلَّمْتُ عَلَى عُلَمَاءَ = aku memberi salam kepada para ulama<br />
سَلَّمْتُ عَلَى الْعُلَمَاءِ = aku memberi salam kepada para ulama itu<br />
Namun masih ada lagi kelompok Isim Ghairu Munawwan yang huruf akhirnya selalu tetap, tidak mengalami perubahan baris apapun. Yaitu:<br />
12) Isim-isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah ( أَلِف مَقْصُوْرَة ) atau Alif Bengkok ( ى tanpa titik dua). Misalnya: مُوْسَى (=Musa), عِيْسَى (=Isa), هُدَى (=petunjuk), طُوَى (=Thuwa: nama bukit), dan sebagainya. <br />
Isim-isim ini huruf akhirnya tidak pernah berubah, dalam keadaan I'rab apapun. <br />
جَاءَ مُوْسَى = datang Musa<br />
رَأَيْتُ مُوْسَى = aku melihat Musa<br />
سَلَّمْتُ عَلَى مُوْسَى = aku memberi salam kepada Musa<br />
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.<br />
إِعْرَب فِعْل الْمُضَارِع<br />
I'RAB FI'IL MUDHARI'<br />
Fi'il Mudhari' juga mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata bila didahului oleh harf-harf tertentu. Fi'il Mudhari mengenal tiga macam I'rab:<br />
1) I'RAB RAFA' ialah bentuk asal dari Fi'il Mudhari' dengan alamat (tanda):<br />
a. Baris Dhammah: أَفْعَلُ / نَفْعَلُ / تَفْعَلُ / يَفْعَلُ<br />
b. Huruf Nun: تَفْعَلِيْنَ / تَفْعَلاَنِ / تَفْعَلُوْنَ / يَفْعَلاَنِ / يَفْعَلُوْنَ<br />
2) I'RAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah:<br />
a. Baris Fathah: أَفْعَلَ / نَفْعَلَ / تَفْعَلَ / يَفْعَلَ<br />
b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا<br />
Adapun yang termasuk Harf Nashab ialah: أَنْ (=bahwa), لَنْ (=tidak akan), إِذَنْ (=kalau begitu), كَيْ (=supaya), حَتَّى (=hingga), لـِ (=untuk).<br />
Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:<br />
Fi'il Mudhari' Rafa' Fi'il Mudhari' Nashab<br />
أَنَا أَكْتُبُ الدَّرْسَ أُرِيْدُ أَنْ أَكْتُبَ الدَّرْسَ<br />
(=saya menulis pelajaran) (=saya mau menulis pelajaran)<br />
هُمْ يَدْرُسُوْنَ. هُمْ يَفْهَمُوْنَ. هُمْ يَدْرُسُوْنَ حَتَّى يَفْهَمُوْا<br />
(=mereka belajar. mereka mengerti) (=mereka belajar hingga mengerti)<br />
3) I'RAB JAZM ( جَزْم ) bila dimasuki Harf Jazm. Alamatnya ada tiga:<br />
a. Baris Sukun: أَفْعَلْ / نَفْعَلْ / تَفْعَلْ / يَفْعَلْ<br />
b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا<br />
c. Hilangnya huruf 'Illat ( عِلَّة ) atau "huruf penyakit" yaitu ا / و / ى<br />
Adapun yang termasuk Harf Jazm terbagi dalam dua kelompok:<br />
1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fi'il saja yaitu: لَمْ (=tidak), لَمَّا (=belum), لِـ/لْـ untuk perintah (=hendaklah), لاَ untuk larangan (=jangan).<br />
Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:<br />
Fi'il Mudhari' Rafa' Fi'il Mudhari' Jazm<br />
هُوَ يَدْرُسُ وَهُوَ يَفْهَمُ لَمْ يَدْرُسْ وَلَمْ يَفْهَمْ<br />
(=dia belajar, dia mengerti) (=dia belum belajar dan dia belum mengerti)<br />
أَنْتُمْ تَدْخُلُوْنَ بَيْتِيْ لاَ تَدْخُلُوْا بَيْتِيْ<br />
(=kalian memasuki rumahku) (=jangan memasuki rumahku)<br />
2. Harf Jazm yang men-jazm-kan dua fi'il yaitu: إِنْ (=jika), مَنْ (=siapa), مَا (=apa), مَهْمَا (=jangan), مَتَى (=kapan), أَيَّانَ (=kapan), أَيْنَ (=dimana), أَيْنَمَا (=dimana saja), أَنَّى (=darimana), حَيْثُمَا (=darimana saja), كَيْفَمَا (=bagaimana saja), أَيُّ (=yang mana).<br />
Contoh I : <br />
أَنْتَ تَعْمَلُ بِعَمَلٍ ؛ أَنْتَ تُجْزَى بِهِ (=engkau mengerjakan suatu pekerjaan; engkau akan dibalas dengannya)<br />
إِنْ تَعْمَلْ بِعَمَلٍ تُجْزَ بِهِ (=jika engkau mengerjakan suatu pekerjaan, engkau akan dibalas dengannya)<br />
Contoh II : <br />
هُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ ؛ اللهُ يَهْدِيْ قَلْبَهُ (=dia beriman kepada Allah; Allah menunjuki hatinya)<br />
مَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ (=siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan menunjuki hatinya)<br />
Contoh III : <br />
أَنْتُمْ تَفْعَلُوْنَ مِنْ خَيْرٍ ؛ اللهُ يَعْلَمُهُ (=kalian melakukan suatu kebaikan; Allah mengetahuinya)<br />
مَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ (=kebaikan apa saja yang kalian lakukan, Allah mengetahuinya)<br />
Contoh IV : <br />
أَنْتُمْ تَتَّقُوْنَ اللهَ ؛ أَنْتُمْ تُفْلِحُوْنَ (=kalian bertaqwa kepada Allah; kalian beruntung)<br />
مَتَى تَتَّقُوا اللهَ تُفْلِحُوْا (=kapan kalian bertaqwa kepada Allah, kalian bertuntung)<br />
Contoh V : <br />
هُمَا يَذْهَبَانِ ؛ هُمَا يُخْدَمَانِ (=mereka berdua pergi; mereka berdua dilayani)<br />
أَيْنَمَا يَذْهَبَا يُخْدَمَا (=kemana saja mereka berdua pergi, akan dilayani)<br />
Contoh VI : <br />
أَنْتَ تَقْرَأُ كِتَابًا ؛ تَسْتَفِيْدُ مِنْهَا (=engkau membaca sebuah buku; engkau memperoleh manfaat darinya)<br />
أَيُّ كِتَابٍ تَقْرَأْ تَسْتَفِدْ (=buku apa saja yang engkau baca, engkau akan memperoleh manfaat)<br />
Hafalkan dan fahamkan baik-baik jenis-jenis I'rab Fi'il di atas!<br />
عَدَد<br />
'ADAD (BILANGAN)<br />
Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari 'Adad (Bilangan):<br />
1 وَاحِدٌ 6 سِتُّ<br />
2 اِثْنَانِ 7 سَبْعُ<br />
3 ثَلاَثُ 8 ثَمَانِي<br />
4 أَرْبَعُ 9 تِسْعُ<br />
5 خَمْسُ 10 عَشْرُ<br />
Dalam penggunaannya, bentuk-bentuk dasar 'Adad tersebut akan mengalami sedikit perubahan dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
Bilangan 1 (وَاحِدٌ) terletak di belakang Isim Mufrad dan bilangan 2 (اِثْنَانِ) terletak di belakang Isim Mutsanna. Bila Isim yang dibilangnya itu adalah Muannats maka bentuknya pun menjadi Muannats. Contoh:<br />
ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS<br />
قَلَمٌ وَاحِدٌ = sebuah pena مَجَلَّةٌ وَاحِدَةٌ = sebuah majalah<br />
قَلَمَانِ اثْنَانِ = 2 buah pena مَجَلَّتَانِ اثْنَتَانِ = 2 buah majalah<br />
Bilangan 3 sampai 10 terletak di depan Isim Jamak. Bila Isim Jamak tersebut adalah Mudzakkar maka bentuk 'Adad-nya adalah Muannats, sedang bila Isim Jamak tersebut adalah Muannats maka bentuk 'Adad-nya adalah Mudzakkar: <br />
JAMAK MUDZAKKAR JAMAK MUANNATS<br />
ثَلاَثَةُ أَقْلاَمٍ = 3 pena ثَلاَثُ مَجَلاَّتٌ = 3 majalah<br />
أَرْبَعَةُ أَقْلاَمٍ = 4 pena أَرْبَعُ مَجَلاَّتٌ = 4 majalah<br />
خَمْسَةُ أَقْلاَمٍ = 5 pena خَمْسُ مَجَلاَّتٌ = 5 majalah<br />
سِتَّةُ أَقْلاَمٍ = 6 pena سِتُّ مَجَلاَّتٌ = 6 majalah<br />
سَبْعَةُ أَقْلاَمٍ = 7 pena سَبْعُ مَجَلاَّتٌ = 7 majalah<br />
ثَمَانِيَةُ أَقْلاَمٍ = 8 pena ثَمَانِي مَجَلاَّتٌ = 8 majalah<br />
تِسْعَةُ أَقْلاَمٍ = 9 pena تِسْعُ مَجَلاَّتٌ = 9 majalah<br />
عَشْرَةُ أَقْلاَمٍ = 10 pena عَشْرُ مَجَلاَّتٌ = 10 majalah<br />
Adapun bilangan belasan (11 sampai 19) terletak di depan Isim Mufrad (Isim Tunggal) meskipun jumlahnya adalah jamak (banyak). Perhatikan pola Mudzakkar dan Muannatsnya serta tanda baris fathah di akhir setiap katanya:<br />
ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS<br />
أَحَدَ عَشَرَ قَلَمًا = 11 إِحْدَى عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 11 <br />
اِثْنَا عَشَرَ قَلَمًا = 12 اِثْنَتَا عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 12 <br />
ثَلاَثَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 13 ثَلاَثَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 13 <br />
أَرْبَعَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 14 أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 14 <br />
خَمْسَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 15 خَمْسَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 15 <br />
سِتَّةَ عَشَرَ قَلَمًا = 16 سِتَّ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 16 <br />
سَبْعَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 17 سَبْعَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 17 <br />
ثَمَانِيَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 18 ثَمَانِيَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 18 <br />
تِسْعَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 19 تِسْعَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 19 <br />
Bilangan 20, 30, 40, dsb bentuknya hanya satu macam yakni Mudzakkar, meskipun terletek di depan Isim Mudzakkar maupun Muannats. Contoh:<br />
<br />
ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS<br />
عِشْرُوْنَ قَلَمًا = 20 عِشْرُوْنَ مَجَلَّةً = 20 <br />
ثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 30 ثَلاَثُوْنَ مَجَلَّةً = 30 <br />
أَرْبَعُوْنَ قَلَمًا = 40 أَرْبَعُوْنَ مَجَلَّةً = 40 <br />
خَمْسُوْنَ قَلَمًا = 50 خَمْسُوْنَ مَجَلَّةً = 50 <br />
Angka satuan dalam bilangan puluhan, disebutkan sebelum angka puluhannya; dan perubahan bentuk (Mudzakkar atau Muannats) angka satuan tersebut mengikuti perubahan bentuk Isim yang dihitungnya dengan pola seperti berikut:<br />
<br />
ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS<br />
وَاحِدٌ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 21 وَاحِدَةُ وَعِشْرُوْنَ مَجَلَّةً = 21 <br />
اِثْنَانِ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 22 اِثْنَتَانِ وَعِشْرُوْنَ مَجَلَّةً = 22 <br />
ثَلاَثَةٌ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 23 ثَلاَثٌ وَعِشْرُوْنَ مَجَلَّةً = 23 <br />
أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 24 أَرْبَعٌ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 24 <br />
وَاحِدٌ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 31 وَاحِدَةُ وَثَلاَثُوْنَ مَجَلَّةً = 31 <br />
اِثْنَانِ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 32 اِثْنَتَانِ وَثَلاَثُوْنَ مَجَلَّةً = 32 <br />
ثَلاَثَةٌ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 33 ثَلاَثٌ وَثَلاَثُوْنَ مَجَلَّةً = 33 <br />
أَرْبَعَةٌ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 34 أَرْبَعٌ وَثَلاَثُوْنَ مَجَلَّةً = 34 <br />
Bilangan ratusan dan ribuan terletak di depan puluhan dan satuannya.<br />
<br />
ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS<br />
مِائَةُ قَلَمٍ = 100 مِائَةُ مَجَلَّةٍ = 100 <br />
مِائَةُ قَلَمٍ وَقَلَمٌ = 101 مِائَةُ مَجَلَّةٍ وَمَجَلَّةٌ = 101 <br />
مِائَةُ وَعَشْرَةُ أَقْلاَمٍ = 110 مِائَةُ وَعَشْرُ مَجَلاَّتٍ = 110 <br />
مِائَتَا قَلَمٍ = 200 مِائَتَا مَجَلَّةٍ = 200 <br />
مِائَتَا وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 230 مِائَتَا وَثَلاَثُوْنَ مَجَلَّةً = 230 <br />
ثَلاَثُ مِائَةٍ قَلَمًا = 300 ثَلاَثُ مِائَةٍ مَجَلَّةٍ = 300 <br />
أَلْفُ قَلَمٍ = 1000 أَلْفُ مَجَلَّةٍ = 1000 <br />
Adapun bilangan bertingkat (pertama, kedua, ketiga, kesepuluh, dan seterusnya) mengalami sedikit perubahan bentuk sebagai berikut:<br />
<br />
أَوَّلُ = pertama سَادِسُ = ke enam<br />
ثَانِي = ke dua سَابِعُ = ke tujuh<br />
ثَالِثُ = ke tiga ثَامِنُ = ke delapan<br />
رَابِعُ = ke empat تَاسِعُ = ke sembilan<br />
خَمْسُ = ke lima عَاشِرُ = ke sepuluh<br />
Bila digunakan dalam bentuk kalimat, memiliki bentuk Mudzakkar dan Muannats yang mengikuti Isim Mudzakkar dan Muannats yang di depannya:<br />
<br />
ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS<br />
الْبَابُ اْلأَوَّلُ = Bab Pertama الْغُرْفَةُ اْلأُوْلَى = Kamar Pertama<br />
الْبَابُ الثَّانِيْ = Bab Kedua الْغُرْفَةُ الثََّانِيَةُ = Kamar Kedua<br />
الْبَابُ الثَّالِثُ = Bab Ketiga الْغُرْفَةُ الثَّالِثَةُ = Kamar Ketiga<br />
الْبَابُ الرَّابِعُ = Bab Keempat الْغُرْفَةُ الرَّابِعَةُ = Kamar Keempat<br />
Untuk bilangan bertingkat di atas 10 (kesebelas, keduapuluh, dst) maka hanya angka satuannya saja yang mengikuti perubahan bentuk seperti di atas. Contoh:<br />
<br />
الْبَابُ الْحَادِيَ عَشَرَ = Bab Kesebelas<br />
الْبَابُ الثَّانِيَ عَشَرَ = Bab Kedua Belas<br />
الْبَابُ الْعِشْرُوْنَ = Bab Kedua Puluh<br />
الْغُرْفَةُ الثَّالِثَةُ وَالْعِشْرُوْنَ = Kamar Kedua Puluh Tiga<br />
الْغُرْفَةُ السَّادِسَةُ وَالسِّتُّوْنَ = Kamar Keenam Puluh Enam<br />
الْغُرْفَةُ الثَّامِنَةُ وَالْمِائَةُ = Kamar Keseratus Delapan<br />
Agar lancar menyebut angka dengan Bahasa Arab, anda harus sering membaca setiap angka yang anda temukan dengan menggunakan Bahasa Arab.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-59997633537191549042012-02-15T21:03:00.000-08:002012-02-15T21:03:19.035-08:00> Qiroah ( Bacaan )زينب ومريم صديقتان<br />
زينب ومريم صديقتان، تتشابهان في أشياء كثيرة. فهما تسكنان في حي واحد، وتدرسان في جامعة واحدة، ولكنهما تختلفان في أمر آخر. فزينب نحيفة جدا، ومريم سمينة جدا. تريد زينب أن تكون سمينة، ولكنها لا تستطيع، وتريد مريم أن تكون نحيفة، ولكنها لا تستطيع.<br />
زينب تفكر كثيرا في هذه المشكلة، ماذا تفعل؟ وزنها الآن خمسة وخمسون كيلا. كيف تزيد وزنها؟ يحب أن يصل وزنها إلى سبعين كيلا. حاولت زينب، وحاولت، ولكنها لم تنجح.<br />
أخذت زينب تتناول كثيرا من الطعام، تأكل اللحم والخبز والبيض والأرز والجبن والعسل والحلوى والمربى، وتشرب الحليب، وعصير الفواكه. لم تمارس زينب الرياضة، ورغم ذلك ظلت نحيفة. ماذا تفعل؟ أكلت كثيرا، وشربت كثيرا، ولكنها ظلت نحيفة.<br />
تختلف مشكلة مريم عن مشكلة زينب. فمريم سمينة جدا، وتريد أن تكون نحيفة. وزنها الآن تسعون كيلا، كيف ينقص وزنها؟ يجب أن يصل وزنها إلى سبعين كيلا. تركت مريم السكريات والنشويات، ومارست الرياضة شهرا، لم تستطع مريم، فهي تحب الأكل. أخذت مريم تأكل كثيرا، فزاد وزنها، ولم ينقص.<br />
<br />
مرحلة الشباب<br />
مرحلة الشباب أهم مرحلة في حياة الإنسان، وأغلى ثروة عند الأمة. ومرحلة الشباب هي مرحلة العطاء والعمل. والإنسان الذي لا يعطي في شبابه، قلما يعطي في بقية عمره. وكان كثير من أصحاب الرسول - صلى الله عليه وسلم - من الشباب، وقد ولاهم مسؤوليات كبيرة؛ حيث ولى كثيرا منهم قيادة الجيش، وفيه شيوخ المهاجرين والأنصار؛ فقد ولى زيد بن حارثة، وجعفر بن أبي طالب، وعبد الله بن أبي رواحة، قيادة الجيش في غزوة مؤتة، كما ولى أسامة بن زيد قيادة الجيش الإسلامي، لغزو الروم، وعمره ثماني عشرة سنة، وأرسل معاذ بن جبل قاضيا إلى اليمن، وهو في مرحلة الشباب.<br />
تحتاج الأمة إلى الشاب القوي الجاد، الذي يعطي أكثر مما يأخذ، ولا تحتاج إلى الشاب الكسلان، الذي يهتم بطعامه ومظهره فقط، ولا يحب العمل والعطاء. وكما تحتاج الأمة إلى قوة الشباب، تحتاج إلى خبرة الشيوخ، حتى تتقدم البلاد. وتخطئ الأمة إذا اعتمدت على قوة الشباب وحدهم، وأهملت خبرات الشيوخ. وهذا يعني أن تكون هناك علاقة طيبة بين جميع أفراد المجتمع، كبارا وصغارا، رجالا ونساء، حتى تصل الأمة إلى ما تريد.<br />
نظافة البيئة<br />
النظافة نوعان؛ نظافة خاصة، ونظافة عامة. فالنظافة الخاصة نظافة جسم الإنسان وثوبه وطعامه وبيئته. أما النظافة العامة، فنظافة الأماكن العامة، كالشوارع والحدائق. وتقع مسؤولية النظافة الخاصة على الأفراد. أما مسؤولية النظافة العامة، فتقع على الأفراد والحكومات.<br />
يقاس تقدم الدول - اليوم - بالنظافة، فإذا كانت الدولة وسكانها يهتمون بالنظافة، فهي دولة متحضرة، وإذا كانت الدولة وسكانها لا يهتمون بالنظافة، فهي دولة متخلفة. وهناك دول مشهورة في العالم بالنظافة، وهي قليلة مثل ماليزيا وسنغافورة. وهناك دول أخرى مشهورة بالقذارة، وهي كثيرة.<br />
تنفق بعض الدول أموالا كثيرة على النظافة، ونشاهد - الآن - في كل مدينة عمال النظافة، يجوبون الشوارع، يحملون حاويات النظافة، ويضعونها في سارات خاصة، تحملها خارج المدينة؛ لتحرق. ويشارك المواطن الدولة الاهتمام بالنظافة، حيث يضع النفايات الخاصة ببيته، والتي يجدها في الشوارع والحدائق في الحاويات، وهذا ما دعا إليه الرسول - صلى الله عليه وسلم - في قوله: (إماطة الأذى عن الطريق صدقة).<br />
التعليم بين الماضي والحاضر<br />
هناك اختلافات كثيرة، بين التعليم في الماضي، والتعليم في الحاضر. ومن تلك الاختلافات، أن فرص التعليم، كانت قليلة في الماضي، حيث كان يلتحق بالمدارس طلاب قليلون، هم - في الغالب - أبناء الأغنياء وسكان المدن. أما اليوم، فقد أصبح التعليم حقا لكل مواطن. فكثر عدد الطلاب، وانتشرت المدارس في كل مكان، وشاع القول: "التعليم كالماء والهواء".<br />
كان طلاب العلم - في الماضي - يسافرون من بلد إلى بلد، لطلب العلم، وكانوا يواجهون في سفرهم كثيرا من التعب؛ فكانوا يركبون الجمال أياما وأشهرا. أما ليوم، فالمدارس والجامعات كثيرة، في كل مدينة وقرية تقريبا، حيث يذهب الطالب إلى مدرسته، أو جامعته بالسيارة، أو سيرا على الأقدام. ومن ناحية أخرى، يستطيع الطالب أن يتعلم، وهو في بيته عن طريق الشبكة الدولية.<br />
من الاختلافات أيضا، أن المعلم كان لا يطلب أجرا على عمله في الماضي؛ لأنه كان يطلب الأجر من الله. وكان هدف الطالب طلب العلم. أما اليوم، فقد اختلف الأمر، فالمعلم يطلب كثيرا من الأجر، والطالب يفكر في الشهادة قبل العلم؛ لأنها وسيلة إلى العمل.<br />
أنواع الترويح<br />
يمارس الناس بعض الأنشطة، للترويح عن النفس. ويطلب الناس الترويح بعد عناء العمل، أو الدراسة. فالعامل الذي يعمل كثيرًا، يحتاج إلى الترويح، والطالب الذي يدرس كثيرًا، يحتاج إلى الترويح. والترويح مفيد للعقل والجسم. وليس الهدف من الترويح قتل الوقت، وإنما الهدف قضاء الوقت في أنشطة مفيدة.<br />
للترويح صور كثيرة منها: القراءة، وممارسة الرياضة، والسفر، وقضاء الوقت في الحديقة، أو على االشاطئ، وألعاب الحاسوب، وإقامة المخيمات، وصيد السمك، وزيارة المتاحف.<br />
يفضل كثير من الناس القراءة، ففيها فائدة ومتعة. فالإنسان يروح عن نفسه بقراءة القصص والشعر والكتب المفيدة. ومن الترويح المفيد ممارسة الرياضة، لأن الإسلام يدعو إلى القوة. قال الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف، وفي كل خير". وكان المسلمون يمارسون الرياضة. قال عمر بن الخطاب - رضي الله عنه - : "علموا أولادكم السباحة والرماية وركوب الخيل".<br />
التخييم<br />
يفضل كثير من الناس الترويح خارج البيوت، حيث يقضون الوقت في مخيمات. ويختلف الوقت الذي يقضيه الناس في المخيمات، فقد يكون ليلة واحدة، وقد يكون عدة أسابيع. ويختلف المكان، فقد يكون على شاطئ البحر، أو في البر، أو في الغابة، أو في الصحراء، أو بين الجبال، حيث الهواء النقي.<br />
يخرج الناس أيام العطلة إلى البر، وينصبون في مكان الترويح الخيام، ويحملون معهم الطعام والشراب، ووسائل الترويح. ويفضل فريق من الناس أن يكون قريبا من شاطئ البحر، حيث يمارسون السباحة، وأنواع الرياضة الأخرى، ويصطادون السمك. ويفضل بعض الناس مشاهدة الطيور، أو التصوير، أو المشي.<br />
يحمل الناس معهم إلى البر خياما، وملابس، وكثيرا من الطعام. وبعض الناس يعدون الطعام في بيوتهم، ويضعونه في أوان. وهناك من يفضل إعداد الطعام في المخيمات. ويحمل الناس معهم الماء، إذا لم يكن في المكان ماء.<br />
الأسرة بين الماضي والحاضر<br />
يختلف نظام الأسرة الآن عن نظام الأسرة في الماضي، ولهذا الاختلاف صور كثيرة، منها: اختفاء الأسرة الكبيرة في كثير من المجتمعات. كانت الأسرة الكبيرة تسكن في بيت واحد كبير، يضم جميع أفرادها. اختفت الأسرة الكبيرة، وظهرت الأسرة الصغيرة، التي تضم الزوج والزوجة والولد أو الولدين.<br />
من صور الاختلاف، ضعف العلاقة بين أفراد الأسرة، فقد أصبح الآباء يقضون معظم الوقت في أماكن العمل، ولا يرون أطفالهم إلا قليلا، لأنهم يخرجون في الصباح، ويتركونهم نائمين، ويرجعون في الليل، ويجدونهم نائمين. ومن ناحية أخرى، يغادر الأولاد البيت في الصباح إلى المدرسة، ويرجعون في المساء، فتبقى الأم في البيت وحدها معظم الوقت.<br />
من صور الاختلاف أيضا، خروج بعض النساء من البيت إلى العمل. وكانت المرأة - في الماضي - لا تخرج من بيتها إلا عند الضرورة، أما اليوم، فقد تغادر الزوجة بيتها في الصباح، ولا ترجع إليه إلا في المساء، وعندما ترجع تكون متعبة، فلا تقوم بعمل البيت من نظافة وإعداد للطعام، ولا تجد وقتا لتجلس مع أطفالها أو زوجها، للحديث في أمور الأولاد والبيت.<br />
عمل المرأة<br />
هل تعمل المرأة خارج بيتها، أم لا تعمل؟ يختلف الناس في الإجابة عن هذا السؤال إلى ثلاث فرق؛ فريق يقول: نعم، يجب أن تعمل المرأة خارج بيتها، مثل الرجل؛ وفريق آخر يقول: لا يصح أن تعمل المرأة خارج بيتها؛ وفريق ثالي يقول: تعمل المرأة خارج بيتها، ولكن بشرط.<br />
يقول القريق الأول: إن المرأة نصف المجتمع، ولا يصح أن تجلس في بيتها؛ تغسل الملابس، وتعد الطعام، وتنظف البيت، وتربي الأولاد، وهي عندهم جزء من الاقتصاد، تعمل وتأخذ أجر عملها.<br />
ويرى الفريق الثاني، أن وظيفة المرأة الأساسية أن تكون في البيت، حيث تديره، وتربي أولادها. ويرى هذا الفريق أن الراتب الذي تأخذه المرأة من عملها، تعطيه للخادمة التي تفسد الأولاد، ولا تصلحهم. ويقول هذا الفريق: إن خروج المرأة من البيت، يؤدي إلى تفكك الأسرة، وضياع الأولاد.<br />
أما الفريق الثالث، فيرى أن العمل حق للمرأة، فتعمل عملها الأساسي في بيتها، ولها أن تعمل خارج بيتها، بشرط أن تعمل في المجالات التي تناسبها، وتحفظ أخلاقها، وتبعدها عن مخالطة الرجال، كالعمل في المجال الطبي؛ فتعمل طبيبة، أو ممرضة، أو في المجال التعليمي؛ فتعمل معلمة، أو مربية،أو غير ذلك في مجتمع نسائي.<br />
هل تحدث مشكلات بين الزوجين؟<br />
في الحياة الزوجية خير كثير للزوج وللزوجة وللأولاد. ومع ذلك تظهر - أحيانا - بعض المشكلات في حياة الزوجين. علينا أن نعرف هذه الحقيقة قبل الزواج. نعم، قد تحدث خلافات بين الزوجين، وليست هذه هي المشكلة، وإنما المشكلة أن نعجز عن حل تلك المشكلات.<br />
يعتقد كثير من الشباب أن الحياة الزوجية بلا مشكلات، فإذا قابلوا مشكلة ثاروا، وفكروا في الطلاق. على الشاب أن نعرفوا أن الحياة الزوجية رحلة طويلة، وأن السبيل إلى النجاح في الحياة الزوجية، هو الحوار.<br />
لماذا تحدث مشكلات بين الزوجين، من وقت لآخر؟ يعود السبب إلى وجود اختلافات كثيرة بين شخصية الرجل، وشخصية المرأة. وتظهر هذه الاختلافات بعد مرحلة الطفولة، وتزيد في مرحلة الشباب، فالرجل يحب أشياء لا تحبها المرأة، والمرأة تحب أشياء لا يحبها الرجل.<br />
وعندما تظهر المشكلات في الحياة الزوجية، يأخذ الزوجان في الشكوى. يشكو الزوج فيقول: زوجتي لا تستمع إلي، وتتكلم مع صديقاتها في الهاتف كثيرا، وتذهب إلى السوق كثيرا، وتشتري أشياء لا نحتاج إليها. وتشكو الزوجة فتقول: زوجي يتكلم طول الوقت في السياسة والرياضة، ويقضي وقتا طويلا خارج البيت، وعندما يكون في البيت يقضي الوقت في قراءة الصحف والمجلات، أو مع الحاسوب.<br />
من مشكلات الشباب<br />
يواجه الشباب مشكلات كثيرة في هذا العصر، ومن ذلك مشكلة الغزو الثقافي، الذي يأتي في صور كثيرة، مثل: محاربة اللغة والثقافة، وفرض لغات وثقافات أجنبية محلها، كالدعوة التي نادت بترك اللغة العربية، واستعمال اللهجات المحلية، لتمزيق الأمة، وفصلها عن تراثها، أو كالدعوة إلى تدريس العلوم في الجامعات العربية باللغات الأجنبية. وقد تأثر بعض الشباب بهذه الدعوات، فأخذ يقلد أصحاب اللغات والثقافات الأجنبية في كلامهم، وسلوكهم.<br />
يشعر الشباب - أحيانا - بالتناقض بين ما تعلمه في بيته ومدرسته ومجتمعه من أخلاق، وبين ما يبث في وسائل الإعلام من أخلاق تخالف أخلاق مجتمعه ودينه. وكثيرا ما تنجح تلك الوسائل في التأثير في بعض الشباب، ولعل هذا سبب انتشار المخدرات والجريمة بصورها المختلفة في بعض المجتمعات.<br />
يشكو الشباب من أن المجتمع، لا يهتم بهم كثيرا، ويقولون إن فرص التعليم العالي أصبحت قليلة، وإن الشاب بعد أن يتخرج في الجامعة، لا يجد العمل الناسب، ويرى أن الزواج يكلف كثيرا من المال. ولا شك أن الشباب على حق في كثير مما يقولون. وعلى المجتمع أن يعمل على حل مشكلات الشباب؛ حتى يشاركوا في عملية البناء.<br />
حقيقة الإسلام<br />
الإسلام دين التوحيد (لا إله إلا الله محمد رسول الله)، الذي بعث الله به الرسل جميعا، وألهم نوح - عليه السلام - وآخرهم محمد - صلى الله عليه وسلم -. قال تعالى: (إن الدين عند الله الإسلام). والإسلام هو الدين الباقي الذي نسخ جميع الرسالات قبله. قال الله تعالى: (ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه). وهو صالح لكل زمان ومكان. وهو دين عام لجميع البشر؛ لذا فقد تكفل الله تعالى بحفظه. قال تعالى: (إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون).<br />
والمسلم لا يؤمن بمحمد - صلى الله عليه وسلم - وحده، وإنما يؤمن كذلك بجميع الرسل، الذين سبقوه. قال تعالى: (قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا وما أنزل إلى إبراهيم وإسماعيل وإسحاق ويعقوب والأسباط وما أوتي موسى وعيسى وما أوتي النبيون من ربهم لا نفرق بين أحد منهم ونحن له مسلمون).<br />
والإسلام يدعو إلى رفع الظلم عن الأفراد والمجتمعات؛ لذا فقد انقادت إليه الشعوب رغبة لا رهبة، فوجدت فيه المساواة بين الناس جميعا، وإن اختلفت ألوانهم، ولغاتهم، وبيئاتهم. قال الرسول - صلى الله عليه وسلم - (كلكم لآدم وآدم من تراب. لا فضل لعربي على أعجمي، ولا لأسود على أحمر إلا بالتقوى).<br />
الإسلام والطهارة<br />
دعا الإسلام إلى النظافة والطهارة. قال تعالى: (إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين). وقال صلى الله عليه وسلم: (الطهور شطر الإيمان). وأنزل الله الماء من السماء؛ ليتطهر به الإنسان. قال تعالى: (وينزل عليكم من السماء ماء ليطهركم به). وحث الإسلام المسلم على نظافة جسده وملبسه ومسكنه، والبيئة التي يعيش فيها.<br />
يتوضأ المسلم في اليوم خمس مرات للصلاة. قال الرسول صلى الله عليه وسلم: (لا يقبل الله صلاة بغير طهور). كما يتوضأ لأداء عبادات أخرى، مثل: قراءة القرآن، والطواف حول البيت. وعند الوضوء يغسل الإنسان وجهه، ويديه، ورجليه. قال الله تعالى: (يا أيها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الصلاة فاغسلوا وجوهكم وأيديكم إلى المرافق وامسحوا برءوسكم وأرجلكم إلى الكعبين). إن الوضوء نظافة مستمرة للجسم، يتكرر في اليوم كثيرا؛ فيزيل الأوساخ.<br />
لا يكتفي المسلم بالوضوء وحده، بل يضيف إلى ذلك الغسل؛ لنظافة الجسم كله. ويغتسل المسلم من الجنابة، ولصلاة الجمعة، لصلاة العيدين. قال الرسول صلى الله عليه وسلم: (غسل يوم الجمعة واجب على كل محتلم وتغتسل المرأة إذا طهرت من الحيض ومن النفاس.<br />
ويهتم المسلم بنظافة ثوبه، كما يهتم بنظافة جسمه. قال تعالى: (وثيابك فطهر).<br />
مراحل التعليم<br />
للتعليم مراحل مختلفة، يمر بها الطالب خلال دراسته، فإذا أنهى مرحلة تعليمية، انتقل إلى المرحلة التي بعدها. وتتكون مراحل التعليم في كثير من الدول العربية من أربع مراحل؛ هي: المرحلة الابتدائية، فالمرحلة المتوسطة، فالمرحلة الثانوية، ثم المرحلة الجامعية. وفي بعض البلاد العربية، يلتحق التلاميذ قبل المدرسة الابتدائية بالحضانة، فالروضة، ثم التمهيدي.<br />
يلتحق التلاميذ بالمدرسة الابتدائية - عادة - في السادسة من أعمارهم. وتبلغ سنوات الدراسة في المرحلة الابتدائية ست سنوات. وتبلغ سنوات الدراسة في المرحلة المتوسطة ثلاث سنوات، وكذلك في المرحلة الثانوية. أما المرحلة الجامعية، فتتراوح بين أربع وست سنوات.<br />
بعد أن ينهي الطالب المرحلة الثانوية، يلتحق بالجامعات، أو المعاهد، إذا حصل على تقدير طيب. وبعد أن يحصل الطالب على الشهادة الجامعية بتقدير جيد جدًا أو ممتاز، يلتحق بالدراسات العليا؛ للحصول على شهادة الماجستير، ثم شهادة الدكتوراه.<br />
من ناحية أخرى، في البلاد العربية نوعان من التعليم، هما: التعليم الحكومي، وتشرف عليه الدولة؛ فتبنى المدارس ، وتوفر الكتب والمدرسين، والتعليم الأهلي، وتشرف عليه بعض الجمعيات والأفراد.<br />
من مدن العالم الكبرى<br />
طوكيو عاصمة اليابان، ويبلغ عدد سكانها نحو 10 ملايين شخص. في طوكيو مقر الإمبراطور والحكومة، وفيها المصارف والشركات. وتكثر في طوكيو العمارات العالية. وقد أنشئت مدينة طوكيو سنة 1475م. تواجه طوكيو مشكلات كثيرة، مثل: الازدحام، والتلوث، والزلازل.<br />
القاهرة عاصمة مصر، وأكبر مدنها، تقع على نهر النيل، يبلغ عدد سكانها نحو ثمانية ملايين شخص. في مدينة القاهرة كثيرة من الآثار، والمكتبات العامة، تشتهر بأنها مدينة الماذن، لكثرة مساجدها، ومن تلك المساجد: مسجد عمرو بن العاص، ومسجد أحمد بن طولون، ومسجد السلطان حسن، ومسجد محمد علي، ومسجد الأزهر، وقد أصبح الآن جامعة إسلامية كبيرة، يدرس فيها اللغة العربية والعلوم الإسلامية طلاب من كل دول العالم.<br />
نيويورك أكبر مدينة في الولايات المتحدة الأمريكية، ويوجد فيها مقر الأمم المتحدة، والمصارف والشركات. يبلغ عدد سكان نيويورك نحو سبعة ملايين شخص، وقد هاجر إليها الناس من كل دول العالم للعمل، وطلب العلم. تكثر في نيويورك ناطحات السحاب. وتواجه المدينة مشكلات كثيرة مثل: الفقر والجريمة والمخدرات.<br />
لماذا يفضل بعض الناس الحياة في المدن الكبيرة؟<br />
يعيش في المدن الكبيرة، مثل: كوكيو، ولندن، ونيويورك، والقاهرة ملايين الناس. ويواجه سكان المدن الكبيرة مشكلات كبيرة، مثل: التلوث والجريمة والازدحام. وبالرغم من هذه المشكلات، يفضل كثير من الناس الحياة في المدن الكبيرة، لأن فيها المصانع والشركات والجامعات والمكتبات والأسواق والمستشفيات، وأماكن الترويح.<br />
يزداد سكان المدن كل يوم، لأن سكان الريف يهاجرون إليها، للعمل في المصانع والشركات، ويتركون العمل في الزراعة والرعي. فتزداد مشكلات المدن. وقد أدركت بعض الدول هذه المشكلاة، مشكلة الهجرة من الريف إلى المدينة، فبنت مصانع كثيرة في الريف، فرجع كثير من الناس للعمل في الريف، والحياة فيه.<br />
في القرن التاسع عشر الميلادي، كان يسكن المدن نحو 2،5 % من سكان العالم، ثم وصلت النسبة إلى نحو 40 % سنة 1980م، ووصلت إلى 50 % سنة 2000م. وبلغ عدد سكان العالم في سنة 2000م ستة مليارات، يعيش أكثر من مليار منهم في مدن، في دول العالم الثالث. وسيبلغ سكان العالم أكثر من ثمانية مليارات شخص سنة 2025م - إن شاء الله - وسيصل سكان العالم الثالث منهم إلى أربعة مليارات شخص.<br />
دول الشمال ودول الجنوب<br />
<br />
أصبح العالم – اليوم – قرية صغيرة، بسبب وسائل النقل الحديثة، ووسائل الاتصال الحديثة. كيف يعيش سكان هذه القرية الصغيرة؟ إنني أدعوك يا صاحبي لزيارة هذه القرية الصغيرة. هيا نتجول فيها، وننظر كيف يعيش سكانها. سأصحبك معي في طائرتي. إنني أملك طائرة سريعة، أسرع من الصوت. تفضل يا صاحبي، اركب الطائرة، وهيا بنا ننطلق.<br />
<br />
نحن نطير الآن فوق دول الشمال. انظر إلى هذه الدول، إنها دول غنية، نملك القوة والعلم والمال. انظر إلى الناس، إنهم أغنياء في هذه الدول، يلبسون أجمل الثياب، وهم أصحاء، ويعيشون في بيوت جميلة. ما أكثر المدارس والجامعات والمستشفيات والمصانع والمزارع هنا! إنهم يعيشون في أمن ورخاء.<br />
<br />
هيا نزور الجانب الآخر من العالم. هذه دول الجنوب. إنها دول فقيرة، لا تملك القوة ولا العلم ولا المال. انظر إلى هؤلاء الناس، إنهم فقراء يلبسون ثيابًا بسيطة، ويعيشون في بيوت صغيرة، ومعظمهم مرضى. ما أقل المدارس والجامعات والمستشفيات والمصانع والمزارع هنا! لماذا يتقاتل الناس في هذه البلاد؟ ولماذا ينتشر الفقر والمرض والجهل هنا؟ يا لها من حياة!<br />
<br />
هل رأيت يا صاحبي هذه القرية الصغيرة؟! يعيش نصف سكانها في رخاء، ويعيش النصف الآخر في فقر وحرب. لماذا لا يعيش جميع سكان القرية في رخاء وأمن؟ هل سيحدث ذلك في يوم من الأيام؟! الله أعلم.<br />
العربية لغة عالمية<br />
<br />
كانت اللغة العربية لغة عالمية في العصر العباسي، الذي ازدهرت فيه الحضارة الإسلامية، وكانت العربية لغة تلك الحضارة التي ترجمت إليها الكتب من اليونانية والفارسية، وألف بها العلماء في الطب، والهندسة، والرياضايات، والعلوم، وغير ذلك. وحملت اللغة العربية تلك العلوم إلى أوروبا، فكانت أساس الحضارة الغربية الحديثة.<br />
مرت بالعرب - بعد ذلك - عصور من الضعف، ابتعدوا فيها عن دينهم، وهجروا اللغة العربية الفصيحة، واستعملوا اللهجات، ثم جاء الاستعمار، فحارب الثقافة الإسلامية، واللغة العربية الفصيحة، وشجع اللهجات، فكانت هناك لهجة مصرية، وأخرى مغربية، وثالثة سورية، وهكذا... وقد أدى هذا إلى تفرق العرب، وبعد بعضهم عن بعض؛ بحيث إذا سافر العربي من بلده إلى بلد عربي آخر، وجد بعض الصعوبة في الاتصال بأهل ذلك البلد إذا تحدثوا بلهجاتهم، ولا يتحقق الاتصال التام بينه وبينهم، إلا إذا كان الحديث باللغة العربية الفصيحة.<br />
اختلف الأمر اليوم، فضعفت اللهجات، وقويت اللغة العربية الفصيحة؛ بسبب التعليم ووسائل الاتصال الحديثة. وأصبحت العربية لغة عالمية مرة ثانية، كالإنجليزية، والفرنسية، والإسبانية. فهي إحدى اللغات الرسمية في هيئة الأمم المتحدة، وهي اللغة السادسة في العالم، يتحدث بها أكثر من 200 مليون عربي، ويؤدي العبادات بها أكثر من مليار مسلم.<br />
عمل خير من مسالة<br />
العمل نعمة من نعم الله، ولا يعرف هذه النعمة، إلا من فقدها بسبب مرض، أو غيره. ومع ذلك فبعض الناس لا يحبون العمل، ويعتمدون على غيرهم، أو يتسولون في الطرق. قال الرسول صلى الله عليه وسلم: "ما أكل أحد طعامًا قط خيرًا من أن يأكل من عمل يده، وإن نبي الله داود كان يأكل من عمل يده" وقال: "لأن يأخذ أحدكم حبله، ثم يغدو إلى الجبل، فيحتطب، فيبيع، فيأكل، ويتصدق خير له من أن يسأل الناس".<br />
ذهب رجل فقير إلى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – وسأله شيئًا، فقال له الرسول – صلى الله عليه وسلم – : هل في بيتك شيء؟ قال الأعرابي: نعم، قصعة (إناء) نأكل فيها ونشرب منها ونتطهر، وحلس (فراش) نجلس عليها، ولا شيء غير هذا. فقال له الرسول – صلى الله عليه وسلم – : ائتني بهما، فأتاه بهما، فأمسكهما بين يديه، وقال لأصحابه: من يشتري هذين؟ فقام رجل، فقال: أنا أشتريهما بدرهم، فقال: من يزد على درهم؟ فقام رجل آخر، وقال: أنا أشتريهما بدرهمين، فدفعهما إلى الرسول – صلى الله عليه وسلم – الذي سلمهما إلى الأعرابي قائلا: اشتر بأحدهما طعامًا، واذهب به إلى أهلك، واشتر بالآخر قدومًا وائتني به. فأتاه بالقدوم، فوضع فيه عودًا بيده، وقال للأعرابي: اذهب واحتطب وبع، ولا أراك خمسة عشر يومًا. وبعد انتهاء هذه المدة، رجع إليه الأعرابي وقد اشترى ثيابًا وطعامًا، فقال له الرسول – صلى الله عليه وسلم – : أليس هذا خيرًا لك من أن تسأل الناس أعطوك أو منعوك؟<br />
أنواع الجوائز<br />
<br />
تمنح كثر من الدول جوائز كثيرة للمبدعين. والهدف من تلك الجوائز خدمة العلوم والآداب وغيرها. وهي تمنح للأشخاص المبدعين في تلك المجالات. وتكون الجائزة – في الغالب – مكافأة مالية، تختلف قيمتها من بلد إلى بلد. فقد تبلغ مئات الدولارات في بعض البلاد، وقد تصل إلى مليون دولار في بلاد أخرى. وقد يصحب المكافأة المالية: درع، أو شهادة، أو غير ذلك.<br />
<br />
تنقسم الجوائز إلى قسمين: جوائز محلية، وجوائز عالمية. والجوائز المحلية، هي التي تمنحها الدولة لأبنائها، الذين يخدمون العلم والثقافة في بلدهم. ومن ذلك جوائز الدولة التقديرية، وجوائز الدولة التشجيعية. وتمنح هذه الجوائز في كثير من البلاد العربية، كل سنة، وتكون لجان، لاختيار الذين يمنحون تلك الجوائز.<br />
<br />
أما الجوائز العالمية، فتمنحها هيئات عالمية للأشخاص الذين يخدمون الإنسانية في جميع أنحاء العالم، في مجالات العلوم والآداب وغيرها. ومن الجوائز العالمية المشهورة؛ جوائز الملك فيصل العالمية، التي تمنحها مؤسسة الملك فيصل الخيرية، بالمملكة العربية السعودية. وهناك جوائز نوبل العالمية. وتكون كل مؤسسة، أو هيئة لجاناًا، وتضع شروطًا؛ لمنح جوائزها.<br />
أنواع الجوائز<br />
<br />
تمنح كثر من الدول جوائز كثيرة للمبدعين. والهدف من تلك الجوائز خدمة العلوم والآداب وغيرها. وهي تمنح للأشخاص المبدعين في تلك المجالات. وتكون الجائزة – في الغالب – مكافأة مالية، تختلف قيمتها من بلد إلى بلد. فقد تبلغ مئات الدولارات في بعض البلاد، وقد تصل إلى مليون دولار في بلاد أخرى. وقد يصحب المكافأة المالية: درع، أو شهادة، أو غير ذلك.<br />
<br />
تنقسم الجوائز إلى قسمين: جوائز محلية، وجوائز عالمية. والجوائز المحلية، هي التي تمنحها الدولة لأبنائها، الذين يخدمون العلم والثقافة في بلدهم. ومن ذلك جوائز الدولة التقديرية، وجوائز الدولة التشجيعية. وتمنح هذه الجوائز في كثير من البلاد العربية، كل سنة، وتكون لجان، لاختيار الذين يمنحون تلك الجوائز.<br />
<br />
أما الجوائز العالمية، فتمنحها هيئات عالمية للأشخاص الذين يخدمون الإنسانية في جميع أنحاء العالم، في مجالات العلوم والآداب وغيرها. ومن الجوائز العالمية المشهورة؛ جوائز الملك فيصل العالمية، التي تمنحها مؤسسة الملك فيصل الخيرية، بالمملكة العربية السعودية. وهناك جوائز نوبل العالمية. وتكون كل مؤسسة، أو هيئة لجاناًا، وتضع شروطًا؛ لمنح جوائزها.<br />
جائزة الملك فيصل العالمية<br />
<br />
تمنح مؤسسة الملك فيصل الخيرية، منذ عام 1397هـ، خمس جوائز عالمية، في خمسة مجالاا، هي: خدمة الإسلام، والدواسات الإسلامية، والأدب العربي، والطب، والعلوم. وتتكون الجائزة من شهادة، تحمل اسم الفائز، وملخصًا للعمل الذي حصل به على الجائزة، وميدالية ذهبية، ومبلغ 750.000ريال.<br />
<br />
فاز بجوائز الملك فيصل كثير من العلماء، من الشرق والغرب. ومن أشهر الذين نالوا جائزة خدمة الإسلام: أبو الأعلى المودودي من باكستان، وأبو الحسن الندوي من الهند، وأحمد ديدات من جنوب إفريقيا، وعبد العزيز بن باز من السعودية. ومن الذين حصلوا على جائزة الدراسات الإسلامية: فؤاد سزكين من تركيا، ويوسف القرضاوي من مصر، ومصطفى الزرقاء من سوريا. ومن الذين حصلوا على جائزة الملك فيصل في الأدب العربي: عبد السلام هارون، وعائشة عبد الرحمن من مصر، وناصر الدين الأسد من الأردن، وعبد الله الطيب من السودان.<br />
<br />
من الذين حصلوا على جائزة الطب: مايكل فيلد من أمريكا، وماريو رينريتو من إيطاليا، وألبرت رينولدز من سويسرا. ومن أشهر الذين نالوا الجائزة في العلوم: أحمد زويل من أمريكا، وهو مصري الأصل. ومايكل عطية من بريطانيا، وهو مولود في السودان، وهيربرت فالتر منألمانيا.<br />
الصحة بين الماضي والحاضر<br />
كانت علامة الصحة - في الماضي - أن يكون الإنسان سمينا، كثير اللحم والشحم، فالإنسان السمين هو الصحيح، والإنسان النحيف هو المريض. وكان الناس يأكلون كثيرا إذا وجدوا الطعام. وكان الرجال يفضلون الزواج بالمرأة السمينة، ولا يحبون الزواج بالمرأة النحيفة.<br />
تقدم الطب كثيرا الآن، وظهر أن هناك أمراضا تصيب الشخص السمين، وهي أمراض خطيرة، مثل: أمراض القلب، والسكري، وضغط الدم. لقد أصبحت البدانة - اليوم - علامة على المرض، وأخذ الناس يتبعون الحمية، فيتناولون طعاما قليلان ويبتعدون عن السكريات والدهون والنشويات.<br />
وأصبح الأطباء يحذرون الناس من الطعام الأبيض، والحليب كامل الدسم قائلين: ابعتد عن السكر. ضع قليلا منه في الطعام. لا تأكل الخبز الأبيض، كل الخبز الأسمر. لا تأكل الأرز الأبيض، كل الأرز الأسمر. وأصبح الناس يتبعون الحمية، فيأكلون قليلا من اللحم الأحمر، والبيض، ويتناولون كثيرا من السمك والدجاج والخضراوات، والفواكه.<br />
نهى الأسلام عن الأسراف في الطعام، لأن الأكل الكثير يضر الإنسان. قال تعالى: (وكلوا واشربوا ولا تسرفوا إنه لا يحب المسرفين). وقال الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "ما ملأ آدمي وعاء شرا من بطنه، بحسب ابن آدم أكلات يقمن صلبه، فإن كان لا محالة، فثلث لطعامه، وثلث لشرابه، وثلث لنفسه".<br />
أركان الإسلام الخمسة<br />
قال الرسول - صلى الله عليه وسلم - (بني الإسلام على خمس: شهادة ألا إله إلا الله، وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان). وهذا تعريف بأركان الإسلام.<br />
الركن الأول: الشهادتان (لا إله إلا الله محمد رسول الله). وهما مفتاح الدخول إلى الإسلام، فمن قالهما، فقد دخل في الإسلام. <br />
الركن الثاني: الصلاة، وهي عمود الدين. قال صلى الله عليه وسلم: (رأس الأمر الإسلام، وعموده الصلاة، وذروة سنامه الجهاد في سبيل الله). وهي أول ما يحاسب عليه العبد يوم القيامة. قال صلى الله عليه وسلم: (أول ما يحاسب عليه العبد يوم القيامة الصلاة، فإن صلحت صلح سائر عمله، وإن فسدت فسد سائر عمله). والصلوات خمس: صلاة الفجر والظهر والعصر والمغرب والعشاء. وللصلاة أوقات معينة. قال تعالى: (إن الصلاة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا).<br />
الركن الثالث: الزكاة، وهي ما يخرجه المسلم من المال إلى الفقراء. قال تعالى: (خذ من أموالهم صدقة تطهرهم وتزكيهم بها). <br />
الركن الرابع: الصيام، وهو أن يترك الإنسان شهوتي البطن والفرج، من الفجر إلى غروب الشمس. قال تعالى: (يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون). وللصائم أجر عظيم. قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: (من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه). <br />
الركن الخامس: الحج، ويكون في مكة لأداء المناسك. قال تعالى: (ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا). ويجب الحج على المسلم مرة واحدة في العمر لمن استطاع إليه سبيلا.<br />
وسائل النقل والاتصال قديمًا وحديثًا<br />
<br />
يتكون العالم من ست قارات، ويبلغ عدد سكانه أكثر من ستة مليارات إنسان. هذا العالم الواسع، أصبح قرية صغيرة. كيف صار ذلك؟! هناك سببان، أولهما: وسائل النقل الحديثة، وثانيهما، وسائل الاتصال الحديثة.<br />
<br />
كانت وسائل النقل في العصور القديمة بطيئة جدًّا، وكان الناس يسافرون مشيًا على الأقدام، ويحملون حاجتهم على ظهورهم أو رؤوسهم. ثم أخذ الناس يستعملون الحيوانات؛ كالجمال والبغال والحمير في نقل حاجاتهم. بعد مدة، صنع الإنسان عربات صغيرة، لها أربع عجلات، تسير دون محرك، ثم صنعت بعد ذلك المراكب الشراعية، التي تسير على الماء.<br />
<br />
صنع الإنسان في العصر الحديث مركبات، تعمل بالمحركات، فظهر كثير من وسائل النقل الحديثة؛ مثل: السيارات، والقطارات، والسفن، والطائرات. جعلت هذه الوسائل العالم قرية صغيرة؛ فالإنسان ينتقل في ساعات، من بلد إلى بلد، ومن قارة إلى قارة. وهذا يختلف عما كان في الماضي، حيث كان الإنسان يحتاج إلى أيام وشهور، لينتقل من مدينة إلى مدينة.<br />
<br />
أما السبب الثاني، الذي جعل العالم قرية صغيرة، فهو وسائل الاتصال الحديثة مثل: الصحف، والهاتف، والإذاعة، التلفاز، والحاسوب، والشبكة الدولية التي جعلت الإنسان يعرف أولا بأول، ما يحدث في جميع بلاد العالم. كانت وسائل الاتصال في العصور القديمة بطيئة جدا، فالإنسان يرسل الأخبار والمعلومات، عن ظريق صوت، أو عن طريق العدائين، أو عن طريق الحمام الزاجل. وكانت الأخبار تصل بعد مدة طويلة، وقد لا تصل في كثير من الأحيان.<br />
من أضرار التدخين<br />
انتشر التدخين، وكثرت نسبة المدخنين في هذا العصر، مما ينذر بازدياد المشكلات الصحية بينهم. فقد أظهرت دراسات كثيرة أن التدخين يعرض الصحة لكثير من الأخطار، وأنه سبب لكثير من الأمراض، مثل: أمراض القلب، وسرطان الرئة، والالتهاب الرئوي، كما أنه يسبب الشيخوخة، ويزيد نسبة الوفيات.<br />
صحيح أن كل شيء بقضاء الله، وأن الموت والحياة والمرض والصحة، كلها بيد الله، ولكن يجب أن نتذكر دائما، أن الله سبحانه وتعالى يقول: (ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة). ويقول: (ولا تقتلوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيما). والتدخين قتل للنفس، وانتحار بطيء، كما أنه ضرر بإجماع الأطباء والعقلاء. والرسول - صلى الله عليه وسلم - يقول: "لا ضرر ولا ضرار"، وقد لوحظ أن نسبة وفاة المدخنين تزداد بازدياد استهلاك السجائر.<br />
طبقا لتقرير منظمة الصحة العالمية، فإن التدخين أخطر وباء عرفه الجنس البشري، والوفيات الناتجة عنه تعد أكثر الوفيات التي عرفها تاريخ الأوبئة وخصوصا في الدول الفقيرة، حيث تنشر شركات التبغ دعاياتها، وتبيع أسوأ أنواع السجائر وأخطرها.<br />
وفي كل هذا دليل على خطر التدخين على البشرية، فهل يدرك صغار الشباب - بصفة خاصة - ما ينتظرهم من أخطار وأضرار، إذا مارسوا التدخين، وأقدموا عليه؟!<br />
نتيجة لكل ما سبق، فإن المدخن يقتل نفسه بنفسه، كما ثبت أن ضرر التدخين يتعدى المدخنين أنفسهم إلى بقية أفراد المجتمع من المجاورين للمدخنين، فالتدخين ضرر متعد، لأن الدخان المتصاعد من أفواه المدخنين، يستنشقه من حولهم دوان اختيار منهم. والحرية الشخصية هنا تتعارض مع حقوق المجتمع. وكم من حريق شب بسبب المدخنين، وكانت أضراره جسيمة.<br />
ينفق المدخنون أموالا كثيرة على السجائر، ولا يأخذون مقابل ذلك إلا ضررا وخسارة. وقد وجد أن ما ينفقه 60 مليون مدخن في أمريكا، يكلف 4 مليارات دولار في العام. وتزداد المصيبة عندما يكون المدخنون من الأسر الفقيرة، التي تستهلك السجائر أكثر دخلها، فتترك هذه الأسر الأشياء الضرورية، وتشتري السجائر، وفي هذا إضاعة للمال، وقد نهى الإسلام الإنسان عن إضاعة المال، فيما لا فائدة فيه.<br />
لكل هذه الأسباب، وغيرها، جاء الدين الإسلامي بالنهي عن التدخين وتحريمه، لأنه بهذه الصفة لا يكون من الطيبات التي أحلت لبني آدم، بل هو من الخبائث التي حرمت عليهم. قال الله تعالى: (ويحل لهم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث).<br />
اختيار الزوجة<br />
منذ أن خلق الله آدم، وكتب عليه أن يعيش على الأرض، هو وذريته من بعده، والزواج أمر ضروري لاستمرار الحياة، حيث يشعر الرجل بالحاجة إلى المرأة، وتشعر المرأة بالحاجة إلى الرجل، فكلا هما يحتاج إلى الآخر. فالطعام والشراب، والسكن لا يغني عن الزواج. وهذا دليل على أهمية الزواج، الذي لا يستغني عنه عاقل.<br />
الإسلام يسمو بالزواج عن الحيوانية، ويجعله اتصالا كريما بين الرجل والمرأة، يناسب كرامة الإنسان، وفضله على سائر المخلوقات، ويحقق المعاني الإنسانية المقصودة من الزواج يقول الله تعالى: (ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون).<br />
اختيار الزوجة أهم مرحلة قبل الدخول في الحياة الزوجية. ذلك لأن الزواج رابطة وثيقة، وعلاقة إنسانية. وعملية الاختيار تحتاج إلى جهد، للعثور على الشريك المناسب. واختيار الزوج أو الزوجة خطوة من أهم الخطوات التي يتخذها الإنسان في حياته، فإن من يختارها الرجل، لتكون شريكة حياته، ستكون جزءا منه، وأما لأولاده، وربة لبيته.<br />
وضع الإسلام قواعد لاختيار الزوج والزوجة الصالحة، فعلى سبيل المثال، فإن أهم صفة للزوجة، أن تكون ذات دين، يدفعها إلى أداء الحقوق التي عليها، ويمنعها من طلب ما ليس لها. وفي وصف المرأة الصالحة، يقول الله جل جلاله: (فالصالحات قانتات حافظات للغيب بما حفظ الله)[النساء 34].<br />
وفيها يقول الرسول - صلوات الله وسلامه عليه - : "تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها ولجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين، تربت يداك". وذات الدين يطمئن إليها القلب، ويأمنها المرء على نفسه وماله، وعلى نفسها أيضًا.<br />
والمرأة لا ينبغي لها أن تقبل من الأزواج، إلا من هو على خلق ودين. يقول الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "إذا أتاكم من ترضون خلقه ودينه فزوجوه، إن لا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض". وعلى الولي أن يستأذن موليته إن كانت بكرا، ويستأمرها إن كانت ثيبا. <br />
ومن أهم صفات من يختارها الرجل زوجة له، أن تكون ذات خلق حسن، فتحب زوجها، وفي ذلك يقول الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "تزوجوا الودود". والزوجة العاقلة ذات الخلق الحسن، والتربية الحسنة، تعامل زوجها معاملة حسنة، وتجنبه المشكلات.<br />
وبعد موافقة كلا الطرفين على الآخر، واطمئنان أحدهما إلى شريك حياته، أباح الإسلام للخاطب والمخطوبة أن يرى أحدهما الآخر. قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : "إذا خطب أحدكم المرأة، فإن استطاع أن ينظر منها، إلى ما يدعوه إلى نكاحها فليفعل".<br />
الترويح في الإسلام<br />
النفس الإنسانية تمل من الجد والعمل، ويدخلها السأم من كثرة العمل. لهذا تجيز تعاليم الإسلام للإنسان أن يروح عن نفسه، من وقت لآخر،باللهو المباح، ويمارس من الأنشطة الترويحية المباحة، ما يعود عليه بالفوائد الجسمية، والروحية، والعقلية، ويجدد نشاطة في الحياة، ويدفعه إلى مزيد من العمل والعبادة.<br />
ولنا في رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أسوة حسنة. فقد كان يضحك ويمزح بالقول الصادق، فقد قال له الصحابة، رضوان الله عليهم: إنك لتداعبنا. فقال لهم - عليه الصلاة والسلام - : "إني لا أقول إلا حقا".<br />
وقد جاء عنه - صلى الله عليه وسلم - أن امرأة عجوزا أنصارية، جاءته تقول: "ادع الله أن يدخلني الجنة". فقال لها: "يا أم فلان، إن الجنة لا تدخلها عجوز". فأخذت المرأة تبكي، فلما رأى ذلك منها تبسم وقال لها: "أما قرأت قول الله تعالى: (إنا أنشأناهن إنشاء. فجعلناهن أبكار. عربا أترابا).<br />
وجاء رجل يطلب منه أن يتصدق عليه ببغير يركبه، فقال له الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "إني حاملك على ولد الناقة". فقال له الرجل: يا رسول الله، وما أصنع بولد الناقة؟ فقال له الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "وهل تلد الإبل إلا النوق؟!"<br />
وكان الصحابة - رضي الله عنهم - مع الجد والاجتهاد، يتمازحون فيما بينهم، ويروحون عن أنفسهم، بممارسة بعض الأنشطة المباحة، ولم ينقص ذلك من أقدارهم. يقول علي بن أبي طالب: "إن القلوب تمل كما تمل الأبدان، فابتغوا لها طرائف الحكمة".<br />
وأجاز الإسلام من الأنشطة الترويحية، ما يتفق مع قيمه وأخلاقه وآدابه، ولم يجعل الهدف من ممارسة النشاط الترويحي، شغل أوقات الفراغ، بل جعل الهدف استثمار أوقات الفراغ، ليجدد النشاط، وليعين على الحياة.<br />
ليس معنى إباحة الترويح، أن تصبح الحياة كلها هزلا، وأن تتغلب روح المرح على روح الجد، وتضيع تبعا لذلك عناصر القوة، ويتخلف المسلمون عن القيام بواجبهم، ويقضى على عوامل المحبة والأخوة بينهم، ويصبح المجتمع لهيا عابثا، فالحياة أغلى من أن تضيع في لهو عابث، وتهدر في باطل لا خير من ورائه، لذلك يجب ألا يأخذ الترويح إلا قليلا من الوقت والجهد.<br />
إن الإسلام عندما أباح الترويح بالمزاح والمداعبة، لم يقصد بعض الأساليب المنتشرة في مجتمعاتنا المعاصرة التي تؤدي أحيانا إلى إيذاء الآخرين، عن طريق السخرية منهم. فالله سبحانه وتعالى ينهانا عن السخرية من الآخرين. قال تعالى: (يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بالألقاب). كما حذرنا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - من الكذب في المزاح والمداعبة، وعند إضحاك الآخرين. فقال عليه الصلاة والسلام: "ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم، ويل له، ويل له".<br />
مدن إسلامية<br />
قال الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد: المسجد الحرام، ومسجدي هذا، والمسجد الأقصى". والمسجد الحرام في مكة، ومسجد الرسول - صلى الله عليه وسلم - في المدينة، والمسجد الأقصى في القدس. وهذه المساجد هي أهم معالم هذه المدن.<br />
مكة المكرمة: أشهر مدن العالم الإسلامي، تهفو إليها قلوب المسلمين جميعا من شتى بقاع الأرض، خصها الله بالتكريم عبر مختلف العصور، وأقسم بها في قوله تعالى: (لا أقسم بهذا البلد. وأنت حل بهذا البلد). وهي مسقط رأس الرسول محمد - صلى الله عليه وسلم - ومبعثه. فيها نزل الوحي، ومنها انتشر نور الحق، يبذد الكفر في كل مكان. يقصدها ملايين الحجاج كل عام، لأداء فريضة الحج، ويأتبها المعتمرون من أرجاء العالم الإسلامي.<br />
وفي مكة الكعبة المشرفة، والمسجد الحرام، وهو أول بيت وضع للناس قال تعالى: (إن أول بيت وضع للناس للذي ببكة مباركا وهدى للعالمين). وقد بنى الكعبة نبي الله إبراهيم، وابنه إسماعيل في مكان تحيط به الجبال. قال تعالى: (وإذ يرفع إبراهيم القواعد من البيت وإسماعيل ربنا تقبل منا). وفي مكة من المشاعر المقدسة: منى، ومذدلفة، وعرفات، والصفا، والمروة، وزمزم. <br />
المدينة المنورة: تعد المدينة المنورة المدينة الإسلامية الثانية بعد مكة، إذ يوجد فيها مسجد النبي - صلى الله عليه وسلم -. قال الرسول - صلى الله عليه وسلم - "صلاة في مسجدي هذا أفضل من ألف صلاة فيما سواه إلا المسجد الحرام، وصلاة في المسجد الحرام أفضل من مئة ألف صلاة فيما سواه". <br />
بدأ تاريخ المدينة المجيد، في العصر الإسلامي بعد هجرة الرسول - صلى الله عليه وسلم - إليها. ومنذ ذلك اليوم، صارت المدينة مقرا للإسلامي، ومصدرا للنور الذي انطلق، لينير العالم بنور الإيمان والهدى. وفي المدينة مسجد قباء، أول مسجد أسس على التقوى. وفيها جبل أحد الذي وقعت عنده غزوة أحد.<br />
القدس: القدس هي المدينة الثالثة عند المسلمين، لأن فيها المسجد الأقصى المبارك، الذي أسرى الله برسوله إليه من المسجد الحرام، قال تعالى: (سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصا الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير). والمسجد الأقصى، أولى القبلتين، وقد بقي قبلة للمسلمين حتى السنة الثانية للهجرة، حيث تحولت القبلة إلى المسجد الحرام، كما قال تعالى: (قد نرى تقلب وجهك في السماء فلنولينك قبلة ترضاها فول وجهك شطر المسجد الحرام وحيث ما كنتم فولوا وجوهكم شطره).<br />
القدس عاصمة فلسطين، اغتصبها اليهود عام 1948م، وقد قسمت إلى قسمين: هما القدس الشرقية القديمة، وفيها المسجد الأقصى، وقد ظلت جزءا من الضفة الغربية في المملكة الأردنية الهاشمية إلى أن وقع عدوان اليهود عليها سنة 1967م فاحتلتها إسرائيل، ضمن ما احتلت من الأراضي العربية. والقدس الغربية الجديدة، وهي تحت الاحتلال اليهودي منذ عام 1948م.<br />
الباحث عن الحقيقة<br />
تحدث سلمان الفارسي عن قصة بحثه عن الحقيقة وإسلامه، فقال:<br />
كنت مجوسيا من أهل أصبهان، وكنت قاطن (المقيم عند) النار التي نوقدها، فسألت النصارى حين أعجبني أمرهم، وصلاتهم عن أصل دينهم، فقالوا: في الشام. فانطلقت إلى الشام، وأقمت مع الأسقف صاحب الكنيسة؛ أخدم، وأصلي، وأتعلم. وكان هذا الأسقف رجل سوء في دينه، ثم مات. وجاؤوا بآخر خيرا منه، فلما حضرته الوفاة، قلت له: إلى من توصي بي؟ قال: أي بني، ما أعرف أحدا من الناس على مثل ما أنا عليه، إلا رجلا بالموصل. فلما توفي (مات)، أتيت صاحب الموصل، وأقمت معه، ثم حضرته الوفاة، فسألته فدلني على عابد في نصيبين، فأتيته وأقمت معه فلما حضرته الوفاة، سألته، فدلني على رجل من عمورية فرحلت (سافرت) إليه، وأقمت معه، ثم حضرته الوفاة، فقلت له: إلى من توصي بي؟ فقال لي: يا بني ما أعرف أحدا على مثل ما كنا عليه آمرك أن تأتيه، ولكن هذا زمان نبي يبعث بدين إبراهيم حنيفا، يهاجر إلى أرض ذات نخل بين حرتين، فاذهب إليه إن استطعت. وإن له آيات لا تخفى: فهو لا يأكل الصدقة، ويقبل الهدية، وإن بين كتفيه خاتم النبوة، إذا رأيته عرفته. ومربي ركب، وذهبت معهم حتى وصلوا إلى وادي القرى فظلموني، وباعوني إلى رجل من يهود، فباعني إلى رجل من يهود بني قريظة. ثم خرج بي حتى قدمت المدينة فوالله ما هو إلا أن رأيتها، حتى أيقنت أنها البلدة التي وصفت لي، وأقمت معه أعمل له في نخله في بني قريظة، حتى بعث الله رسوله، وحتى قدم "المدينة" ونزل بقباء. وإني لفي رأس نخلة يوما، وصاحبي (سيدي) جالس تحتها، إذ أقبل رجل من يهود، من بني عمه، فقال يخاطبه: قاتل الله بني قيلة (أم الأوس والخزرج)، إنهم ليتقاصفون (يزدحمون) على رجل بقباء، قادم من مكة يزعمون أنه نبي فوالله ما هو إلا أن قالها حتى أخذتني رعشة. فرجفت النخلة، حتى كذت أسقط فوق صاحبي، ثم نزلت سريعا، أقول: ماذا تقولون؟ ما الخبر؟ فرفع سيدي يده وضربني، ثم قال: ما لك ولهذا؟ أقبل على عملك. فأقبلت على عملي، ولما أمسيت جمعت ما كان عندي، ثم خرجت حتى جئت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - بقباء، فدخلت عليه، ومعه بعض أصحابه، فقلت له: إنكم أهل حاجة وغربة، وقد كان عندي طعام نذرته للصدقة، فلما ذكر لي مكانكم، رأيتكم أحق الناس به، فجئتكم به. ثم وضعته، فقال الرسول لأصحباه: كلوا باسم الله، وأمستك هو فلم يبسط إليه يدا. فقلت في نفسي هذه والله واحدة، إنه لا يأكل الصدقة! ثم رجعت وعدت إلى الرسول - صلى الله عليه وسلم - في الغداة، أحمل طعاما وقلت له عليه السلام: إني رأيتك لا تأكل الصدقة. وقد كان عندي شيء أحب أن أكرمك به هدية ووضعته بين يديه، فقال لأصحابه: كلوا باسم الله، وأكل معهم. قلت لنفسي: هذه والله الثانية؛ إنه يأكل الهدية! ثم رجعت فمكثت ما شاء الله، ثم أتيته، فوجدته في البقيع قد تبع جنازة، وحوله أصحابه فسلمت عليه، ثم عدلت لأنظر أعلى ظهره، فعرف أني أريد ذلك، فألقي بردائه عن كاهله، فإذا العلامة بين كتفيه، خاتم النبوة، كما وصفه لي صاحبي، فأكببت عليه أقبله وأبكي، ثم دعاني - عليه الصلاة والسلام - فجلست بين يديه، فحدثني حديثي كما أحدثكم الآن، ثم أسلمت.<br />
المدارس والمعاهد العلمية<br />
لم يكن المسجد في الماضي مكان عبادة فقط؛ بل كان مدرسة يتعلم فيها المسلمون القراءة والكتابة والقرآن وعلوم الشريعة، واللغة والعلوم المختلفة. ثم أقيم الكتاب بجانب المسجد، وخصص لتعليم القراءة والكتابة والقرآن، وشيء من علوم العربية.<br />
كان الكتاب يشبه المدرسة الابتدائية في عصرنا الحاضر، وكان من الكثرة بحيث كان هناك نحو ثلاثمئة كتاب في المدينة الواحدة. وكان الكتاب الواحد يضم - أحيانا - مئات أو آلافا من الطلاب.<br />
ثم قامت المدرسة بجانب الكتاب والمسجد، وكانت الدراسة فيها تشبه الدراسة الثانوية والعالية في عصرنا الحاضر، وكان التعليم فيها مجانا. ولم يكن التعليم فيها خاصا بطائفة من الناس، بل كان يجلس المدارس ابن الفقير بجانب ابن الغني، وابن التاجر بجانب ابن الصانع والمزارع. وكانت الدراسة فيها قسمين: قسما داخليا للغرباء أو الذين لا تساعدهم أحوالهم المادية، على أن يعيشوا على نفقات آبائهم، وقسما خارجيا لمن يريد أن يرجع في المساء إلى بيت أهله. وكان الطعام يقدم مجانا للطالب في القسم الداخلي، وفيه يعبد الله، ويطالع، وينام. وبذلك كانت كل مدرسة تحتوي على مسجد، وقاعات للدراسة، وغرف لنوم الطلاب، ومكتبة، ومطبخ وحمام. وكانت بعض المدارس تحتوي - فوق ذلك - على ملاعب للرياضة البدنية في الهواء الطلق.<br />
وأفضل مثال لهذه المدارس الجامع الأزهر، فهو مسجد تقام فيه حلقات للدراسة، تحيط به من جهاته المتعددة غرف لسكن الطلاب تسمى بالأروقة، يسكنها طلاب كل بلد بجانب واحد، فهناك رواق للشاميين، ورواق للمغاربة، ورواق للأتراك، ورواق للسودانيين، وهكذا. ولا يزال طلاب الأزهر حتى اليوم، يأخذون رواتب شهرية مع دراستهم المجانية من ربح الأوقاف، التي أوقفت على طلاب العلم بالأزهر.<br />
كان رؤساء المدارس من خيرة العلماء وأكثرهم شهرة. ولم يكن المدرسون في صدر الإسلام يأخذون أجرا على عملهم. وبعد أن اتسعت الحضارة، وبنيت المدارس، وأوقف لها الأوقاف، جعل للمدرسين فيها رواتب شهرية، تختلف كثرة وقلة بحسب البلاد والمدارس والأوقاف، ولكنها على كل حال كانت كافية، ليعيش المدرس حياة طيبة. ولم يكن يجلس للتدريس إلا من شهد له الشيوخ بالكفاءة. وقد كان النظام في عصر الإسلام الأول، أن يسمح الشيخ للتلميذ بالانفصال عن حلقة، وإنشاء حلقة خاصة، أو أن يعهد برئاسة الحلقة إليه بعد وفاته.<br />
وكانت المدارس أنواعا؛ فمنها مدارس لتدريس القرآن الكريم وتفسيره وحفظه وقراءته، ومنها مدارس للحديث خاصة، ومنها - وهي أكثرها - مدارس للفقه، فقد كان لكل مذهب فقهي مدارس خاصة به، ومنها مدارس للطب، ومنها مدارس للأيتام. ويذكر النعيمي في كتابه (الدارس في تاريخ المدارس) - وهو من علماء القرن العاشر الهجري - أسماء مدارس دمشق، وفيها وحدها سبع مدارس للقرآن الكريم، وللحديث ست عشرة مدرسة، وللقرآن والحديث معا ثلاث مدارس، وللفقه الشافعي ثلاث وستون مدرسة، وللفقه الحنفي اثنتان وخمسون مدرسة، وللفقه المالكي أربع مدارس، وللفقه الحنبلي إحدى عشرة مدرسة، هذا غير مدارس الطب وغيره من العلوم.<br />
طبقات الأصدقاء<br />
خذ قلما وورقة، وحاول أن تكتب اسماء أصدقائك جميعا أيها الشاب، ثم صنفهم أصنافا؛ تجد منهم من ليسوا أصدقاء على التحقيق. فمنهم رفيق تقابله كل يوم أمامك في السيارة، أو الحافلة، يحييك فتحييه. ومنهم رفيق العمل، فترى مكتبه بجانب مكتبك.<br />
فإذا أردت الصفة التي تجمع خلال الخير، والعمل الذي يصلح الأعمال كلها، فاكتب اسماء أصدقائك وأصحابك، وانظر إلى كل واحد منهم: هل هو صالح في نفسه، أم هو غير صالح، وهل هو مخلص لصديقه، أم هو لا يهتم إلا بنفع نفسه. وهل هو مؤنس لجليسه، أم هو مزعج؟ فإذا فعلت ذلك، رأيت الأصدقاء أنواعا:<br />
• وجدت فيهم من هو صائم مصل له سمت المتقين، وزي الصالحين، ولكنه يتخذ ذلك سلما للدنيا وشبكة للمال، ووجدت حقيقته تكذب ظاهره، فإذا عاهدته خانك، وإن عاملته غشك.<br />
• ووجدت فيهم من يبدو أنه صادق المعاملة، أمين اليد، لكنه لا يصوم، ولا يصلي، وليس له من الدين إلا اسمه؛ فهو يفسد عليك دينك.<br />
• ووجدت فيهم من هو صالح متعبد، أمين صادق المعاملة، ولكنه صاحب شهوة، لا حديث له إلا عنها، فهو يؤذيك بإثارة الخامد من رغبتك. <br />
• ووجدت من هو صالح في نفسه، أمين في معاملته، لكنه لا ينفع صديقا، ولا يسعد صاحبا.<br />
• ووجدت من يخدم صديقه ويسره، لكنه لا يبالي في خدمته ومسرته أن يعطيه من دينه، فيخون من أجله أمانته؛ فيأخذ بيدك حتى يدخلك معه جهنم.<br />
• ووجدت من هو دين في نفسه، معين لصديقه، واقف عند حدود الله، لكنه يجهل طرائق المعاشرة. <br />
• ووجدت من هو أحمق، أو فاحش.<br />
• ووجدت من يصادقك لحسبك، أو منصبك، فهو يتخذك زينة ليومه، وعدة لغده، فأنت عنده حلية تجمل الجدار.<br />
• ووجدت فيهم من هو صالح في نفسه، أمين في معاملته، صادق في قوله، ينفع صديقه، ويسعد صاحبه، فاظفر به.<br />
والخلاصة أن الأصحاب خمسة: فصاحب كالهواء لا يستغنى عنه. وصديق كالغذاء لا يعيش الإنسان إلا به، ولكن ربما ساء طعمه، أو صعب هضمه، وصاحب كالدواء مر كرية، لكن لا بد منه أحيانا، وصاحب كالخمر تلذ لشاربها، ولكنها تودي بصحته وشرفه. وصاحب كالبلاء.<br />
أما الذي كالهواء فهو يفيدك في دينك، وينفعك في دنياك. وأما الذي هو كالغذاء، فهو الذي يفيدك في الدنيا والدين، لكنه يزعجك أحيانا بغلظته، وجفاء طبعه. وأما الذي هو كالدواء، فهو الذي تضطرك الحاجة إليه، وينالك النفع منه، ولا يرضيك دينه، ولا تسليك عشرته. وأما الذي هو كالخمر، فهو الذي يبلغك لذتك، وينيلك رغبتك، ولكن يفسد خلقك، ويهلك آخرتك. وأما الذي هو كالبلاء، فهو الذي لا ينفعك في دنيا ولادين، ولا يمتعك بعشرة، ولا حديث، ولكن لا بد لك من صحبته.<br />
عليك أن تجعل الدين مقياسا، ورضا الله ميزانا، فمن كان يفيدك في دينك، فاستمسك به، إلا أن يكون ممن لا تقدر على عشرته. ومن كان لا يرضيك فاتركه، إلا أن تكون مضطرا إلى صحبته، فتكون هذه الصحبة ضرورة، بشرط ألا تجاوز في هذه الصحبة حد الضرورة. وأما الذي لا يضرك في دينك، ولا ينفعك في دنياك، ولكنه ظريف ممتع، فاقتصر منه على الاستمتاع بظرفه، على ألا تمنعك هذه الصحبة من الواجب، ولا تمشي بك إلى عبث، أو إثم.<br />
العولمة<br />
هناك من يرى في العولمة دعو إلى تقسيم العمل، وانتشار التقانة الحديثة من مراكزها في العالم المتقدم اقتصاديا، إلى أقصى أطراف الأرض، ومن ثم زيادة الإنتاج. وهو في سبيل ذلك، مستعد لأن يغفر للعولمة أي تأثير سلبي، يمكن أن ينتج عنها على الهوية الثقافية. بل هو مستعد للقول، بأن هذا الأثر السلبي على الهوية يسير، بل قد يذهب إلى القول، بأن الهوية الثقافية سوف تفيد من العولمة.<br />
وهناك المفتونون بالمدنية الغربية بوجه عام، ليس بنالحعل المادي فقط، بل في مجال نقل المعلومات وتخزينها وتوفيرها، وبما حققه الغرب في المجال السياسي والاجتماعي والثقافي. أولئك المفتونون بالديموقراطية الغربية، وبالعلاقات الاجتماعية الغربية، وبالإنتاج الثقافي في الغرب، ويتمنون لشعوبهم سرعة اللحاق بكل هذه الإنجازات، ويجدون في العولمة السبيل إلى ذلك. ومن هؤلاء من لا تثير لديهم مسألة الهوية الثقافية إلا السخرية؛ فهي عندهم تعني التخلف والجهل والفقر.<br />
هناك أيضا الكارهون للعولمة، ولديهم أسباب لهذه الكراهية؛ فهناك من يكرهها لأن فيها مزيدا من الاستغلال الاقتصادي، وهذا ما تفعله الاستثمارات الأجنبية الخاصة، عندما تترك بلادها، وتذهب لاستغلال العمالة الرخيصة في البلاد الأقل نموا، كشركات الأدوية الكبيرة التي تريد أن تفتح لها كل بلاد العالم أبوبها؛ لتحقق مزيدا من الربح على حساب مستهلكي هذه الأدوية ومنتجيها. نعم، الهوية الثقافية لابد أن تعاني من ذلك، ولكن المعاناة هنا ليست إلا نتيجة للاستغلال الرأسمالي، إذ تحمل كل هذه الاستثمارات الأجنبية، وهذه السلع المستوردة ثقافة تختلف عن ثقافات الأمم المستوردة لها، فتحقق مزيدا من الأرباح المادية والثقافية. وحاية الهوية الثقافية واجبة في نظر هؤلاء.<br />
وهناك من يكره العولمة لا لسبب اقتصادي، بل لسبب ديني؛ فالعولمة آتية من مراكز دينها غير ديننا، بل هي قد تنكرت للأديان كلها، وآمنت بالعلمانية التي لا تختلف كثيرا، في نظر هؤلاء، عن الكفر. ومن ثم ففتح الأبواب أمام العولمة، هو فتح الأبواب أمام الكفر. والغزو هنا في الأساس ليس غزوا اقتصاديا، بل هو غزو ديني. والهوية الثقافية المهددة هنا هي دين الأمة وعقيدتها، وحماية الهوية معناها في الأساس الدفاع عن الدين.<br />
وهناك، من ناحية أخرى، من يرى أن العولمة ليست غزوا اقتصاديا، أو غزوا علمانيا، بل غزو قومي. صحيح أن هذا الغزو يتضمن استغلالا اقتصاديا، وصحيح أنه يهدد دين الأمة التي يجري غزوها. ولكن هذا وذاك ليسا إلا جزأين من ظاهرة أوسع، وهما مرفوضان لسبب أكبر وأشمل. فالاستقلال الاقتصادي ليس مطلوبا لمنع الاتغلال فقط، بل مطلوب لتحقيق نهضة شاملة للأمة. والعولمة كذلك تهديد للدين والعقيدة، ولقيم الأمة.<br />
إن كلا من المواقف المؤيدة والرافضة للعولمة، يحمل في رأي البعض جزءا من الحقيقة. نعم، إن العولمة قد تؤدي إلى زيادة الإنتاج، والعولمة قد تمثل تقدما في بعض القدرات المهمة للإنسان، وفي بعض أنواع الإنتاج العلمي والفني. ولكن العولمة تتضمن، بلا شك، اتجاها نحو السيطرة الاقتصادية من جانب الشركات الكبيرة للمستضعفين في الأرض. والتنافس في هذا الصراع لن يرحم الضعفاء، بل يعادي معتقداتهم ومقدساتهم. والعولمة، بلا شك، تهدد أنماط الحياة الخاصة بالأمم المحافظة، لصالح نمط معين للحياة، هو السائد في الدول القوية.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-71151254250664699242012-01-05T17:31:00.001-08:002012-01-05T17:31:44.463-08:00> Para Penemu1. Penemu Mesin uap Adalah James Watt Berasal dari Negara Inggris<br />
2. Penemu Mesin 4 tak Adalah Nicolaus Otto Berasal dari Negara Jerman<br />
3. Penemu Mesin diesel Adalah Rudolf Diesel Berasal dari Negara Jerman<br />
4. Penemu Mesin cetak Adalah Johannes Guttenberg Berasal dari Negara Jerman<br />
5. Penemu Mesin ketik Adalah Christopher Sholes Berasal dari Negara Amerika<br />
6. Penemu Radio Adalah C. Marconi Berasal dari Negara Italia<br />
7. Penemu Televisi Adalah J.L. Baird & C.F. Jenkins Berasal dari Negara Amerika<br />
8. Penemu Telegrap Adalah Samuel F.B. Morse Berasal dari Negara Amerika Serikat<br />
9. Penemu Telepon Adalah Alexander Graham Bell Berasal dari Negara Amerika Serikat (Versi Lama)<br />
10. Penemu Telepon Adalah Antonio Meucci Berasal dari Negara Italia (Versi Baru)<br />
11. Penemu Dinamo Adalah Michael Faraday Berasal dari Negara Inggris<br />
12. Penemu Elektromagnet Adalah Williarn Sturgeon Berasal dari Negara Inggris<br />
13. Penemu Bola lampu Adalah Thomas Alva Edison Berasal dari Negara Amerika Serikat<br />
14. Penemu Proyektor film Adalah Thomas Alva Edison Berasal dari Negara Amerika Serikat<br />
15. Penemu Piringan hitam Adalah Alexander Graham Bell Berasal dari Negara Amerika Serikat<br />
16. Penemu Batu baterai Adalah Volta Berasal dari Negara Italia<br />
17. Penemu Termometer Adalah Galileo Galilei Berasal dari Negara Italia<br />
18. Penemu Korek api Adalah Robert Boyle, John Walker Berasal dari Negara<br />
19. Penemu Kapal api Adalah Robert Fulton Berasal dari Negara Amerika Serikat<br />
20. Penemu Kapal selam Adalah Cornelius van Drebbel Berasal dari Negara Belanda<br />
21. Penemu Sinar Rontgen Adalah Wilhelm Conrad Rontgen Berasal dari Negara Jerman<br />
22. Penemu Stetoskop Adalah Rene Laennec Berasal dari Negara<br />
23. Penemu Lensa Adalah Anthony Van Leuwenhook Berasal dari Negara Belanda<br />
24. Penemu Mikroskop Adalah Zacharias Janssen Berasal dari Negara<br />
25. Penemu Teleskop Adalah H. Lippershey Berasal dari Negara<br />
26. Penemu Kamera Adalah Louis Jacques Monde da Guerre & Edwin Land Berasal dari Negara Amerika<br />
27. Penemu Pesawat terbang Adalah Wilbur dan 0. Wright Berasal dari Negara Amerika<br />
28. Penemu Kereta api Adalah Murdocks Berasal dari Negara Inggris<br />
29. Penemu Sepeda Adalah Civrac Berasal dari Negara Prancis<br />
30. Penemu Balon terbang Adalah Sir F. Whittle Berasal dari Negara<br />
31. Penemu Balon karet Adalah Josep dan J. Montgolfier Berasal dari Negara<br />
32. Penemu Ban karet Adalah Charles Goodyear Berasal dari Negara Amerika<br />
33. Penemu Barometer Adalah Evangelista, Torricelli Berasal dari Negara Italia<br />
34. Penemu Dinamit Adalah Alfred Nobel Berasal dari Negara Swedia<br />
35. Penemu Lensa kaca mata Adalah Benyamin Franklin Berasal dari Negara<br />
36. Penemu Mesin hitung Adalah Blaise Pascal Berasal dari Negara Prancis<br />
37. Penemu Mobil Adalah Gottlich Daimler Berasal dari Negara<br />
38. Penemu Motor Adalah Nikola Tesla Berasal dari Negara<br />
39. Penemu Tank Adalah Sir Ernest Swinton Berasal dari Negara Inggris<br />
40. Penemu Traktor Adalah Benyamin Holt Berasal dari Negara<br />
41. Penemu Tangga jalan Adalah Elis G. Otis Berasal dari Negara<br />
42. Penemu Kawat pijar Adalah Irving Langmuir Berasal dari NegaraUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-42961231784488266132012-01-05T17:29:00.000-08:002012-01-05T17:29:20.440-08:00> Mengapa Selalu Kurang Padahal Gajian tiap BulanAnda Ingin tahu jawabanya !!!!!<br />
A. Menurut Logika nyata<br />
1. Tidak membukukan pemasukan pasti dan pemasukan tidak pastinya setiap bulan.<br />
2. Begitu pula pengeluaran, dia tidak menuliskan pengeluaran apa saja setiap bulannnya. Sehingga dia tidak tahu sebenarnya berapa dana yang dibutuhkan yang nyata setiap bulanya.<br />
3. Main-main atau hiburan keluarga, dan belanja yang tidak terkontrol setiap harinya ( poya-poya ) .Hal ini terjadi terutama di awal-awal bulan setelah gajian atau mendapat keuntungan. Apalagi yang masih membujang. Harusnya yang membujang benar-benar menyimpan dan mengelola uangnya. Sehingga sebebum menikah dia sudah punya rumah, tanah, sawah, motor, mobil, usaha. Luar biasa.......calon suami ini..<br />
4. Terlalu mudah memberikan kepada orang lain tanpa perhitungan kepentingan dan kebutuhan keluarganya. Biasanya banyak orang yang memanfaatkan, mendekati minta tolong, minta bantuan, minjam....dan apalah alasan-alasan lainnya. Dan secara nurani dia termasuk orang yang tidak tegaan kepada orag lain. Setelah uangnya habis...barulah dia sadar...bahwa dia telah dipermainkan...dimanfaatkan...dan atau di tipu........<br />
5. Tidak ada uang saving bulanan yang benar-benar aman terkendali ( baik di bank atau arisan, dll ). Biasanya uang dipegang di tangan atau di dompet atau dilemari sehingga dengan mudah mengambil dan menggunakannya. Tahu-tahu uagnya sudah habis..bis..bis..bis.....baru deh menyesal telah menghabiskan uang banyak yang apabila dikumpulkan atau tidak boros bisa beli rumah, sawah, tanah, atau bisnis lainnya.<br />
6. Dia tidak punya planning untuk punya usaha baru atau bisnis baru. Hal ini karena jarangnya dia membaca orang-orang sukses. Berpikir menghayal tentang masa depan, dan jarang bergaul dengan orang sukses....serta jarang mengikuti forum-forum untuk membuka wawasan berbisnis. Dia terlena dan santai dengan penghasilan yang ada setiap bulannya. Yang lebih kasihan lagi yang tinggal dirumah dinas. Tanpa disadarinya dia sebentar lagi harus pindah dan diusir dari rumah yang didiaminya berpuluh-puluh tahun. <br />
7. Biaya tinggi pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan si anak. Padahal setiap tingkatnya esensi kebutuhan anak dalam pendidikan tidaklah harus dengan biaya yang melebihi pendidikan yang lebih tinggi. Prisnsip hidup yang salah apabila mengatakan Untuk pintar itu Butuh biaya Mahal.<br />
8. Terlalu banyak waktu terbuang untuk tidur, berolah raga dengan teman-teman, organsasi yang tidak menunjang karir. Menonton tv, video, game, dan main catur, memancing.<br />
<br />
<br />
B. Menurut Agama<br />
1. Tidak bersyukur dengan yang ada. Lihat QS Ibrahim ayat 7<br />
2. Termasuk orang dipersulit oleh Allah awalaupun punya gaji atau pengasilan.<br />
3. Selalu lupa bahwa Pada hakikatnya kemudahan dan kekayaan dan kesulitan serta kekurangan itu adalah Allah yang memberikan.<br />
4. Lupa terhadap 5 orang keramahat. 5 orang ini sebagai ujian dan merupakan salah satu kunci keberhasilan dan kebarokahan rijki kita. 1) Orang telah membiayai atau mengurus hdup kita termasuk orang tua. 2) Saudara-saudara terdekat yang benar-benar kurang mampu. 3) tetangga terdekat disekiling rumah kita yang duafa 4) Anak-anak yatim terumata disekeliling rumah kita 5) Guru-guru yang benar telah memberikan ilmu dan pencerahan berpikir dan kita merasakannya sekarang.<br />
5. Kurang shadakoh, terutama yang membutuhkan, masjid, madrasah, pesantren. Dll<br />
6. Jarang shalat berjamaah, shalat duha, dzikir, Tahajud, baca qur’an.<br />
7. Jarang ikut berjamaah pengajian, atau perkumpulan lainnya. <br />
8. Tidak sadar bahwa Segalanya harus pakai ilmu.<br />
9. Dia lupa bahwa Dunia itu perlu untuk pasilitas menuju akhirat Lihat QS al Qashash ayat 77 <br />
10. Dia tidak faham bahwa mencari rijki itu harus dibarengi dzikir QS Al Jumuah ayat 10.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-62918012313413682962011-12-15T23:47:00.001-08:002011-12-15T23:47:56.971-08:00> Fadilah asmaul husnaBismilah<br />
<br />
MANFAAT DAN KEUTAMAAN ASMAUL HUSNA<br />
<br />
<br />
Allah berfirman, “Dia telah mengajari Adam seluruh nama” (Al –Baqarah [2]: 31) dan “Milik Allahlah nama – nama yang indah, dan mohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama – nama tersebut” (Al – A`raaf [7]: 180)<br />
<br />
Rasulullah bersabda, “Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu; barang siapa memahaminya akan masuk surga.” (Shahiih Bukhaari, Shahiih Muslim). Tentunya dalam memahaminya tidak hanya dengan ucapan saja tetapi juga dengan perbuatan dan tingkah laku kita.<br />
<br />
Keutamaan dan manfaat dari Nama – Nama Allah (Asmaul Husna) telah banyak dirasakan oleh banyak orang. Oleh sebab itu saya mencoba merangkum dari beberapa buku yang membahas keutamaan dan manfaat dari Asmaul Husna tersebut. Mudah – mudahan bermanfaat bagi kita semua. Amiin....<br />
<br />
<br />
<br />
Allaah<br />
<br />
<br />
<br />
ALLAAH adalah al-ism al – a`zham, nama teragung, yang mencakup semua sifat Allah yang indah dan menjadi tanda Esensi dan sebab bagi segala esensi.<br />
<br />
© Barang siapa membaca ism ini secara rutin setiap hari sebanyak 1000 kali, dengan ucapan Yaa Allaah ya huu, niscaya Allah akan mengaruniakan kepada orang itu kesempurnaan keyakinan, semua keraguan dan ketidakpastian akan hilang dihatinya.<br />
<br />
© Barang siapa membacanya pada hari Jumat sebelum sholat, dalam keadaan suci dan bersih pakaiannya, serta bebas dari segala kesibukan, maka Allah akan memudahkan segala permintaannya.<br />
<br />
© Jika orang yang sedang menderita suatu penyakit yang sulit disembuhkan oleh dokter, lalu ia berdoa kepada Allah dengan ism ini, niscaya ia akan sembuh dengan izin Allah, selama ajalnya belum tiba.<br />
<br />
<br />
<br />
1. Ar – Rahmaan (Maha Pemurah)<br />
<br />
© Barang siapa membaca Ya Rahmaan sebanyak 100 kali tiap selesai mengerjakan sholat fardhu, maka dengan izin Allah akan hilanglah sifat lalai dan lupa dalam dirinya.<br />
<br />
2. Ar – Rahiim (Maha Penyayang)<br />
<br />
© Barang siapa takut terjerumus kepada perbuatan yang tidak disukainya, maka hendaklah ia berdzikir dengan membaca Ya Rahmaan Ya Rahiim sebanyak 100 kali setiap selesai mengerjakan sholat fardhu.<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Ya Rahiim sebanyak 100 kali setelah mengerjakan sholat subuh, niscaya dia akan mendapatkan kasih sayang dari semua makhluk dan terhindar dari semua bencana dan malapetaka.<br />
<br />
3. Al – Malik (Maharaja)<br />
<br />
© Barang siapa membaca ism ini dengan rutin tiap hari pada waktu matahari tergelincir sebanyak 100 kali niscaya hatinya akan menjadi bersih, dan lenyaplah segala kekotorannya.<br />
<br />
© Barang siapa membacanya sesudah terbit fajar sebanyak 120 kali, maka Allah akan memberinya kekayaan dan karunia-Nya, baik dengan sebab – sebab maupun dengan pintu yang dibukakan Allah SWT atasnya.<br />
<br />
© Menurut Hadis, Nabi Khaidir a.s mengajarkan doa berikut ini untuk dibacakan kepada orang sakit sebanyak 100 kali : “Allaahhumma anta al – Malik al – Haqq al-ladzii laa ilaaha illaa anta. Yaa Allaah, yaa Salaam, ya Syaafi’ ” dan 3 kali : “yaa Syifaa’ al-quluub” (“Ya Allah, Engkau adalah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Engkau. Ya Allah, wahai Sumber Kedamaian , wahai Yang Maha Penyembuh; wahai Penyembuh Hati!”). Insya Allah orang itu akan sembuh.<br />
<br />
4. Al – Qudduus (Maha Suci)<br />
<br />
© Jika seseorang yang memiliki hati yang bersih membaca yaa Qudduus sebanyak 100 kali setiap hari, hatinya akan terbebas dari semua pikiran dan perhatian yang menimbulkan kesulitan, kekhawatiran, dan penderitaan bagi diri kita sendiri.<br />
<br />
© Allah akan mengobati semua penyakit ruhani kepada orang yang membaca Asma Allah ini sebanyak – banyaknya setiap hari.<br />
<br />
© Barang siapa menuliskan: pada sekeping roti sesudah selesai melaksanakan sholat Jumat kemudian dimakannya, maka Allah akan membukakan baginya pintu ibadat dan akan menyelamatkannya dari bencana.<br />
<br />
(Rasakanlah penderitaan orang yang tersesat maupun orang yang malang, bukan dengan cercaan, tetapi dengan perasaan iba dan pertolongan, dan berharaplah kepada janji Allah bahwa kasih sayang-Nya jauh melebihi amarah-Nya)<br />
<br />
5. As – Salaam (Maha Sejahtera, Yang Memberikan Kesejahteraan)<br />
<br />
© Ism ini berfungsi mengusir bencana dan penyakit, sehingga jika dibacakan atas orang yang sedang menderita sakit sebanyak 120 kali, dengan karunia Allah penyakitnya akan sembuh selama ajalnya belum tiba.<br />
<br />
© Jika ism ini dibacakan sebanyak 136 kali dengan suara keras sekedar bisa didengar oleh si sakit, sambil mengangkat tangan diatas kepala si sakit, Insya Allah orang yang sakit itu akan sembuh dengan izin Allah SWT.<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca ism ini terus menerus, Allah akan melindunginya dari semua bencana dan bahaya.<br />
<br />
(“Jangan bersandar pada sebatang pohon yang akan menjadi kering dan tumbang. Jangan bergantung pada manusia, karena mereka akan menjadi tua dan mati.” Orang yang bergantung pada Allah, al-Salaam, Penyelamat, tidak akan pernah panik. Kekuatan Allah akan menampakkan diri pada orang itu sebagai sikap pemberani orang beriman. Inilah manifestasi al-Salaam)<br />
<br />
6. Al – Mu’min (Maha Mengaruniakan Keamanan)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini sebanyak 630 kali pada saat mengalami ketakutan, Allah akan melindunginya dari semua bencana, kecelakaan dan kerugian.<br />
<br />
© Jika seseorang menuliskan Asma Allah ini di kertas atau dengan mengukirnya di cincin perak kemudian dipakai sebagai ta’wiz, maka keselamatan jasmani dan ruhaninya berada dalam tanggungan Allah SWT.<br />
<br />
© Jika seseorang berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 36 kali dan memohon perlindungan kepada-Nya ketika menghadapi kekerasan atau bahaya, maka Insya Allah dia akan selamat.<br />
<br />
7. Al – Muhaymin (Maha Memelihara, Yang Maha Melindungi)<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini sebanyak 100 sesudah mandi dan sholat dua rakaat ditempat yang sunyi dengan memusatkan perhatian kepada Allah SWT, niscaya Allah akan menyucikan lahir dan batinnya.<br />
<br />
© Allah SWT juga akan memperlihatkan kepadanya hal yang ghaib jika Asma Allah ini dibaca sebanyak 115 kali.<br />
<br />
© Barang siapa yang menuliskan Asma Allah ini pada sehelai sutera, lalu memegangnya di atas asap dari pembakaran minyak wangi, batu amber dan gula dan dibaca lebih dari 5.000 kali selama tujuh hari, lalu ia meletakkannya dibawah bantal, maka Insya Allah dia akan mendapatkan mimpi yang akan berpengaruh terhadap kehidupan material dan spiritualnya dimasa yang akan datang.<br />
<br />
8. Al – ‘Aziiz (Maha Perkasa)<br />
<br />
© Barang siapa yang berdzikir dengan Asma Allah ini selama 40 hari, tiap harinya sebanyak 40 kali, niscaya Allah akan menolongnya dan memuliakannya, sehingga ia tidak lagi membutuhkan bantuan seorang makhluk pun.<br />
9. Al – Jabbaar (Yang Maha Berkuasa, Maha Memaksa)<br />
<br />
© Barang siapa dengan sungguh – sungguh beriman kepada kekuatan Allah yang tak terkalahkan itu dan mengharapkan kekuatan dapat membaca yaa Jabbaar sebanyak 21 kali di pagi dan sore hari, Insya Allah dia akan terhindar dari ancaman orang – orang yang zalim.<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini sebanyak 226 kali di setiap pagi dan sore hari, dia akan diselamatkan dari kezaliman penguasa dan orang – orang yang kejam, baik didarat maupun dilaut, di dalam perjalanan maupun di tempat kediaman.<br />
<br />
© Jika seseorang mengukir Asma Allah ini di cincin perak dan memakai cincin tersebut, maka orang – orang akan merasa gentar terhadapnya dan orang – orang akan merasakan kehebatannya, Insya Allah.<br />
<br />
(Satu – satunya tempat untuk menghilangkan keputus asaan kita, menentramkan hati dari rasa gundah yang dengannya kita menemukan diri kita sendiri adalah Allah)<br />
<br />
10. Al – Mutakabbir (Maha Megah, Yang Mempunyai Keagungan dan Kesombongan)<br />
<br />
© Jika seseorang membaca yaa Mutakabbir sebanyak 10 kali sebelum bersebadan dengan istrinya, niscaya mereka akan mendapatkan anak yang sholeh.<br />
<br />
© Orang yang membaca Asma Allah ini secara istiqamah, kepadanya akan dikaruniakan kemuliaan dan keagungan.<br />
<br />
© Jika dibaca sebelum mengerjakan tugas apa saja, maka tugas itu akan selesai, Insya Allah.<br />
<br />
(Dengan kasih sayang-Nya, Dia menangguhkan hukuman-Nya yang keras agar engkau sadar sendiri dan mengubah jalan hidupmu. Janganlah engkau merasa aman karena keadaanmu, perbuatanmu, yang bersifat material maupun spiritual, yang tak pelak lagi akan selalu menyebabkan kerendahan yang menakutkan atau pahala yang ditinggikan)<br />
<br />
11. Al – Khaaliq (Maha Pencipta)<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibaca ditengah malam dan memahami maknanya di dalam hatinya, niscaya Allah akan secara khusus akan menciptakan untuknya seorang malaikat yang akan mendoakannya hingga akhir zaman. Juga berguna untuk menerangi hati dan wajah.<br />
<br />
© Siapa yang membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali selama 7 hari, ia akan dilindungi dari semua malapetaka, Insya Allah.<br />
<br />
(“Aku adalah Perbendaharaan Tersembunyi. Aku ingin dikenal, maka Kuciptakan makhluk.”)<br />
<br />
12. Al – Baari’ (Maha Mengadakan, Yang Merencanakan Segala Sesuatu)<br />
<br />
© Jika Seorang wanita yang mandul berpuasa selama 7 hari dan setiap hari setelah berbuka dengan air kemudian membaca Yaa Baari’uu yaa Mushawwiru sebanyak 21 kali, Allah SWT akan mengaruniakan kepadanya seorang anak lelaki, Insya Allah.<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini selama 7 hari berturut – turut sebanyak 100 kali maka ia akan selamat dari bencana.<br />
<br />
13. Al – Mushawwir (Maha Pembentuk)<br />
<br />
© Jika seorang wanita yang tidak dapat memiliki anak dan percaya bahwa hanya Allah – lah Yang Maha Pencipta, kemudian dia berpuasa selama 7 hari dan setiap berbuka puasa membaca yaa Khaaliq yaa Baarii’ yaa Mushawwir sebanyak 21 kali diatas segelas air dan berbuka puasa dengan meminum air ini, Insya Allah dia akan memiliki anak.<br />
<br />
(Seperti halnya Allah menggabungkan sel – sel pada tubuh manusia, Dia juga menempatkan setiap orang bersama perbuatannya pada jalan keabadian. Yang menjadi kawan kita hanyalah amal perbuatan kita.)<br />
<br />
14. Al – Ghaffaar (Maha Pengampun)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali setelah sholat Jumat, maka segala dosa – dosanya akan diampuni pada minggu sebelumnya.<br />
<br />
© Ketika amarah menyala di dalam hati seseorang, kemudian orang itu ingat dan membaca yaa Ghaffaar, maka amarah itu akan reda.<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca yaa Ghaffaar setiap hari setelah sholat ‘Ashar, Allah SWT akan memasukkan orang yang membacanya dalam golongan orang – orang yang diampuni oleh-Nya.<br />
<br />
15. Al – Qahhaar (Maha Mengalahkan)<br />
<br />
© Jika seseorang yang memiliki niat ikhlas di dalam hatinya untuk membebaskan diri dari kekuasaan hawa nafsu dan dari hasrat duniawi itu mengingat dan membaca yaa Qahhaar sesering mungkin, niscaya dia akan dapat mengendalikan hawa nafsunya.<br />
<br />
© Berkhasiat untuk menghilangkan rasa cinta berlebihan kepada dunia dan pengagungan selain kepada Allah SWT di dalam hati. Barang siapa membiasakan berdzikir dengan Asma Allah ini, maka ia akan mendapatkan hal itu dan akan menang atas seterunya.<br />
<br />
16. Al – Wahhaab (Maha Pemberi)<br />
<br />
© Orang yang ditimpa kemiskinan hendaknya selalu membaca Asma Allah ini atau menuliskannya untuk dikenakan sebagai ta’wiz. Atau membacanya sebanyak 40 kali dalam sujud terakhir dalam sholat Dhuha. Insya Allah, ia akan terbebas dari kemiskinan melalui jalan yang tidak disangka – sangka.<br />
<br />
© Jika seseorang mempunyai hajat, khusus agar hajatnya terkabul, hendaknya melakukan sujud dihalaman rumah atau masjid kemudian membaca Asma Allah ini 100 kali, Insya Allah hajatnya akan terkabul.<br />
<br />
© Jika seseorang ingin meningkatkan kehidupan material maupun spiritualnya, hendaklah ia sholat malam dua rakaat selama tiga atau tujuh hari berturut – turut, dengan memanjatkan tangan kepada Allah dan membaca yaa Wahhaab sebanyak 100 kali sebelum dia memohonkan kebutuhannya, niscaya Allah akan mengabulkan doanya.<br />
<br />
(Orang yang berdosa tak ubahnya seperti orang miskin yang jatuh ke dalam saluran pembuangan air. Apakah yang pertama kali harus dilakukannya? Dalam keadaan semacam itu, dia tidak dapat menghadapi orang lain, dan juga tidak dapat berdiri sendiri. Kecuali jika dia gila, tidak menyadari keadaan dirinya yang menjijikan, tentu dia akan segera mandi dan membersihkan diri. Sabun dan air membersihkan batin adalah tobat. Celakalah orang yang tidak melihat dan merasakan bau busuk di dalam batinnya!)<br />
<br />
17. Ar – Razzaaq (Maha Pemberi Rezeki)<br />
<br />
© Jika seseorang benar – benar percaya bahwa rezeki kita berasal dari Allah dan bahwa rumah tangganya membutuhkan rezeki tersebut, maka setiap selesai melaksanakan sholat subuh dia dapat membaca yaa Razzaaq sebanyak 10 kali di keempat sudut rumahnya, dimulai dari sudut kanan dan menghadap kiblat. Allah akan menambahkan rezeki keluarganya.<br />
<br />
© Orang yang menuliskan Asma Allah ini dan menggantungkannya ditempat mereka bekerja. Insya Allah akan bertambah sukses.<br />
<br />
© Membaca yaa Razzaaq sebanyak 100 kali setelah sholat jumat akan membantu orang yang mengalami stres dan depresi.<br />
<br />
18. Al – Fattaah (Maha Pembuka, Yang Menghilangkan Kesulitan dan Pemberi Keputusan)<br />
<br />
© Barang siapa yang meletakkan tangan kanannya didada setelah sholat subuh dan membaca Asma Allah ini sebanyak 70 kali, Insya Allah hatinya akan bersih dari khayalan, kejahatan, egoisme, amarah dan kekotoran yang lainnya. Menerangi jiwanya dan memudahkan urusannya.<br />
<br />
(Orang yang beriman bersyukur atas kehidupan yang telah mereka terima. Mereka mewujudkan rasa syukur mereka ke dalam perbuatan dengan melayani makhluk ciptaan Allah karena Allah, dengan selalu bekerja keras seolah – olah mereka tidak akan pernah mati.)<br />
<br />
19. Al – ‘Aliim (Maha Mengetahui)<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali secara rutin setiap selesai sholat fardhu, maka ia akan memperoleh kemampuan untuk melihat hal – hal tertentu yang luput dari perhatian orang dan memiliki iman yang kuat. Di samping itu, hatinya akan dipenuhi dengan ma’rifatullahi (mengenal Allah).<br />
<br />
© Jika seseorang melazinkan membaca Asma Allah ini sebanyak 150 kali setiap hati, niscaya pemikiran dan pemahamannya akan bertambah.<br />
<br />
(Dengan kasih sayang dan kemurahan-Nya, Allah memberikan apa yang dipinta oleh hamba-Nya, tanpa memerhatikan keimanan atau kekufuran. Jika engkau menginginkan dunia ini engkau akan mendapatkannya. Jika engkau menginginkan kehidupan yang kekal di akhirat, engkau akan mendapatkannya)<br />
<br />
20. Al – Qaabidh (Maha Menyempitkan)<br />
<br />
© Yaa Qaabidh adalah dzikir malaikat maut, Izrail. Barang siapa dizalimi disarankan membaca yaa Qaabidh sebanyak 903 kali, maka si zalim maupun kezaliman itu akhirnya akan hancur atau orang itu dilindungi dari keduanya.<br />
<br />
© Barang siapa menuliskan ism Al-Qaabidh pada empat puluh keping roti selama 40 hari, maka ia tidak akan merasakan sakitnya penyakit dan diselamatkan dari lapar, haus, luka dan sebagainya.<br />
<br />
21. Al – Baasith (Maha Melapangkan)<br />
<br />
© Yaa Baasith adalah dzikir malaikat peniup sangkakala, Israfil. Barang siapa terbiasa membaca Asma Allah ini niscaya ia akan beroleh kedamaian di dalam hatinya, terbebas dari stress dan berbagai persoalan, penghasilannya bertambah, dicintai dan dihargai dan dapat memberikan kebahagiaan kepada orang lain.<br />
<br />
© Jika seseorang berdzikir dengan Asma Allah ini seusai mengerjakan sholat Dhuha sebanyak sepuluh kali, sambil mengangkat kedua tangannya ke langit dan kemudian menyapukannya ke muka nya, niscaya Allah akan membukakan baginya salah satu pintu kekayaan.<br />
<br />
22. Al – Khaafidh (Maha Merendahkan, Yang Menghinakan Seseorang)<br />
<br />
© Barang siapa membaca yaa Khaafidh sebanyak 500 kali, maka semua hajatnya akan dipenuhi Allah dan menghilangkan semua kesulitannya, Insya Allah.<br />
<br />
© Orang yang berpuasa selama tiga hari dan pada hari yang keempat membaca Asma Allah ini 70 kali ketika duduk menyendiri, ia akan memperoleh kemenangan atas musuhnya, Insya Allah.<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini sebanyak 889 kali pada waktu yang tepat, niscaya dia tidak akan dikalahkan oleh semua musuhnya.<br />
<br />
© Jika sebuah kelompok yang diancam oleh musuh berpuasa selama tiga hari dan pada hari keempat mereka berkumpul untuk membaca yaa Khaafidh sebanyak 7.000 kali yang dibagi sesuai dengan jumlah mereka, maka Allah akan menjaga mereka serta merendahkan musuh mereka.<br />
<br />
(Orang yang direndahkan Allah hanya dapat ditinggikan oleh-Nya. Allah adalah Maha Penyayang. Perlakuan seperti itu akan membangunkan orang yang lalai dari tidur mereka. Dengan demikian, melalui penderitaan, keadaan rendah di tangan al-Khaafidh, menjadi karunia yang besar bagi orang yang sadar dan melihat tangan yang meninggikan dan tangan yang merendahkan)<br />
<br />
23. Ar – Raafi` (Maha Meninggikan Derajat Seseorang)<br />
<br />
© Jika orang yang berkeinginan untuk menjadi tinggi di kalangan manusia, hanya untuk menolong dan membimbing mereka ke jalan yang benar, membaca yaa Raafi’ 100 kali siang dan malam, niscaya kedudukan yang tinggi dan kekuatan akan diperolehnya.<br />
<br />
© Barang siapa membaca Yaa Raafi’ sebanyak 70 kali, niscaya ia akan selamat dari gangguan orang – orang yang aniaya.<br />
<br />
© Orang yang membaca Asma Allah ini 100 kali di tengah malam pada tanggal ke -14 bulan Qamariyah, Allah SWT akan mengaruniakan kecukupan kepadanya dan tidak berhajat kepada makhluk, Insya Allah.<br />
<br />
24. Al – Mu`izzu (Maha Memuliakan, Yang Memberikan Kemuliaan)<br />
<br />
© Jika seseorang yang merasa kaya tanpa berharta, yang menjadi kuat tanpa senjata dan otot dan mampu mengesampingkan egonya dalam usahanya untuk membantu orang lain, harus berhadapan dengan musuh yang kuat dan teraniaya, maka dia dapat membaca Yaa Mu’izzu sesudah sholat malam pada hari minggu dan kamis. Dia akan terhindar dari rasa takut dan terlihat perkasa di mata musuh – musuhnya.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibaca 40 kali setelah sholat maghrib setiap Senin dan Jumat, Allah SWT akan mengaruniakan kepada orang yang membacanya kemuliaan dan kehormatan, dan Allah akan menanamkan rasa takut ke dalam hati seluruh makhluk kepadanya, Insya Allah.<br />
<br />
25. Al – Mudzillu (Maha Menghinakan)<br />
<br />
© Barang siapa membaca ism Yaa Mudzillu sebanyak 75 kali kemudian ia berdoa didalam sujudnya dan berkata, “Ya Allah, lindungilah aku dari kejahatan si Fulan”, niscaya ia akan bebas dari dalam penjaranya dan akan selamat dari gangguan orang – orang yang dengki dan aniaya.<br />
<br />
26. Al – Samii’ (Maha Mendengar)<br />
<br />
© Barang siapa membaca Yaa Samii’ pada hari kamis sesudah sholat Dhuha sebanyak 50 kali atau 500 kali, maka ia akan menjadi seorang yang makbul doanya.<br />
<br />
© Jika seseorang membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali pada hari kamis antara sholat sunnah dan sholat fardhu pada saat subuh, maka Allah SWT akan mengaruniakan rahmat istimewa kepadanya, Insya Allah.<br />
<br />
© Jika seorang da’i atau penceramah di depan umum yang beriman bahwa Allah mendengar apa yang diucapkannya, membiasakan membaca Yaa Samii’ sesering mungkin, niscaya kata –katanya akan sangat berpengaruh terhadap para pendengarnya.<br />
<br />
(Allah berfirman dalam salah satu hadis qudsi, “Tidaklah seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan terus menerus bersikap taat kecuali Aku akan mencintai-Nya dan jika Aku mencintainya maka Aku menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar dan menjadi lidahnya yang dengannya dia bicara dan menjadi tangannya yang dengannya dia menggenggam.”)<br />
<br />
27. Al – Bashiir (Maha Melihat, Yang Maha Melihat Segala Sesuatu)<br />
<br />
© Orang yang membaca Yaa Bashiir sebanyak 100 kali setelah sholat jumat secara istiqamah, Allah WT akan mengaruniakan kepadanya penglihatan (mata) yang tajam dan cahaya dalam hatinya. Insya Allah.<br />
<br />
© Jika suatu pekerjaan tidak diniatkan untuk diri sendiri melainkan karena Allah, kemudian orang tersebut membaca yaa Allaah yaa Bashiir sebanyak 100 kali sebelum sholat jumat, niscaya Allah akan menggembirakan orang itu dengan kasih sayang-Nya dan memberikannya keberhasilan dalam pekerjaan yang diniatkannya itu.<br />
<br />
(Allah juga telah memberikan kepada kita mata hati untuk melihat hal – hal yang lebih dalam daripada yang dapat ditangkap oleh penglihatan mata biasa, mata batin untuk melihat batin manusia. Mata itu disebut bashiirah. Meskipun kita tidak dapat melihat Allah, karena hanya Dia yang dapat melihat diri-Nya, tetapi dengan bashiirah kita dapat melihat diri kita sendiri.)<br />
<br />
28. Al – Hakam (Maha Menetapkan Segala Hukum)<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 99 kali pada akhir malam dalam keadaan wudhu dan mengkonsenterasikan pikiran maka Allah akan menjadikan batinnya sebagai tempat rahasia – rahasia ketuhanan dan hatinya akan dipenuhi dengan cahaya.<br />
<br />
(Tak perlu khawatir atas apa yang akan terjadi dan ada alasan untuk menyesali apa yang telah terjadi, sebab penyesalan tak akan mengubah apa – apa. Terimalah dan kepadamu akan diberikan keridhoan dan kedamaian. Alih – alih mempersoalkan keputusan Allah, jadilah hakim sejati bagi dirimu sendiri. Janganlah kau aniaya dirimu sendiri dan jangan pula membebaskan atau memanjakan dirimu sendiri. Nilailah orang lain seperti halnya engkau menilai dirimu sendiri)<br />
<br />
29. Al – ‘Adl (Mah Adil)<br />
<br />
© Barang siapa menulis (dengan za’faran atau dengan isyarat jari) Asma Allah ini di atas 20 potong roti pada malam atau siang hari jumat, kemudian memakannya, maka Allah SWT akan menjadikan seluruh makhluk tunduk kepadanya, Insya Allah.<br />
<br />
30. Al – Lathiif (Maha Halus, Maha Lembut, Maha Mengasihi)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini sebanyak 133 kali setiap hari, Allah SWT akan mengaruniakan kepadanya rezeki yang berlimpah.<br />
<br />
© Siapa saja yang ditimpa kesulitan hendaknya berwudhu dengan benar kemudian mengerjakan sholat sunat dua rakaat, kemudian sambil meniatkan maksudnya dan membaca Asma Allah ini 100 kali, maka Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari kesulitannya itu, Insya Allah.<br />
<br />
© Membaca Yaa Lathiif sebanyak 129 kali akan menolong orang yang mengalami depresi dan stres.<br />
<br />
© Jika Seseorang biasa membaca Allaah Lathiifun bi ‘ibaadih yarzuq man yasyaa’ wa huwa al-Qawiiyy al-‘Aziiz (Allah Maha Lembut kepada hamba – hamba-Nya, Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa) sebanyak 9 kali setiap, maka Insya Allah dia akan mendapatkan hari yang lebih mudah dan lebih bahagia.<br />
<br />
(Sering kali orang harus mengenal lawan kata dari sesuatu untuk memahaminya. Orang yang tidak pernah merasakan kesedihan, tidak akan mengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang buruk, kita tidak akan mengenal keindahan. Baik dan buruk sama pentingnya. Allah menunjukkan yang satu dengan yang lain, yang benar dengan yang salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing – masingnya.)<br />
<br />
31. Al – Khabiir (Maha Mengetahui)<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini selama 7 hari maka akan datang kepadanya ruhaniah (sebangsa malaikat) yang akan memberitahukan kepadanya berita – berita tentang kejadian yang berlansung pada tahun itu, atau berita tentang raja – raja atau berita tentang hati dan lain – lain.<br />
<br />
© Barang siapa berada di dalam kekuasaan orang yang selalu menganiayanya, maka ia harus memperbanyak berdzikir dengan Asma Allah ini.<br />
<br />
© Barang siapa yang hawa nafsunya tidak pernah terpuaskan hendaknya selalu membaca Asma Allah ini, Insya Allah ia akan segera terbebas dari hawa nafsu yang tak terpuaskan itu.<br />
<br />
© Jika seseorang yang menderita perangai buruk dan sungguh – sungguh merasa malu serta ingin menghilangkannya, maka sangat berfaedah baginya untuk membaca yaa Khabiir sesering mungkin.<br />
<br />
© Jika seorang beriman merasa cemas terhadap akibat dari suatu perbuatan, maka kepadanya akan diperlihatkan akibat dari perbuatannya itu di dalam mimpinya jika dia membaca ayat “alaa ya’lam man khalaqa wa Huwa al-Lathiif al-Khabiir” (Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui [yang kamu lahirkan dan rahasiakan]? Dan Dia Maha Halus lagi Maha mengetahui) [Al-Mulk : 14] sebanyak beberapa kali hingga dia tertidur di malam hari.<br />
<br />
32. Al – Haliim (Maha Penyantun)<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini ditulis di kertas kemudian dituangkan air, lalu air tersebut dipercikkan atau diusapkan pada alat tukangnya, maka akan dapat menambah keberkahannya, jika disapukan pada sebuah kapal, maka kapal tersebut akan terhindar dari bahaya tenggelam dan dari segala marabahaya.<br />
<br />
© Jika seseorang yang pemarah membaca yaa Haliim sebanyak 88 kali pada saat amarahnya nyaris memuncak, niscaya marahnya akan reda.<br />
<br />
© Jika cinta salah seorang dari pasangan suami istri memudar, maka dengan menuliskan Asma Allah ini pada sebuah apel dan memakannya akan membantu mengembalikan rasa cinta itu.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dituliskan pada secarik kertas, lalu dilarutkan kedalam air dan air itu disiramkkan ke atas lahan atau kebun, maka Insya Allah tanahnya akan menghasilkan panen yang lebih baik.<br />
<br />
(Allah mencintai hati yang suci dan bersih, laksana cermin bersih memantulkan sifat – sifat-Nya yang indah. Allah mencintai sikap lemah lembut manusia haliim yang tidak mau mengutuk dan membalas, tetapi lebih suka menunggu dan berharap agar musuh – musuhnya berubah dan menjadi haliim dengan sendirinya.)<br />
<br />
33. Al - ‘Azhiim (Maha Agung)<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 12 kali, niscaya ia akan selamat dari segala sesuatu.<br />
<br />
© Orang yang sering berdzikir dengan Asma Allah ini, maka Allah SWT akan mengaruniakan kemuliaan dan kehormatan padanya, Insya Allah.<br />
<br />
© Menurut sebuah hadist Nabi Muhammad SAW, jika engkau membaca “subhaana Allaah wa bi hamdih subhaana Allaah al-‘azhiim astaghfirullah sebanyak 100 kali antara menyingsingnya fajar dan terbitnya matahari, tentu hal itu akan membantumu menjauhkan diri dari mengejar – ngejar keberhasilan duniawi, sebab keberhasilan duniawi yang akan mengejar dirimu.<br />
<br />
© Jika engkau takut terhadap kejahatan musuh yang kuat dan kau baca yaa ‘Azhiim dzaa tsanaa al-fakhr wa al-‘izz wa al-majd wa al-kibriyaa’ falaa yadzillu ‘izzuh (“Wahai Yang Maha Besar yang memiliki pujian Kebanggaan dan Kekuatan, Kemuliaan dan Keagungan; yang kebesaran-Nya tidak direndahkan”) sebanyak 12 kali dan setiap satu kali engkau meniup dirimu sendiri, tentu engkau akan tahan terhadap kejahatan yang akan dilakukan musuhmu terhadap dirimu.<br />
<br />
(“Orang yang belajar, mengajarkan apa yang diketahuinya, dan mengamalkan ilmunya disebut ‘Abd al-‘Azhiim di surga.” [Hadist Nabi Muhammad SAW].<br />
<br />
‘Abd al-‘Azhiim adalah orang yang kepadanya Allah memperlihatkan kebesaran-Nya yang sempurna. Dan dari kekuatan yang berasal dari kebenaran, dia melihat azab bagi para penentang kebenaran dan pahala bagi pembela kebenaran. Kehebatan dan kekuatannya berada di atas orang lain karena kebesaran batinnya dicerminkan oleh penampilan lahirnya)<br />
<br />
34. Al – Ghafuur (Maha Pengampun, Maha Mengampuni)<br />
<br />
© Jika Seseorang merasa berdosa dan oleh karenanya merasa berat di dalam hatinya, dengan membaca yaa Ghafuur sebanyak 100 kali setelah sholat jumat, penderitaannya akan hilang dan jika Allah menghendaki, Dia akan mengampuni dosa itu.<br />
<br />
© Barang siapa sering membaca Asma Allah ini maka malapetaka dan duka cita akan menjauh darinya, Insya Allah. Disamping itu Allah SWT akan memberikan keberkahan pada kekayaannya dan keturunannya.<br />
<br />
© Orang yang mengucapkan sebanyak tiga kali yaa Rabb Aghfirli Al –Ghafuur ketika sujud maka Allah SWT akan mengampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.<br />
<br />
© Barang siapa menuliskan Asma Allah ini diatas orang yang sakit demam, niscaya si pesakit akan sembuh.<br />
<br />
© Barang siapa menuliskan Sayyidul – Istighfaar lalu menghapuskannya dengan air dan diminumkannya kepada orang yang sedang kesulitan dalam menghadapi ajal sehingga lidahnya sulit mengucapkan kata – kata, maka akan mudahlah saat sakaratul-maut orang yang bersangkutan. Ini telah coba oleh banyak orang dan berhasil dengan baik.<br />
<br />
35. Asy – Syakuur (Maha Mensyukuri)<br />
<br />
© Barang siapa menuliskannya bagi orang yang menderita sesak napas atau merasa letih badannya atau merasa berat tubuhnya, kemudian tulisan itu dihapus (dilunturkan)nya dengan air dan diminumkan kepda orang yang sakit itu, serta digunakan untuk mengusap badannya, niscaya si pesakit akan sembuh dari penyakitnya berkat izin Allah SWT. Dan jika air tersebut diusapkan ke muka orang yang menderita lemah pandangan, niscaya ia akan mendapatkan keberkatannya.<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini setiap hari sebanyak 41 kali untuk mengatasi masalah keuangan, jasmani, ruhani, pikiran dan sebagainya. Insya Allah masalah tersebut akan segera teratasi.<br />
<br />
36. Al – ‘Aliiyy (Maha Tinggi)<br />
<br />
© Seseorang yang membaca Asma Allah ini setiap hari secara istiqamah dan membawa serta tulisan tersebut dalam badannya, maka derajatnya akan ditinggikan dan dikaruniai kemakmuran, dan semua hajatnya akan terpenuhi, Insya Allah.<br />
<br />
© Barang siapa menuliskan Asma Allah ini atas seorang anak kecil, maka Allah SWT akan menyampaikannya kepada tingkat dewasanya; jika dituliskan kepada seorang bujang, maka ia akan dikumpulkan dengan keinginannya; dan kalau dituliskan kepada orang yang miskin, maka ia akan mendapatkan kekayaan berkat karunia Allah SWT.<br />
<br />
37. Al – Kabiir (Maha Besar)<br />
<br />
© Jika seseorang dipecat dari jabatannya, hendaknya ia berpuasa selama tujuh hari dan setiap hari membaca yaa kabiir anta al-ladzii laa tahdi ‘uquul li washfi ‘azamatih (“Wahai Yang Maha Besaar Yang tak dapat dilukiskan akal”) sebanyak 1.000 kali, maka jabatannya tersebut akan kembali kepadanya, disamping itu ia akan memperoleh kemuliaan dan kehormatan, Insya Allah.<br />
<br />
© Berkhasiat untuk membuka pintu ilmu pengetahuan dan makrifat bagi orang yang banyak berdzikir dengan Asma Allah ini.<br />
<br />
© Barang siapa yang mempunyai banyak utang, kemudian ia berdzikir dengan membaca yaa kabiir anta al-ladzii laa tahdi ‘uquul li washfi ‘azamatih (“Wahai Yang Maha Besaar Yang tak dapat dilukiskan akal”) sebanyak 1.000 kali, niscaya mereka akan mampu melunaskan utang – utangnya itu.<br />
<br />
38. Al – Hafiizh (Maha Pelestari, Maha Memelihara, Maha Melindungi)<br />
<br />
© Barang siapa yang berdzikir dengan Asma Allah ini dengan istiqamah atau menuliskannya dan membawanya di tempat yang menakutkan, maka ia akan selamat, sekalipun ia tidur di tempat binatang buas.<br />
<br />
© Jika seseorang mengenakan kalung bertuliskan nama yaa Hafiizh dan dia tidak lupa membacanya paling sedikit 10 kali dalam sehari, niscaya ia akan selamat dari kekerasan, malapetaka, kehilangan dan hal – hal yang membawa madharat, Insya Allah.<br />
<br />
39. Al – Muqiit (Maha Pemelihara, Maha Memberi Rezeki dan Kekuatan)<br />
<br />
© Barang siapa menuliskan Asma Allah ini atau membacakannya ke atas tanah, lalu tanah itu dibasahinya dan kemudian diciumnya, niscaya Allah akan menguatkannya dalam menahan rasa lapar.<br />
<br />
© Orang yang hendak melakukan perjalanan yang sulit dan berbahaya dapat membaca yaa Muqiit sebanyak 7 kali di atas sebotol air, kemudian menuliskan Asma Allah ini pada botol tersebut sebanyak 7 kali pula. Selama dia minum dari botol itu di dalam perjalanannya, dia akan mendapatkan kekuatan untuk mengatasi berbagai kesulitan dan bahaya yang mungkin dihadapinya.<br />
<br />
© Barang siapa meniupkan Asma Allah ini di sebuah wadah setelah dibaca sebanyak 7 kali, kemudian meminum airnya untuk dirinya atau untuk orang lain, atau bernafas dalam – dalam di atas wadah tersebut, maka semua hajatnya akan terpenuhi, Insya Allah.<br />
<br />
(Memilih yang haram tidak akan menambah rezekimu. Apa pun makananmu dan dari mana pun engkau mendapatkannya, itu hanya dapat menjadi bagianmu. Sarana tidaklah menciptakan rezeki. Bahkan alat tidak memberi rezeki. Sarana dan alat tak ubahnya pipa yang berasal dari Allah, Maha Pemberi Rezeki, kepada setiap makhluk. Makanan yang terdapat di dalam pipa tersebut mengalir sampai kematian menekan dari ujung pipa tersebut. Kematian tidak akan datang kepadamu sampai makananmu habis. Ia pasti datang kepadamu setelah suapan terakhirmu dan embusan napasmu yang penghabisan.)<br />
40. Al – Hasiib (Maha Penghitung)<br />
<br />
© Barang siapa takut dikalahkan oleh temannya, menghadapi tetangga yang licik, orang yang iri hati, atau untuk menjaga rumah seseorang dari kerusakan maka ia harus membaca yaa Hasiib setiap hari sebelum matahari terbit dan sesudah matahari tenggelam sebanyak 70 kali. Maka sebelum satu minggu, Allah sudah menyelamatkannya dari rasa takutnya itu. Membaca Asma Allah ini hendaklah dimulai dari hari Kamis.<br />
<br />
© Jika seseorang menuliskan nama ini pada botol dan memberi minum bayi yang sering menangis dari botol ini, niscaya tangisnya akan berhenti.<br />
<br />
(Ketahuilah bhwa setiap menit yang berlalu tanpa keuntungan, setiap jam yang tidak engkau manfaatkan karena Allah, merawat mahkluk-Nya, atau mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, memuji-Nya, mencermati apa yang tengah engkau kerjakan, adalah sebuah kerugian. Engkau tidak memiliki harapan untuk mendapatkan kembali yang telah hilang, engkau tidak dapat menebus hari kemarin, bahkan sekiranya engkau habiskan sisa hidupmu. Hargailah hidupmu!!! Janganlah engkau sia – siakan dalam kemalasan, kelalaian dan mimpi. Buatlah perhitungan sejak saat ini sebelum engkau harus memperhitungkannya di hadapan Allah Al-Hasiib)<br />
<br />
41. Al – Jaliil (Maha Agung, Maha Tinggi dan Mulia)<br />
<br />
© Barang siapa membaca atau menuliskan Asma Allah ini pada sehelai kertas dengan tinta misik dan za’faran, lalu dibawanya, maka Allah akan memberikan kewibawaan dan kebesaran kepada-Nya.<br />
<br />
42. Al – Kariim (Maha Dermawan, Maha Pemurah)<br />
<br />
© Barang siapa memperbanyak dzikir dengan Asma Allah ini ketika hendak tidur dan dilakukan secara rutin, maka Allah akan menanamkan sifat Karim kedalam hati orang – orang arif.<br />
<br />
© Orang yang membaca yaa Kariim sebanyak 270 kali setiap hari akan terbebas sama sekali dari utang mereka.<br />
<br />
© Barang siapa membaca astaghfirullaah yaa Kariim sering kali merasa aman dari hukuman Allah dan mengharapkan ampunan-Nya<br />
<br />
43. Ar – Raqiib (Maha Mengawasi, Maha Mengamati)<br />
<br />
© Orang yang beriman yang telah diberikan karunia ihsaan, dikaruniai keyakinan yang kuat bahwa Allah melihat mereka setiap saat, membaca Asma Allah ini ditempat yang tersembunyi, maka mata hatinya akan melihat rahasia yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Dia bahkan dapat memahami bahasa binatang, tumbuh – tumbuhan dan benda – benda mati.<br />
<br />
© Jika seseorang lupa atau kehilangan sesuatu, membaca Asma Allah ini akan membantu orang itu untuk menemukannya kembali.<br />
<br />
© Jika seseorang merasa takut terhadap tenung atau sihir yang ditujukan kepadanya, membaca nama ini sebanyak 312 kali sehari selama seminggu akan membantu sihir itu menjadi tak bertuah.<br />
<br />
© Barang siapa menginginkan keluarganya dan hartanya dilindungi dari kerusakan dan bencana, hendaknya membaca Asma Allah ini setiap hari 7 kali dan meniupkan pada mereka. Hendaknya dia terus membaca Asma Allah ini kapan saja sehingga akan memperoleh perlindungan setiap saat.<br />
<br />
© Barang siapa merasa khawatir terhadap janin yang dikandung oleh seorang ibu dari bahaya keguguran, maka hendaknya dibacakannya ke atas perut si ibu Asma Allah ini sebanyak 7 kali, maka Insya Allah si ibu akan terhindar dari keguguran.<br />
<br />
© Barang siapa hendak berlayar dan ia merasa khawatir bahwa di antara keluarga yang ditinggalkannya ada yang berbuat tidak senonoh, maka hendaklah dibacakan Asma Allah ini 7 kali sambil memegang tengkuk mereka. Insya Allah apa yang dikhawatirkannya itu tidak akan terjadi.<br />
<br />
(Bagi orang yang miskin, berputus asa dan ragu – ragu terhadap kemurahan Allah juga berbahaya. Juga berbahaya bagi orang yang berdosa, seberapa besar pun dosanya, untuk meragukan kasih sayang dan kemurahan Allah)<br />
<br />
44. Al – Mujiib (Maha Mengabulkan)<br />
<br />
© Orang yang senantiasa berdzikir membaca yaa Mujiib, maka doa – doanya akan dikabulkan.<br />
<br />
© Jika Seseorang membaca yaa Mujiib sebanyak 55 kali setelah mengerjakan sholat sunat, terutama ketika matahari terbit, maka kebutuhannya akan dipenuhi.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini juga akan menghentikan desas – desus dan fitnah yang ditujukan kepada seseorang.<br />
<br />
45. Al – Waasi` (Maha Luas)<br />
<br />
© Berkhasiat mendatangkan kelapangan dan kedudukan, lapang dada dan terhindarnya ia dari sifat dendam dan tamak, serta mendatangkan sifat qanaa’ah bagi orang yang berdzikir dengannya.<br />
<br />
© Barang siapa menginginkan kelimpahan harta benda, ketinggian ruhaniah, kecukupan dan tidak tergantung kepada siapa pun, hendaknya selalu berdzikir dengan Asma Allah ini.<br />
<br />
© Orang – orang yang memiliki beban pekerjaan dan tanggung jawab yang berat yang rasanya tidak dapat mereka pikul akan beroleh kekuatan dan keringan jika mereka terus – menerus berdzikir dengan Asma Allah ini.<br />
<br />
© Membaca yaa Waasi’ sebanyak 170 kali dapat menyembuhkan seseorang dari depresi.<br />
<br />
(Ketahuilah bahwa pengetahuan Allah itu luas, menyeluruh dan di mana – mana. Engkau tidak dapat menyembunyikan apa pun dari–Nya. Kekuasaan-Nya mencakup segala, tak ada yang dapat menghindarnya, oleh karena itu berhati – hatilah terhadap perbuatan dosa dan maksiat)<br />
<br />
46. Al – Hakiim (Maha Bijaksana)<br />
<br />
© Jika Seseorang merasa bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan tugas yang diembannya, atau jika semua usaha yang ditempuhnya mengalami kegagalan, kemudian dia tetap membaca Asma Allah ini, niscaya segalanya akan berubah menjadi lebih baik.<br />
<br />
© Barang siapa terus menerus membaca yaa Hakiim, maka Allah akan membukakan baginya ilmu dan hikmah.<br />
<br />
© Barang siapa memperbanyak dzikir dengan Asma Allah ini, niscaya Allah akan memalingkan dirinya apa – apa yang membahayakan dirinya dan akan membukakan baginya pintu hikmah.<br />
<br />
47. Al – Waduud (Maha Pecinta)<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah sebanyak 1.000 kali kemudian meniupkannya pada makanan, lalu makanan tersebut ia makan bersama – sama istrinya, maka perselisihan dan perbedaan di antara mereka segera teratasi. Cinta dan kasih sayang juga akan tertanam di hati mereka, Insya Allah.<br />
<br />
© Jika seseorang menuliskan Asma Allah ini pada secarik kain sutra kemudian membawanya dan ingat untuk sering membacanya, niscaya orang – orang akan makin menyukainya.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali, niscaya Allah akan mencintainya. Karena itulah para guru tarekat sering menganjurkan murid – muridnya agar berdzikir dengan Asma Allah.<br />
<br />
(Dengan mencintai-Nya, kita juga mencintai orang – orang yang dicintai – Nya, orang – orang yang mencintai – Nya, orang – orang yang mengajarkan firman – Nya dan kata – kata yang mereka ajarkan. Semua cinta adalah milik – Nya.<br />
<br />
Semua yang kita cintai itu fana, seperti halnya diri kita sendiri. Yang kekal adalah jiwa kita yang suci, karunia terbesar bagi kita dan pemilik jiwa itu yakni Pencipta kita. Kesadaran akan hal itu merupakan anugerah yang lebih besar dari semua yang kita miliki di dunia ini. Sebab jika Allah mencintai hamba-Nya, tentu Dia akan memberikan kepada orang tersebut pemahaman, kesadaran, iman dan rasa cinta kepada – Nya.)<br />
<br />
48. Al – Majiid (Maha Mulia)<br />
<br />
© Jika seorang beriman yang memiliki sifat yang baik, yang terkena penyakit kulit, berpuasa pada tanggal 13 14 dan 15 bulan Qamariyah dan ketika berbuka membaca yaa Majiid sebanyak 100 kali, maka penyakitnya itu dapat tertolong. Cara ini juga menolong dalam kasus penyakit hati dan depresi.<br />
<br />
49. Al – Baa’its (Maha Membangkitkan)<br />
<br />
© Jika seseorang mampu mengakui bahwa ia lalai dan gagal dalam menjalani hidup menurut ketentuan – ketentuan Allah, dan mengetahui bahwa dia tidak takut kepada azab Allah, tetapi masih menderita karena keadaan ini dan ingin mengubahnya, dia harus sering membaca Asma Allah ini, maka dia akan merasa takut, cinta dan berharap kasih sayang Allah dan mengubah jalan hidupnya.<br />
<br />
© Jika seseorang dituduh secara sewenang – wenang, maka membaca Yaa Baa’its sebanyak 7.070 kali akan menyelamatkannya.<br />
<br />
© Barang siapa ketika hendak tidur meletakkan tangannya didadanya dan membaca Asma Allah ini sebanyak 101 kali, maka hatinya akan hidup dengan ilmu dan hikmah, Insya Allah.<br />
<br />
50. Asy – Syahiid (Maha Menyaksikan)<br />
<br />
© Berkhasiat menjadikan orang yang berdzikir dengan Asma Allah ini kembali kepada kebenaran dari kebathilan.<br />
<br />
© Orang yang berdosa karena berbuat maksiat kepada Allah dan dia benar – benar mengetahui bahwa dirinya melakukan hal yang salah akan dapat mengendalikan perbuatannya jika dia membaca yaa Syahiid sebanyak 21 kali tanpa putus.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibacakan sambil meletakkan telunjuk pada tangan anak yang bandel, niscaya anak itu akan menjadi lebih penurut.<br />
<br />
© Barang siapa yang menginginkan agar anak dan istrinya yang durhaka menjadi taat, hendaknya meletakkan tangannya di keningnya, kemudian membaca Asma Allah ini sebanyak 21 kali dan meniupkannya, Insya Allah mereka akan mentaatinya.<br />
<br />
(Dia lebih dekat kepada hamba – hamba-Nya daripada jiwa mereka sendiri. Dia memiliki cinta dan kasih sayang terhadap mereka yang jauh lebih besar daripada perhatian mereka terhadap diri mereka sendiri. Karunia-Nya tidak terbatas: tak ada akhir bagi rahmat-Nya)<br />
<br />
51. Al – Haqq (Maha Benar)<br />
<br />
© Jika membaca laa ilaaha illaa Allaah al-Malik al-Haqq al-Mubiin (“Tidak ada Tuhan selain Allah, Maha Raja, Kebenaran Yang Nyata) sebanyak 100 kali setiap hari, niscaya dia akan mendapat rezeki yang tidak diduga – duga.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali setiap hari, maka akhlaknya akan menjadi baik.<br />
<br />
© Orang yang menuliskan Asma Allah ini pada sehelai kertas persegi panjang pada keempat sudutnya, lalu diletakkannya pada telapak tangannya di waktu sahur, sambil mengangkatnya ke arah langit, niscaya Allah akan melindunginya dari apa yang disusahkannya.<br />
<br />
(Tawakkul, berserah diri kepada Allah, bukan berarti mengabaikan sebab – sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap malas. Bertawakal kepada Allah merupakan salah satu kewajiban dalam Islam, sedangkan sikap malas adalah dosa)<br />
<br />
52. Al – Wakiil (Maha Memelihara, Maha Mencukupi)<br />
<br />
© Barang siapa memperbanyak dzikir dengan Asma Allah ini, niscaya Allah akan membukakan baginya pintu – pintu kebaikan dan rezeki.<br />
<br />
© Jika seseorang yang bertawakal kepada Allah berada dalam bahaya bencana alam atau tengah di serang musuh, membaca Asma Allah ini secara terus menerus sebanyak 66 kali, niscaya dia akan selamat.<br />
<br />
© Rasulullah SAW bersabda, “Jika engkau membaca Hasbiiyallaah laa ilaaha illaa huwa ‘alayh tawakkaltu wa huwa rabb al-‘arsy al-‘azhiim (‘Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dialah Tuhan yang memiliki Arasy Yang Agung’ [at-Taubah :129] ) diwaktu pagi dan malam hari, maka Allah akan menjadi wakilmu dan akan membimbing urusanmu di dunia ini dan di akhirat dengan bimbingan yang terbaik bagimu”.<br />
<br />
53. Al – Qawiyy (Maha Kuat)<br />
<br />
© Orang yang dizalimi hendaknya membaca Asma Allah ini sebanyak – banyaknya untuk menghentikan kezalimannya. Maka Allah akan memberikan perlindungan kepadanya. Insya Allah.<br />
<br />
© Orang yang membaca Asma Allah ini sebanyak 116 kali setiap hari, jika mereka lemah atau lelah karena melaksanakan sholat lima waktu, maka mereka akan mendapatkan kekuatan dan senang melaksanakan sholat itu.<br />
<br />
© Jika seseorang menderita selama melaksanakan perjalanan yang sulit dan berbahaya membaca Asma Allah ini, niscaya mereka tidak akan merasakan penderitaan itu.<br />
<br />
© Jika seseorang memasuki tempat atau keadaan yang berbahaya, mana membaca bi ism Allaah al-Rahmaan al-Rahiim wa laa hawla wa laa quwwata illaa bi Allaah Al-‘Aliyy Al-‘Azhiim (“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dan tak ada daya dan tak ada upaya selain Allah Yang Maha Tinggi, Yang Maha Besar”) akan menghilangkan bahaya atau memberi orang itu kekuatan untuk menghadapinya.<br />
<br />
(Seorang hamba harus mengharapkan agar semua kebaikan dan keindahan datang dari Allah, dan hanya takut kepada azab Allah. Dengan demikian semua rasa takut yang lain hilang dari hati hamba – hamba yang telah tertambat kepada Tuhan mereka)<br />
<br />
<br />
<br />
54. Al – Matiin (Maha Kukuh, Maha Sempurna Kekuatannya)<br />
<br />
© Jika seorang yang beriman menydari bahwa dirinya sendiri merupakan seorang yang zalim lagi berperangai buruk, dan ingin meninggalkan sifat buruk itu, maka hendaknya dia membiasakan membaca Asma Allah ini sebanyak 500 kali setiap hari, niscaya akan membantunya untuk menjadi orang yang lebih baik.<br />
<br />
© Jika seorang ibu kekurangan air susu untuk bayinya, maka jika dia minum dari cangkir yang bertuliskan yaa Matiin maka air susunya akan bertambah.<br />
<br />
© Barang siapa membacakan Asma Allah ini pada anak perempuan kecil atau anak laki – laki kecil sebanyak 10 kali, niscaya anak tersebut tidak akan berbuat durhaka.<br />
<br />
55. Al – Waliyy (Maha Melindungi, Maha Menolong dan Mengendalikan)<br />
<br />
© Jika seorang beriman membaca Asma Allah ini sebanyak 700 kali pada malam jumat, maka semua rintangan material dan spiritual akan hilang. Mudah – mudahan orang seperti itu melihat hakikat yang sebenarnya dan makna segala sesuatu.<br />
<br />
© Dalam perkawinan yang salah satu pasangannya memiliki sifat suka bertengkar, jika pasangan lain mengingat Asma Allah ini ketika mereka sedang bertengkar niscaya pertengkaran itu tidak akan berubah menjadi perkelahian.<br />
<br />
© Jika seseorang memiliki istri yang perilakunya buruk, hendaknya Asma Allah ini dibaca terus – menerus ketika berada di hadapannya, Insya Allah perilakunya akan menjadi baik.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini pada malam jumat sebanyak 1.000 kali, nicaya Allah akan memberikan wilayah (kepemimpinan) kepadanya dan akan di hisab dengan hisab yang mudah.<br />
<br />
(Para wali Allah mempunyai mata yang diterangi oleh, dan melihat dengan, cahaya Tuhan. Mereka menarik pelajaran dari semua yang mereka dengar dan lihat. Cahaya Tuhan memancar di wajah mereka: siapa pun yang melihatnya menjadi ingat kepada Allah)<br />
<br />
56. Al – Hamiid (Maha Terpuji)<br />
<br />
© Jika seseorang yang membaca yaa Hamiid dalam keadaan menyendiri sebanyak 93 kali selama 45 hari, maka kebiasaaan dan sifat – sifatnya yang buruk akan berubah menjadi baik. Insya Allah.<br />
<br />
© Jika seorang yang keimanan, ibadah dan sifatnya sejalan dengan seorang muslim membaca Asma Allah sebanyak 99 kali setelah sholat subuh, Allah akan menerangi hati orang tersebut pada hari itu.<br />
<br />
© Jika seseorang membaca Asma Allah ini sebanyak 66 kali setelah sholat subuh dan sholat isya, maka Allah akan memperindah ucapan dan perbuatannya.<br />
<br />
© Jika seseorang membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali setiap setelah melaksanakan sholat lima waktu, Allah akan memasukkan orang tersebut ke dalam golongan hamba – hamba-Nya yang saleh yang akan dicintai dan akan dilayani oleh semua orang dan setiap makhluk hidup<br />
<br />
© Jika seseorang memiliki mulut yang kotor, dengan menuliskan yaa Hamiid pada sebuah gelas dan minum dari gelas ini secara teratur, maka ucapannya akan menjadi baik.<br />
<br />
(Setan dan setan diri seseorang, hawa nafsu, adalah pencuri yang beroperasi di dalam kegelapan dan masuk ke dalam rumah yang gelap. Mereka tidak akan masuk ke dalam rumah Tuhan, hati yang disinari oleh cahaya iman. Pintu menuju hati adalah pikiran; cahaya pintu itu adalah ilmu. Cahaya itu menghalangi jahatnya kebodohan, khayalan, kemunafikan dan kesombongan. Jika cahaya jiwa adalah kesadaran, maka kegelapannya adalah kelalaian.)<br />
<br />
57. Al – Muhshiy (Maha Pencatat, Maha Memperhitungkan Setiap Amalan)<br />
<br />
© Orang yang membaca Asma Allah ini sebanyak 20 kali setiap hari kemudian meniupkan di 20 potong roti kemudian dimakan, Allah akan menjadikan seluruh makhluk tunduk kepadanya, Insya Allah.<br />
<br />
© Bagi orang yang mengalami kesulitan dalam memahami apa yang mereka dengar atau dalam mengingat sesuatu, membaca Asma Allah ini sebanyak 148 kali akan membantu. Membaca Asma Allah ini juga memberikan dorongan kepada manusia untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.<br />
<br />
(Barang siapa menyekutukan Allah, berarti dia telah melakukan satu – satunya dosa yang tidak dapat dimaafkan.)<br />
<br />
58. Al – Mubdi’u (Maha Memulai Segala Sesuatu)<br />
<br />
© Jika seseorang ragu – ragu dalam menetapkan keputusan yang akan diambilnya, maka dengan membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali dia akan dapat memutuskan dengan cepat.<br />
<br />
© Barang siapa yang meletakkan tangannya di perut istrinya yang sedang hamil, kemudian membaca yaa Mubdi’u sebanyak 99 kali pada waktu sahur, maka istrinya tidak akan keguguran dan anaknya tidak akan lahir premature, Insya Allah.<br />
<br />
59. Al – Mu`iid (Maha Mengulangi Kejadian)<br />
<br />
© Jika ada seseorang yang hilang, hendaknya Asma Allah ini dibaca 70 kali disetiap sudut rumahnya pada malam hari ketika semua orang telah tidur. Maka ia akan kembali setelah 7 hari atau diketahui keberadaannya dalam waktu tersebut. Insya Allah<br />
<br />
© Berkhasiat untuk mengingatkan hafalan yang terlupa jika berdzikir dengan Asma Allah ini.<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali, maka akan hilanglah kebingungannya dan akan ditunjukkan ke jalan kebenaran.<br />
<br />
© Jika seseorang yang kehilangan alat rumah tangga atau barang yang berharga membaca Asma Allah ini sebanyak 77 kali pada keempat dinding rumah di keheningan malam setelah semua orang tertidur, berita mengenai orang yang mencuri atau barang yang hilang akan mengembalikan barang tersebut.<br />
<br />
(Abd al-Mu’iid adalah orang yang didalam dirinya Allah telah menempatkan pengetahuan mengenai rahasia bahwa segala sesuatu terus – menerus diciptakan kembali)<br />
<br />
60. Al – Muhyii (Maha Memberi Kehidupan)<br />
<br />
© Barang siapa yang berdzikir dengan Asma Allah ini keatas badannya, maka ia akan terhindar dari penjara dan tenggelam.<br />
<br />
© Orang yang sakit hendaknya membaca Asma Allah ini terus – menerus. Dapat juga dibacakan orang lain kemudian ditiupkan kepada orang yang sakit, Insya Allah kesehatannya akan pulih.<br />
<br />
© Jika seseorang menderita karena menjadi budak hawa nafsunya selalu membaca Asma Allah ini hingga ia tertidur karena kecapaian maka dia akan dapat mengendalikan nafsu jahatnya.<br />
<br />
© Jika membaca Asma Allah ini sebanyak 68 kali setiap hari maka Allah akan menghiasi hati mereka dengan cahaya iman dan ilmu dan akan memberikan kepada mereka kemauan untuk menolong orang lain yang tengah membutuhkan pertolongan.<br />
<br />
© Jika seorang beriman menderita sakit keras membaca Asma Allah ini sebanyak 68 kali setelah sholat wajib, niscaya dia akan sembuh.<br />
<br />
(Derajat pengetahuan paling rendah bagi seseorang adalah kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri. Orang yang tidak mengenal dirinya sendiri tidak sadar akan eksistensinya mungkin sama dengan orang mati. Ucapan bangkai hidup yang tidak sadar adalah mati dan mematikan: menjauhlah dari mereka!)<br />
<br />
61. Al – Mumiit (Maha Mematikan Makhluk-Nya)<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini, maka jiwanya akan patuh melakukan amal kebaikan.<br />
<br />
© Orang yang tidak dapat mengendalikan nafsunya hendaknya meletakkan tangannya di dadanya dan terus – menerus membaca Asma Allah ini hingga ia tertidur, Insya Allah ia akan diberi kekuatan untuk mengendalikan nafsunya.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini akan membantu seseorang mendapatkan persahabatan dengan orang beriman dan memperoleh kemenangan atas musuh.<br />
<br />
62. Al – Hayy (Maha Hidup)<br />
<br />
© Orang yang ingin memperoleh kesehatan hendaknya membaca Asma Allah ini sebanyak 3.000 kali setiap hari.<br />
<br />
© Jika orang yang sakit menuliskan Asma Allah ini dengan misik dan air mawar dalam sebuah wadah kemudian membasuh tulisan tersebut dengan air lalu diminum, maka sakitnya akan sembuh, Insya Allah. Dapat juga air itu diberikan kepada orang lain yang sakit.<br />
<br />
© Seorang beriman yang membaca Asma Allah ini secara terus – menerus, Insya Allah, akan berumur panjang dan hidup berbahagia.<br />
<br />
© Jika seseorang sangat tertekan dan merasa sangat kesulitan, maka dengan membaca Asma Allah ini sebanyak 500 kali setiap hari sebelum matahari terbit, dia akan mendapatkan kedamaikan.<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini sebanyak 300.000 kali, maka dia tidak akan menderita sakit selama – lamanya.<br />
<br />
63. Al – Qayyuum (Maha Mandiri)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca yaa Hayyu yaa Qayyuum sejak terbit sampai naiknya matahari, maka ia akan mendapatkan rasa senang dalam dirinya yang tak terhingga.<br />
<br />
© Barang siapa yang berdoa dengan Asma Allah ini di lautan luas, maka Allah akan menyelamatkannya dari bahaya tenggelam.<br />
<br />
© Orang yang membaca Asma Allah ini sebanyak – banyak nya dalam keadaan menyendiri maka akan menjadi sejahtera dan kaya.<br />
<br />
© Jika orang yang menghabiskan banyak waktunya yang berharga untuk tidur , maka sebelum tertidur hendaklah dia membaca Alif laam miim, Allaahu laa ilaaha illaa huw al-Hayy al-Qayyuum (“Alif Laam Miim, Allah tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Yang Ada dengan Sendirinya” [Al-Baqarah : 225] ) maka kantuknya akan hilang.<br />
<br />
© Jika orang yang menderita insomnia membaca waa tahsabuhum aiqaazhan wa hun ruquud (“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur”) fadharabnaa ‘alaa aadzaanihim fii al-kahf siniin ’adadan (“.....Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu ‘), ketika akan tidur maka dia akan bisa tidur.<br />
<br />
© Orang yang memiliki kesulitan dalam menghafal dapat membiasakan membaca Asma Allah ini 16 kali sehari di tempat yang sepi, maka dia akan dapat mengatasi kesulitan itu.<br />
<br />
64. Al – Waajid (Maha Kaya)<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini pada setiap suap makanannya, niscaya hatinya diberikan kekuatan dan cahaya oleh Allah.<br />
<br />
© Seorang beriman yang membiasakan diri berdzikir dengan Asma Allah ini sesering mungkin akan dapat membantunya menemukan apa yang ingin dia temukan dan menjaga apa yang telah ditemukannya.<br />
<br />
(Orang yang beriman bersyukur atas kehidupan yang telah mereka terima. Mereka mewujudkan rasa Syukur mereka kedalam perbuatan dengan melayani makhluk ciptaan Allah karena Allah, dengan selalu bekerja keras seolah – olah mereka tidak akan pernah mati.)<br />
<br />
65. Al – Maajid (Maha Mulia, Maha Agung dan Tinggi)<br />
<br />
© Barang siapa yang berdzikir dengan Asma Allah ini sampai larut dalam keasyikannya, niscaya Allah akan memberikan cahaya dalam hatinya.<br />
<br />
© Orang yang beriman membaca Asma Allah ini sebanyak 465 kali sepanjang siang dan 465 kali sepanjang malam maka kata – katanya akan dipahami oleh orang lain sesuai dengan yang dimaksudkannya. Sifatnya membaik. Dia dicintai dan dihormati. Dia bahkan dapat memahami bahasa hewan dan tumbuhan dan mereka juga dapat memahaminya.<br />
<br />
66. Al – Waahid (Maha Esa)<br />
<br />
© Barang siapa menginginkan agar perasaan ketergantungan terhadap makhluk keluar dari hatinya, hendaknya membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali setiap hari dan dilenyapkan Allah rasa takutnya yang merupakan asal semua bencana di dunia dan di akhirat.<br />
<br />
© Barang sipa menginginkan agar anaknya taat dan shaleh hendaknya menuliskan Asma Allah ini (di kertas, kain dsb) dan tulisan ini selalu dibawa kapan saja dan dimana saja.<br />
<br />
© Jika seseorang yang ditimpa khayalan jahat, rsa takut yang tidak beralasan terhadap segala sesuatu dan berat hati, hendaknya mengambil air wudhu dan membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali di tempat yang sunyi, niscaya dia akan sembuh.<br />
<br />
© Jika seorang beriman yang menghadapi bahaya dari orang yang sangat zalim membaca yaa Waahiid al –Baaqii awwala kulli syai’ wa aakhirah (“Wahai Engkau Yang Esa, Yang Kekal di awal segala sesuatu dan di akhirnya”) sebanyak 500 kali setelah sholat dzuhur, maka dia akan selamat.<br />
<br />
(Dialah Yang Esa dalam nama-Nya yang indah, tak ada yang dapat disifati dengannya selain Dia. Siapa pun yang mempersamakan sesuatu yang lain dengan-Nya adalah berdosa dengan dosa yang tidak dapat diampuni yakni menyekutukan Dia dengan sesuatu yang lain. Dialah satu – satunya yang berhak disembah. Keesaan-Nya tidak dapat dibagi – bagi. Dialah keseluruhan tanpa bagian – bagian.)<br />
<br />
67. Al – Ahad (Maha Satu)<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini dalam keadaan memiliki wudhu sebanyak 19 kali setelah sholat subuh, maka semua doanya akan dikabulkan, Insya Allah.<br />
<br />
© Jika seseorang yang duduk sendirian ditempat yang sunyi membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali, merenung artinya dan mencoba merasakan kesatuan pada wujudnya, beberapa hal mengenai inti batin dapat dimanifestasikan.<br />
<br />
68. Ash – Shamad (Maha Dibutuhkan)<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah sebanyak 125 kali setelah sholat subuh dan sebelum matahari terbit dalam keadaan sujud, akan tampaklah bekas – bekas kebenaran padanya, akan dilindungi dari berbohong, perilaku haram maupun dari permusuhan orang lain dan akan membaik sifat dan imannya.<br />
<br />
© Barang siapa yang mengucapkan Asma Allah ini terus – menerus dan dalam keadaan memiliki wudhu, ia segera tidak akan memiliki ketergantungan kepada seluruh makhluk.<br />
<br />
© Jika seseorang memerhatikan orang lain yang tengah berada di bawah pengaruh orang jahat, dan melakukan perbuatan dosa, dia boleh berpuasa secara berturut – turut pada hari kamis, jumat dan sabtu dan berbuka tanpa makan daging atau produk – produk susu, kemudian membaca yaa Shamad sebanyak 100 kali diatas makanan atau minuman dan diberikan kepada orang yang sedang dalam kesulitan itu, maka hal itu akan membantunya untuk bertobat dari perbuatan yang salah dan menyelamatkannya dari pengaruh – pengaruh jahat.<br />
<br />
(Allah yang Memenuhi semua kebutuhan selalu ada, mengetahui kebutuhanmu sebelum engkau mengetahuinya, memenuhi kebutuhanmu sebagaimana mestinya, bukan dengan cara yang kau kira bagaimana seharusnya kebutuhan itu terpenuhi)<br />
<br />
69. Al – Qaadir (Maha Kuasa)<br />
<br />
© Barang siapa yang setelah mengerjakan sholat dua rakaat membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali, Allah akan merendahkan dan menghinakan musuh – musuhnya (asalkan ia tidak zalin)<br />
<br />
© Apabila Asma Allah ini dibaca 41 kali sebelum mengerjakan tugas yang sulit, maka kesulitan itu akan hilang, Insya Allah.<br />
<br />
© Jika seorang beriman membaca Asma Allah ini kerika sedang membasuh setiap anggota badannya dalam berwudhu, niscaya kepada anggota badannya itu akan diberikan kekuatan.<br />
<br />
© Orang yang menderita karena cintanya ditolak hendaknya terus menerus membaca Asma Allah ini sebanyak 305 kali, maka mungkin orang yang dicintai akan membalas cintanya atau penderitaannya akan berakhir.<br />
<br />
(Al-Qaadir memiliki kemampuan yang tidak terbatas. Kemampuan-Nya untuk membuat sesuatu menjadi terjadi, Kekuasaan-Nya untuk membuat dan mencipta hanya memiliki sebuah syarat, yaitu kehendak-Nya.)<br />
<br />
70. Al – Muqtadir (Maha Menentukan)<br />
<br />
© Barang siapa yang terus menerus membaca Asma Allah ini sebanyak 744 kali setelah bangun tidur, Allah akan mengatur urusannya sebagaimana yang ia kehendaki, sehingga ia tidak perlu lagi mengatur dirinya.<br />
<br />
71. Al – Muqaddim (Maha Mendahulukan)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini sebanyak – banyaknya pada saat perang atau jihad, Allah akan memberikan keberanian kepadanya dan ia akan selamat dari musuhnya.<br />
<br />
© Orang yang membacanya secara terus menerus akan menjadi tunduk dan patuh kepada Allah SWT.<br />
<br />
© Orang yang mengetahui tuntutan hawa nafsu dan keadaan jiwanya, dan yang mengetahui bahwa hawa nafsu menariknya ke bawah menuju tanah karena ia diciptakan dari tanah, sedangkan jiwanya menarik keatas menuju langit karena ia berasal dari arah itu, dapat membiasakan membaca Asma Allah ini sebanyak 148 kali setiap hari. Orang itu akan diberikan kearifan untuk memilih prioritaasnya di dalam hidup ini maupun kehendak untuk melaksanakan kewajiban – kewajiban kita untuk akhirat tepat pada waktunya, dan akan mencapai keberhasilan pada keduanya.<br />
<br />
72. Al – Mu’akhkhir ( Maha Mengakhirkan)<br />
<br />
© Orang beriman yang membiasakan membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali sehari menjadi mampu melihat kesalahan mereka dan bertobat.<br />
<br />
© Jika orang yang bertobat membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali, Insya Allah tobat mereka akan diterima. Tanda diterimanya tobat adalah menguatnya keinginan mereka untuk melaksanakan sholat.<br />
<br />
© Jika seseorang ingin mencegah orang zalim dari mendapatkan pangkat yang tinggi, maka hendaklah dia membaca Asma Allah ini sebanyak 1.446 kali sebelum matahari terbit selama tujuh hari berturut – turut. Dengan kehendak Allah dia mampu mencegahnya.<br />
<br />
(Allah bereksistensi dengan sendirinya. Eksistensi-Nya tidak bergantung kepada selain diri-Nya sendiri dan Dia Maha Tinggi dari segala eksistensi yang lain. Dialah yang memberikan apa yang diperlukan bagi eksistensi segala sesuatu.)<br />
<br />
73. Al – Awwal (Maha Awal, Yang Tidak Berpermulaan)<br />
<br />
© Barang siapa yang menginginkan anak laki – laki hendaknya membaca Asma Allah ini sebanyak 40 kali setiap hari selama 40 hari. Maka keinginannya akan terkabul.<br />
<br />
© Jika seorang musafir membaca Asma Allah ini 1.000 kali pada hari jumat ia akan segera kembali kerumah dalam keadaan selamat dan sehat.<br />
<br />
© Orang yang memiliki banyak persoalan atau kehilangan kekasih hatinya harus membaca yaa Awwal sebanyak 1.000 kali selama 40 jumat berturut – turut. Keinginan mereka akan terpenuhi.<br />
<br />
74. Al – Aakhir (Maha Akhir)<br />
<br />
© Barang siapa yang ingin agar cinta kepada Allah tertanam kuat dalam hatinya, cinta kepada selain Allah hilang dari hatinya, dosa – dosanya di ampuni dan mati dalam keadaan beriman hendaknya ia membaca Asma Allah ini 1.000 kali setiap hati.<br />
<br />
© Kaum beriman yang membaca Asma Allah ini sebanyak 100 kali sehari akan berhenti membodohi diri mereka sendiri dan melihat kebenaran.<br />
<br />
© Jika seseorang sedang diserang oleh musuh dan membaca ya Aakhir sebanyak 800 kali, niscaya si penyerang akan mundur.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali setiap hari jumat akan membantu meningkatkan rezeki seseorang.<br />
<br />
(Sifat “Yang Pertama” dan “Yang Terakhir” harus dibaca, disebut dan diingat secara bersamaan karena artinya laksana sebuah lingkaran dimana awal dan akhir adalah satu)<br />
<br />
75. Azh – Zhaahir (Maha Nyata)<br />
<br />
© Jika Seorang beriman memiliki niat baik dan berupaya keras untuk mewujudkannya, maka hendaklah dia melakukan sholat sunat dua rakaat kemudian membaca Huwa al-Awwal wa al-Aakhir wa al-Zhahir wa al Baathin wa huwa bi kull syay’ ‘Aliim (“Dialah Yang Pertama dan Yang Akhir, Yang Tampak dan Yang Tersembunyi dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu”) sebanyak 145 kali. Dia akan mendapat kesempatan yang lebih baik untuk memperoleh apa yang diinginkannya.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini memampukan seseorang untuk melihat segala sesuatu yang sebelumnya tersembunyi.<br />
<br />
© Jika Seseorang memiliki kesulitan dan tidak mengetahui jalan keluarnya, maka setelah mengerjakan shalat isya hendaklah dia mengerjakan sholat sunat dua rakaat lalu membaca yaa Zhaahir sebanyak 1.006 kali, seraya memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan keluar dari masalah tersebut. Jalan keluarnya akan diperlihatkan kepadanya dalam mimpi.<br />
<br />
© Orang yang membaca Asma Allah sebanyak 500 kali setiap hari setelah matahari terbit, Allah akan memberikan kepadanya pandangannya dan hatinya di penuhi cahaya.<br />
<br />
76. Al – Baathin (Maha Tersembunyi)<br />
<br />
© Jika kaum beriman membiasakan diri membaca Asma Allah sebanyak 33 kali dalam sehari maka alam batin mereka akan menjadi terang, mata hati mereka akan terbuka, mereka akan mulai melihat Hakikat yang sebenarnya dan memahami makna segala sesuatu, atas izin Allah. Mereka akan memperoleh kedamaian, ucapan mereka akan menjadi manis dan bermanfaat. Mereka akan dicintai dan dihormati oleh orang lain.<br />
<br />
© Barang siapa yang senantiasa membaca huwal awwalu wal aakhiru wazh zhahiru wal baathinu wa huwa bikulli syai’in qadiir setelah mengerjakan sholat 2 rakaat, maka semua hajatnya akan terpenuhi, Insya Allah.<br />
<br />
© Khasiat ism Al – Baathin yaitu untuk mendapatkan rasa tenteram bagi orang yang berdzikir dengannya, setiap hati tiga kali dan tiap – tiap kali sesaat lamanya.<br />
<br />
77. Al – Waaliy (Maha Memerintah, Yang Menguasai Segala Urusan)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini berulang – ulang, ia akan diselamatkan dari bencana yang tidak diinginkan.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini ditulis di gelas atau wadah keramik, kemudian gelas atau wadah tersebut diisi dengan air, dan air itu dipercikan di rumah, maka rumah tersebut akan diselamatkan dari bencana, Insya Allah.<br />
<br />
© Jika seseorang bermaksud menundukkan orang lain, hendaknya ia membaca Asma Allah ini 11 kali.<br />
<br />
© Jika seorang beriman yang memikul tanggung jawab kekuasaan membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali setiap hari jum’at demi kebaikan rakyat yang beras di bawah kekuasaannya, maka ucapannya akan berfaedah bagi mereka. Mereka juga akan menjadi lebih bersyukur, hormat dan patuh padanya.<br />
<br />
78. Al – Muta`aaliy (Maha Tinggi)<br />
<br />
© Jika seorang beriman yang diturunkan dari jabatannya padahal dia tidak bersalah, kemudian membaca Asma Allah ini sebanyak 540 kali, maka dia akan memperoleh kembali jabatannya itu atau dinaikan jabatannya yang lebih dari orang lain dengan kualifikasi yang sama.<br />
<br />
© Seseorang yang akan melakukan wawancara hendaknya membaca Asma Allah sebanyak 540 kali, akan membantu orang tersebut untuk menjadi lebih efektif.<br />
<br />
© Orang yang sering membaca Asma Allah ini, segala permasalahannya akan segera terpecahkan.<br />
<br />
© Wanita yang membaca Asma Allah ini sebanyak – banyaknya akan terbebas dari rasa sakit, Insya Allah.<br />
<br />
(“Orang yang membaca Al – Quran dan tidak mengamalkan apa yang dibacanya laksana orang yang tidak pernah melihat Al – Quran. Orang yang memandang wajah orang tuanya dengan marah, meskipun dia melayani keduanya dengan tekun, berarti dia tidak mengurus mereka. Aku tidak dapat berbuat apa – apa terhadap orang – orang semacam itu dan mereka juga tidak dapat berbuat apa – apa terhadapku” [HADIST NABI] )<br />
<br />
79. Al – Barr (Maha Baik, Maha Kebajikan)<br />
<br />
© Barang siapa yang kecanduan minuman keras, berzina atau perbuatan maksiat lainnya, hendaknya membaca Asma Allah ini 700 kali setiap hari, Insya Allah ia akan mendapatkan hidayah dari Allah.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibaca sebanyak – banyaknya maka akan sangat manjur untuk menghilangkan cinta dunia.<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini 7 kali kemudian meniupkannya pada anaknya segera setelah lahir, Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada anaknya dari bencana hingga dewasa.<br />
<br />
© Untuk mendatangkan kebajikan di dalam segala yang ada bagi orang yang berdzikir dengannya.<br />
<br />
© Orang – orang yang lumpuh dan terus menerus membaca Asma Allah ini sebanyak 202 kali setiap hari akan mendapatkan kesembuhan, keringanan atau ketabahan untuk menanggung penyakit mereka.<br />
<br />
© Orang – orang yang sedang berada di tengah laut ketika terjadi badai akan selamat jika mereka terus menerus membaca Asma Allah.<br />
<br />
(Orang munafik laksana ruangan yang sudah digunakan. Bagian luarnya tampak bersih tetapi bagian dalamnya kotor)<br />
<br />
80. At – Tawwaab (Maha Penerima Taubat)<br />
<br />
© Barang siapa yang menginginkan agar Allah memberikan taufik kepadanya untuk bertaubat, hendaknya membaca Asma Allah ini 360 kali setiap hari setelah sholat Dhuha.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibaca 10 kali dihadapan seorang yang zalim, orang yang membacanya akan segera terbebas dari kezalimannya, Insya Allah.<br />
<br />
© Orang beriman yang tidak dapat berhenti melakukan kesalahan, tetapi dia menyadarinya, dan dipenui perasaan bersalah, hendaknya membaca Asma Allah sebanyak 400 kali pada pagi hari. Pada suatu hari dia akan merasakan bahwa tobatnya diterima. Tanda diterimanya tobat adalah bahwa seseorang tidak dapat lagi melakukan perbuatan dosa itu, dan ingatan akan dosa itu hilang dari pikirannya.<br />
<br />
81. Al – Muntaqim (Maha Pembalas)<br />
<br />
© Jika seorang beriman dizalimi oleh musuh Allah yang layak dijatuhi hukuman, maka dengan membaca yaa Muntaqim yaa Qahhaar sebanyak 1.000 kali selama satu hari, maka kekuatan si zalim itu akan musnah.<br />
<br />
© Barang siapa yang tidak berbuat zalim dan ingin membalas musuhnya tetapi tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya, hendaknya membaca Asma Allah ini terus – menerus selama 3 jumat, maka Allah sendiri yang akan membalasnya.<br />
<br />
(Banyak kemalangan yang menimpa manusia merupakan akibat dosa mereka yang tak mengenal tobat. Jika engkau mengeluh terhadap kesulitan ini, maka kesulitan tersebut justru akan bertambah. Tetapi, jika engkau menerimanya, memandangnya sebagai kehendak Allah, dan tunduk maka Allah akan mempertimbangkan sikap tunduk itu sebagai penghapus dosa – dosamu dan sebagai tobat yang sesungguhnya, sehingga kesulitan itu pun akan sirna.)<br />
<br />
82. Al - `Afuww (Maha Pemaaf, Maha Mengampuni)<br />
<br />
© Barang siapa memperbanyak dzikir dengan Asma Allah ini, niscaya Allah akan membukakan baginya pintu maaf dan ampunan – Nya.<br />
<br />
© Seorang beriman yang membaca Asma Allah ini sebanyak 166 kali sehari akan mampu dalam mengendalikan keinginan jahat hawa nafsunya. Sifatnya akan membaik dan orang – orang akan memaafkan kesalahannya.<br />
<br />
© Ingat untuk membaca Asma Allah ini ketika tengah berada di ambang kemarahan yang tak terkendali dan diikuti dengan membaca salawat kepada nabi Muhammada SAW akan membantu meredakan amarah seseorang.<br />
<br />
© Orang yang tengah menghadapi hakim yang akan menjatuhkan hukuman atas kesalahan yang telah dilakukannya, hendaklah membaca nama ini sebanyak 166 kali, maka hukumannya akan dibatalkan atau dikurangi.<br />
<br />
83. Ar – Ra’uuf (Maha Pengasih)<br />
<br />
© Orang beriman yang membaca Asma Allah ini sebanyak 286 kali sehari akan memiliki hati yang penuh dengan kemurahan dan kepedulian terhadap orang lain, dan perasaan ini akan bersifat timbal balik. Orang tersebut juga akan diberi jalan untuk menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 10 kli ketika sedang dilanda amarah, dan kemudian membaca salawat nabi Muhammad SAW 10 kali juga, niscaya akan redalah kemarahannya. Demikian pula jika dibacakan dihadapan orang yang sedang marah.<br />
<br />
© Barang siapa yang menginginkan agar seluruh makhluk mencintainya dan sebaliknya, hendaknya membaca Asma Allah ini berulang – ulang.<br />
<br />
84. Maalikul – Mulk (Maha Menguasai Kerajaan)<br />
<br />
© Orang beriman yang membaca Asma Allah ini sebanyak 212 kali setiap hari akan memperoleh rezeki yang banyak dengan cara yang tak terduga. Keraguan yang mungkin ada dalam pikiran mereka akan berubah menjadi keyakinan. Rakyat yang mereka perintah akan menghormati dan mematuhi mereka dengan ikhlas.<br />
<br />
© Barang siapa membaca Asma Allah ini secara rutin, maka Allah akan memberikan harta kekayaan kepadanya dan dikayakan-Nya berkat karunia dan kemurahan-Nya.<br />
<br />
(Manusia adalah alam semesta dalam bentuk mikrokosmos; apa pun yang bereksistensi di alam semesta, bereksistensi di dalam diri kita. Manusia juga merupakan makhluk tertinggi dan wakil Allah. Itulah mengapa untuk jangka waktu tertentu Allah memberikan kepada sebagian hamba-Nya kerajaan, tanah, kekayaan, kesejahteraan, dan membiarkan mereka menguasainya. Allah juga memberikan kepada hamba – hamba tertentu pengetahuan mengenai cara mengatur sehingga kerajaan mereka berkembang dan keuntungan mereka pun bertambah)<br />
<br />
85. Dzul – Jalaali Wal – Ikraam (Maha Memiliki Kebesaran dan Kemulian)<br />
<br />
© Berkhasiat mendatangkan kemuliaan, kehormatan dan kebesaran bagi orang yang berdzikir dengan Asma Allah ini.<br />
<br />
© Rasulullah bersabda: “Bacalah Dzuu al-Jalaal wa al-Ikraam jika kamu memohon sesuatu dari Allah.<br />
<br />
© Jika seorang beriman membaca Asma Allah ini 100 kali dalam sehari selama seminggu, maka semua beban kesulitan, keraguan, dan persoalan akan meninggalkan hatinya, sehingga hatinya akan terbebas dari khayalan, rasa cemas dan harapan yang sia – sia. Kejahatan tidak akan menyentuhnya dan dia akan mendapatkan kedamaian.<br />
<br />
(Ada rahasia dalam tindakan-Nya menangguhkan hukuman dan memaafkan dosa. Dalam mengajarkan kita bahwa api neraka itu ada, Dia mengajarkan kita bahwa ada banyak jalan untuk menyelamatkan diri. Hal itu tak ubahnya seperti pengumuman tuan rumah yang kaya, dermawan dan pemurah yang menyatakan: “Pintu – pintu rumah kami terbuka, meja – meja kami sudah ditata. Orang yang mendapatkan undangan ini dipersilakan datang, dan kami tidak mencerca orang yang tidak datang ke pesta kami”)<br />
<br />
86. Al – Muqsith (Maha Mengadili)<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini secara rutin, maka Allah akan mencegah waswas darinya dan melindunginya dari keragu – raguan yang dihembuskan oleh setan.<br />
<br />
© Jika pikiran seseorang selalu mengembara pada saat dia tengah mengerjakan sholat, maka dengan membaca Asma Allah ini sebanyak 239 kali sebelum mulai mengerjakan sholat akan ada faedahnya.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibaca 700 kali untuk suatu tujuan, maka tujuan tersebut akan tercapai, Insya Allah.<br />
<br />
© Banyak membaca Asma Allah ini juga akan membantu menenangkan orang ketika mereka sedang marah atau depresi.<br />
<br />
87. Al – Jaami` (Maha Mengumpulkan)<br />
<br />
© Jika keluarrga atau sanak keluarga seseorang saling terpisah, hendaknya ia mandi pada saat dhuha, kemudian menengadahkan pandangan ke arah langit dan membaca Asma Allah ini 10 kali. Tetapi menghitungnya hendaknya dengan jari sedemikian rupa sehingga dalam setiap bacaan, jarinya tetap tertutup hingga hitungan yang kesepuluh. Setelah itu hendaknya tangannya diusapkan ke wajah. Insya Allah keluarga yang saling terpisah akan berkumpul.<br />
<br />
© Jika seseorang yang kehilangan sesuatu atau terpisah dari orang yang dicintainya, maka membaca yaa Jaami’ sebanyak 114 kali diikuti dengan yaa Jaami’ al-Naas li yawm laa rayb fiih ijmaa’ ‘alayya dalatii (“Wahai Tuhan yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan mengenainya, satukanlah apa yang telah hilang dariku dengan diriku”) akan berfedah untuk menemukan apa yang telah hilang.<br />
<br />
© Barang siapa memperbanyak berdzikir dengan Asma Allah ini, maka ia akan berhasil mencapai cita – citanya.<br />
<br />
88. Al – Ghaniiyy (Maha Kaya)<br />
<br />
© Jika dibacakan atas sesuatu yang sakit di tubuhnya atau tubuh orang lain, niscaya akan dilenyapkan Allah SWT sakitnya itu.<br />
<br />
© Jika orang – orang yang memiliki kebutuhan material membaca Asma Allah ini sebanyak 1.060 kali pada hari sabtu, maka mereka tidak akan membutuhkan pertolongan dari orang lain, karena Allah akan memenuhi kebutuhan mereka dari tempat – tempat yang sama sekali tidak dapat diduga.<br />
<br />
© Jika seseorang membaca Asma Allah ini sebanyak 70 kali, Allah akan mengaruniakan keberkahan pada kekayaannya dan kebutuhannya akan tercukupi.<br />
<br />
89. Al – Mughniiy (Maha Pemberi Kekayaan)<br />
<br />
© Orang yang berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali tiap hari, niscaya Allah akan menjadikannya kaya – raya.<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca salawat 11 kali sebelum dan sesudah membaca Asma Allah ini sebanyak 1.111 kali, ia akan dikaruniai kekayaan ruhani dan materi. Membacanya hendaknya dilakukan setelah sholat fajar atau sholat isya. Tetapi Surat Muzzammil juga harus dibaca bersama Asma Allah ini.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini sebanyak 1.121 kal setiap hari jumat selama 10 jumt berturut – turut akan membantu menghilangkan perasaan cemas.<br />
<br />
© Jika orang membacakan Asma Allah ini pada telapak tangan dan menggosokkannya kepada bagian tubuhnya yang terasa sakit, maka dia akan sembuh. Hal ini juga dapat menolong membebaskan orang – orang yang dipenjara secara tidak adil.<br />
<br />
90. Al – Maani` (Maha Mencegah, Maha Menolak)<br />
<br />
© Barang siapa memperbanyak dzikir dengan Asma Allah ini, niscaya segala permintaannya akan dikabulkan oleh Allah dan ditolak-Nya kejahatan darinya.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini sebanyak 161 kali pada pagi dan sore hari membantu menghilangkan penyakit dan rasa takut.<br />
<br />
© Jika sepasang suami istri merasa kehilangan rasa cinta diantara mereka, membaca Asma Allah ini secara perlahan ditempat tidur akan menghidupkan kembali cinta di antara keduanya.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini dalam perjalanan akan membantu menjauhkan bahaya dan kesulitan.<br />
<br />
(Jika kita tidak mendapatkan apa – apa yang kita inginkan, hal itu bukanlah Dia tidak mengetahuinya, bukan karena Dia tidak memilikinya, bukan karena Dia tidak dapat memberikannya, atau karena Dia tidak mampu menyerahkannya kepada kita. Dia Maha Sempurna, Maha Suci dari segala kekurangan. Meski alasannya mungkin saja tidak kita ketahui, kita harus percaya bahwa jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, itulah yang terbaik untuk kita.)<br />
<br />
91. Al – Dhaarr (Maha Pemberi Bahaya)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini 100 kali pada malam jumat, ia akan diselamatkan bencana jasmani dan ruhani. Disamping itu juga akan mendekatkan orang yang membacanya kepada Allah.<br />
<br />
© Seseorang yang dipaksa turun kepada kedudukan yang lebih rendah dari yang ditempatinya sebelumnya dapat membaca yaa Dhar, yaa Naafi’ sebanyak 100 kali setiap malam jumat atau lebih baik lagi pada tanggal 13, 14, 15 pada bulan Qamariyah, maka orang – orang itu akan mendapatkan kembali kedudukannya.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini sebanyak 1.001 kali akan menyelamatkan seseorang dari musuh yang zalim.<br />
<br />
92. An – Naafi` (Maha Pemberi Manfaat)<br />
<br />
© Barang siapa yang menaiki kapal atau menaikan barangnya di kapal, hendaknya membaca Asma Allah ini sebanyak – banyaknya. Insya Allah ia akan diselamatkan dari semua bahaya.<br />
<br />
© Jika dibaca Asma Allah ini sebanyak 41 kali sebelum mengerjakan suatu tugas, maka tugas tersebut akan dapat diselesaikan dengan mudah.<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibaca sebelum berjima’, Allah akan mengaruniakan kepadanya anak yang sholeh.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini akan menghilangkan kesedihan, depresi dan stress.<br />
<br />
(Sesungguhnya penderitaan yang kita alami dan musibah yang menimpa kita tak lain adalah karena kesalahan kita sendiri. Meskipun Allah menciptakan kejahatan dan memerintahkan kita menjauhinya dan melarang kita darinya, namun kita malah mengejar hal – hal yang dilarang)<br />
<br />
93. An – Nuur ( Maha Bercahaya)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini 1.001 kali setelah membaca Surat An-Nur, hatinya akan disinari dengan nur dan cahaya Allah.<br />
<br />
© Jika orang – orang beriman, yang hati mereka diliputi gelapnya keraguan dan kesedihan, membaca Surat An-Nur sebanyak 7 kali dan membaca Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali, niscaya keraguan mereka akan hilang dan hati mereka akan manjadi terang.<br />
<br />
© Jika seseorang yang tersesat membaca Asma Allah ini sebanyak 265 kali, maka dia akan menemukan kembali jalannya.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini akan menerangi kalbu dan anggota tubuh orang yang berdzikir dengannya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW memperbanyakkan menyebutnya dalam doanya sebagai berikut : “Ya Allah, adakan cahaya di dalam kalbuku, cahaya di dalam kuburku, cahaya di dalam penglihatanku, cahaya di dalam pendengaranku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku dan cahaya di atasku. Ya Allah, dakanlah bagiku cahaya dan jadikanlah aku cahaya dengan berkat rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Paling Penyayang.”<br />
<br />
94. Al – Haadii (Maha Pemberi Petunjuk)<br />
<br />
© Barang siapa yang mengangkat kedua tangannya (sebagaimana ketika berdoa) sambil memandang ke langit dan membaca Asma Allah ini beberapa kali kemudian menyapukan kedua tangannya di wajah (sebagaimana selesai berdoa), Allah akan mengaruniakan kepadanya hidayah yang sempurna, dan akan memasukkannya dalam golongan orang – orang yang taat dan shalih.<br />
<br />
© Berkhasiat memberikan petunjuk kepada hati orang yang berdzikir dengan Asma Allah ini.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini, maka ia akan dianugerahi kedudukan untuk menguasai umat dengan hak.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini sebanyak 200 kali setiap hari akan membawa seseorang kepada keberhasilan.<br />
<br />
© Jika engkau tidak yakin akan tujuanmu, membaca Asma Allah ini akan membimbingmu kepada pilihan yang tepat.<br />
<br />
© Jika seseorang menuliskan Asma Allah ini pada sebuah cangkir, memasukkan air hujan kedalamnya, membacakan yaa Haadii kepadanya dan meminumkannya kepada anak yang mengalami kesulitan menghafal dan tidak patuh, niscaya hal itu akan memperbaiki keadaannya.<br />
<br />
95. Al – Badii` (Maha Pencipta Yang Baru)<br />
<br />
© Jika seseorang sedang mengalami duka cita, hendaknya ia membaca Asma Allah ini 1.000 kali, maka Allah akan mengeluarkannya dari penderitaan tersebut.<br />
<br />
© Apabila seseorang sedang dihimpit kesulitan dan membaca yaa Baadii’ al-samaawaat wa al-ardh (“Wahai Pencipta langit dan bumi”) sebanyak 70 kali maka akan dimudahkan solusinya.<br />
<br />
© Apabila seseorang membaca yaa Baadii’ al-samaawaat wa al-ardh (“Wahai Pencipta langit dan bumi”) sebanyak 1.000 kali akan membantu meringankan depresi dan stress.<br />
<br />
© Jika Kaum beriman membaca Asma Allah ini sebanyak 86 kali setelah sholat fardhu, maka pemahaman mereka akan bertambah, mata batin mereka akan terbuka dan mencapai makna batin pengetahuan sehingga mereka mampu mengerjakan tugas – tugas sulit secara lebih baik daripada yang lain, dan ucapan mereka akan menjadi kata – kata hikmah.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 700.000 kali, maka hajatnya akan terpenuhi dan akan diangkat oleh Allah kemudharatan darinya.<br />
<br />
© Jika seseorang melakukan pencarian, hendaknya membaca Asma Allah ini 1.200 kali, sebelum 12 hari, Insya Allah yang dicarinya akan ketemu.<br />
<br />
96. Al – Baaqiiy (Maha Kekal)<br />
<br />
© Allah akan mengaruniakan perlindungan dan menerima semua amal shalih orang yang membaca Asma Allah ini 1.000 kali pada malam jumat.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sebanyak 1.000 kali niscaya akan terlepaslah ia dari bencana dan kesusahannya.<br />
<br />
© Orang beriman yang membaca Asma Allah ini sebanyak 113 kali setiap hari akan mendapatkan kesehatan dan kekayaan, amal dan harta mereka akan aman, dan diharapkan bahwa mereka akan mendapatkan kasih sayang dan kemurahan Allah pada hari kiamat.<br />
<br />
© Jika seseorang yang menderita rasa takut yang sangat, membaca Asma Allah ini sebanyak 113 kali setiap malam ketika hendak tidur niscaya dia akan terbebas dari rasa takut tersebut.<br />
<br />
(Jika engkau seorang dokter atau arsitek, ketika engkau pergi ke suatu tempat yang di dalamnya tidak ada orang yang sakit atau tidak ada apa pun untuk dibangun, maka keberadaan dan pengetahuanmu akan musnah. Tetapi jika engkau menemukan penyakit lama setelah kau pergi, atau jika engkau membangun sebuah jembatan yang akan dilalui orang – orang untuk jangka waktu yang lama, dan niatmu dalam mengerjakan semua itu adalah untuk mengabdi dan bukan untuk mencari keuntungan, maka engkau akan memperoleh keabadian di Akhirat karena apa yang telah engkau kerjakan di dunia fana ini)<br />
<br />
97. Al – Waarist (Maha Mewarisi)<br />
<br />
© Jika Asma Allah ini dibaca 100 kali pada saat matahari terbit, maka ia akan diselamatkan dari duka cita, kesulitan dan bencana. Di samping itu orang yang membacanya akan meninggal dalam keadaan beriman. Insya Allah.<br />
<br />
© Orang yang ingin diselamatkan dari kebingungan, kebimbangan dan gangguan hendaknya membaca Asma Allah ini 1.000 kali antara Maghrib dan Isya.<br />
<br />
© Pasangan yang mempunyai kesulitan memiliki anak akan mengandung jika mereka sesering mungkin membaca Rabbi laa tadzarnii fardan wa anta khayr al-waaritsiin (“Ya Allah, janganlah Engkau biarkan diriku hidup tanpa keturunan sedangkan Engkau adalah ahli waris yang paling baik” [Al – Anbiya’ : 89] )<br />
<br />
(Perhatian dan rasa ingin tahu adalah dua anugerah terbesar bagi manusia. Semua pengetahuan, ilmu dan industri merupakan akibat dari adanya kedua sifat itu. Manusia tidak dapat menciptakan atau membuat; yang dapat kit lakukan adalah menemukan segala sesuatu yang sebelumnya telah Allah ciptakan)<br />
<br />
98. Ar – Rasyiid (Maha Pandai)<br />
<br />
© Orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang seluk beluk suatu tugas atau tidak dapat bekerja atau merencanakan suatu tugas, hendaknya membaca Asma Allah ini 1.000 kali antara Maghrib dan Isya, maka tugas dan rencana tersebut akan dapat dimengerti baik melalui mimpi atau ilham.<br />
<br />
© Untuk memudahkan urusan keuangan dan agar selamat dari malapetaka, hendaknya Asma Allah ini dibaca setiap hari.<br />
<br />
© Barang siapa berdzikir dengan Asma Allah ini sesudah sholat Isya sebanyak 100 kali, maka segala amalnya akan diterima Allah.<br />
<br />
© Berdzikir dengan Asma Allah ini akan membuat doa menjadi terkabul.<br />
<br />
© Seorang guru yang beriman yang membaca Asma Allah ini sebanyak 504 kali akan terhindar dari menyampaikan informasi yang salah atau menjadi orang yang disalah pahami.<br />
<br />
© Membaca Asma Allah ini sebanyak 152 kali sehari akan meningkatkan kehidupan duniawi dan kehidupan batin seseorang. Ucapan si pembaca Asma Allah ni akan berpengaruh dan perbuatan – perbuatannya adalah kebenaran<br />
<br />
(Engkau yang banyak menghabiskan harta dan usaha untuk menyinari kehidupan materialmu dengan kandil, permata yang berkilau dan kemegahan yang terang, mengapa kau padamkan cahaya hatimu? Tidakkah kau tahu bahwa engkau dapat menyebabkan hati itu diperbudak dalam kegelapan, dan buta seperti kalelawar? Jika mata kepalamu buta, seseorang dapat menuntunmu di jalan; namun orang yang hatinya buta tidak dapat dituntun dan akan tersesat selamanya)<br />
<br />
99. Ash – Shabuur (Maha Penyabar)<br />
<br />
© Barang siapa yang membaca Asma Allah ini 100 kali sebelum matahari terbit akan diselamatkan dari bencana sepanjang hari itu. Disamping itu Allah akan menjadikan musuh – musuhnya tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun dihadapannya.<br />
<br />
© Jika seseorang yang menghadapi kesulitan membaca Asma Allah ini 1.020 kali, Insya Allah ia akan terbebas dari kesulitannya dan Allah akan mengaruniakan ketenangan dan kepuasan dalam hatinya.<br />
<br />
© Jika seseorang beriman berada dalam kesulitan, penderitaan, dituduh secara semena – mena atau dizalimi, maka dengan membaca yaa Shabuur sebanyak 289 kali, Insya Allah dia akan terhindar dari semua itu dan hatinya akan dipenuhi dengan cinta kepada Allah.<br />
<br />
YA ALLAH, DEMI NAMA-MU YANG INDAH DAN DEMI ORANG – ORANG YANG DI DALAM DIRINYA BERMANIFESTASI NAMA-MU, BIMBINGLAH KAMI KE JALAN MEREKA. IZINKANLAH KAMI MELIHAT SIFAT – SIFAT-MU DI MANA SAJA DENGAN SENDIRINYA, DAN BERSIHKANLAH CERMIN HATI KAMI AGAR KAMI DAPAT MELIHAT KEINDAHAN-MU YANG TERPANTUL DI DALAMNYA. [AAMIIN BI HURMAT SAYYID AL-MURSALIIN]<br />
<br />
<br />
<br />
Demikian hasil rangkuman saya. Mudah – mudahan berguna bagi kita semua. Amiin... Mohon maaf apabila masih ada kesalahan dan kekurangan dalam merangkum Manfaat dan Khasiat Asmaul Husna ini.<br />
<br />
<br />
<br />
Dirangkum dari buku :<br />
<br />
1. Rahasia Manfaat Asmaul Husna (Solusi masalah dunia dan akhirat) Syaikh Jazri Rah.a<br />
<br />
2. Rahasia 99 Nama Allah yang Indah (Mukhtashar fii Ma’aanii Asmaa’ Allaah al-Husnaa) al-Ustaadz Mahmuud Saamii<br />
<br />
3. Asmaul Husna, Makna dan Khasiat (The Name and The Named) Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi al-HalvetiUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-79157514041759412032011-12-15T23:43:00.001-08:002011-12-15T23:43:53.910-08:00> Fadilah DzikirKeutamaan Berdzikir<br />
Di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah diterangkan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah, baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat) yaitu waktu, bilangannya dan caranya terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, tidak boleh bagi kita untuk menambah atau mengurangi bilangannya, atau menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat cara-cara berdzikir tersendiri tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits yang shahih/hasan, seperti berdzikir secara berjama’ah (lebih jelasnya lihat kitab Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid, Al-Ibdaa’ fii Kamaalisy Syar’i wa Khatharul Ibtidaa’, Bid’ahnya Dzikir Berjama’ah, dan lain-lain).<br />
<br />
Atau dzikir-dzikir yang sifatnya muthlaq, yaitu dzikir di setiap keadaan baik berbaring, duduk dan berjalan sebagaimana diterangkan oleh ‘A`isyah bahwa beliau berdzikir di setiap keadaan (HR. Muslim). Akan tetapi tidak boleh berdzikir/menyebut nama Allah di tempat-tempat yang kotor dan najis seperti kamar mandi atau wc.<br />
<br />
Di antara ayat yang menjelaskan keutamaan berdzikir adalah:<br />
<br />
1. Firman Allah,<br />
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ<br />
<br />
“Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (Al-Baqarah:152)<br />
<br />
2. Firman Allah,<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzaab:41)<br />
<br />
3. Firman Allah, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar/jujur, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bershadaqah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzaab:35)<br />
<br />
4. Firman Allah,<br />
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِين<br />
<br />
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raaf:205)<br />
<br />
Adapun di dalam As-Sunnah, di antaranya:<br />
<br />
1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ<br />
<br />
“Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup dan mati.” (HR. Al-Bukhariy no.6407 bersama Fathul Bari 11/208 dan Muslim 1/539 no.779)<br />
Adapun lafazh Al-Imam Muslim adalah,<br />
مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِيْ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ<br />
<br />
“Permisalan rumah yang di dalamnya disebut nama Allah dan rumah yang di dalamnya tidak disebut nama Allah adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.“<br />
<br />
2. Dari ‘Abdullah bin Busrin radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syari’at Islam telah banyak atasku, maka kabarkan kepadaku dengan sesuatu yang aku akan mengikatkan diriku dengannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,<br />
لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ<br />
<br />
“Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidziy 5/458 dan Ibnu Majah 2/1246, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/139 dan Shahiih Sunan Ibni Maajah 2/317)<br />
<br />
3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ<br />
<br />
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidziy 5/175, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/9 serta Shahiihul Jaami’ Ash-Shaghiir 5/340)<br />
<br />
<br />
Suatu hari para fakir miskin dari kalangan sahabat mendatangi rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam, mereka berkata , Wahai Rasulullah,orang-orang kaya telah mendahului kami dengan membawa derajat-derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi.”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya, Kenapa demikian? Para sahabat tadi melanjutkan, “orang-orang kaya tersebut shalat sebagaimana kami juga sholat, mereka puasa sebagaiman kami juga berpuasa, tapi mereka bersedekah dan kami tidak bisa bersedekah, mereka membebaskan budak dan kami tidak bisa.”<br />
<br />
Demikianlah keluhan para shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, mereka merasa sedih ketika mendapati ada orang lain yang lebih baik amalannya. Perlombaan ke negeri akhirat.oleh karena itu jadilah mereka sebaik baik umat.maka pantas saja kalau Allah subahanahu wa ta’ala menjadikan cara keimanan mereka standar dalam mengukur kebenaran dari kebatilan.<br />
<br />
Allah ta’la berfirman :<br />
<br />
فَإِنۡ آمَنُواْ بِمِثلِ مَآ آمَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا هُمۡ فِى شِقَاقٍ۬ۖ فَسَيَكفيكهم ٱللَّهُۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلعَلِيمُ<br />
<br />
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian (para shahabat) telah beriman kepadanya, sesungguh mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al Baqarah:137)<br />
<br />
Al Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- berkata, ayat ini memposisikan keimanan para shahabat Nabi sebagai standar dan ukuran dalam membedakan petunjuk dari kesesatan dan kebenaran kebatilan . Maka apabila para ahli kitab beriman seperti keimanan mereka (para shahabat) berarti mereka telah mendapatkan hidayah mutlak yang sempurna. Dan apabila mereka berpaling dari beriman seperti keimanan para shahabat maka mereka telah jatuh pada kebinasaan yang jauh.” Lihat Juga An Nisaa’:115<br />
<br />
Lalu Rasullah shalallhu ‘alaihi wasallam berkata menerangkan mereka, “inginkah kalian aku ajarkan sesuatu dengannya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kalian dan kalian bisa meninggalkan orang-orang yang dibelakang kalian, dan tidak ada seorang pun yang lebih baik dari kalian, kecuali mereka yang juga mencontoh amalan kalian?”<br />
<br />
Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam tahu betul bahwa perlombaan sebenarnya adalah ini.persis seperti yang Allah subahanahu wa ta’ala firmankan:<br />
<br />
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّكمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلأَرۡضُ أُعِدَّتۡ للمُتَّقِينَ<br />
<br />
“Dan beregeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan Bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.(Al-Imran:133)<br />
<br />
Bukan berlomba-lomba dalam dunia yang jelas-jelas tercela dalam agama,<br />
<br />
“Ketahuilah, Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga tentang banyaknya harta dan anak,seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan Allah serta keridlaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”(al-Hadiid:20)<br />
<br />
Lalu para shahabat tersebut dengan antusias menjawab, “tentu ya rasulullah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Bertasbih, bertakbir dan bertahmid lah kalian pada setiap kali selesai shalat wajib sebanyak 33 kali. (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah).<br />
<br />
Alangkah besarnya fadhilah berdzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala, dengan tasbih (ucapan subahanallah) , Takbir (ucapan Allahu Akbar), Tahmid (ucapan Alhamdulillah) yang dibaca seorang hamba seperti yang dituntunkan Nabi-Nya ia akan mendapatkan keutamaan-keutamaan diatas.Demikianlah dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala, bahkan Allah subahanahu wata’ala mengancam orang-orang yang hatinya lalai dari berdzikir mengingat Allah subahanahu wa ta’ala dalam firmanNya:<br />
<br />
أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُ ۥ لِلإِسلا مِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ۬ مِّن رَّبِّهِۦۚ فَوَيلٌ۬ لِّلقَـٰسِيَةِ قُلُوُبهم مِّن ذِكرِ ٱللَّهِۚ أُولئكَ فِى ضَٰلالٍ۬ مُّبِينٍ<br />
<br />
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membantu hatinya) Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang membantu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”(Az-Zummar:22)<br />
<br />
Dan diantara Fadilah-Fadilah dzikir yang lain adalah seperti yang disebutkan dalam banyak dalil al Qur’an mauopun hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam :<br />
<br />
1. Dzikir merupakan penangkal ampuh dari godaan-godaan syaithan.<br />
<br />
Allah subahanahu wa ta’ala berfirman:<br />
<br />
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيطَـٰنِ نَزۡغٌ۬ فَٱستَعِذۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلعَلِيمُ<br />
<br />
“ Dan Jika Syaithan mengganggumu dengan suatu ganguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Fushilat:36)<br />
<br />
Dan hadits-hadits dlam hal ini banyak, diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shalat dalam Shahihnya, Bahwa Suhail bin Abi Shalih bercerita, “Suatu hari Bapakku mengutusku pergi kekabilah Bani Haritsah maka akupun pergi bersama seseorang teman.Tiba-tiba terdengar suara memanggil-manggil nama temanku dari balik sebuah tembok. Dan ketika temanku melihat ke balik tembok tempat suara tadi berasal, ia tidak mendapati seseorangpun disana. Maka sepulangnya kami kerumah aku ceritakan kejadian ini kepada bapakku, dan dia berkata:” seandainya akau tahu bahwa kamu akan mengalami kejadian ini tentu aku tidak akan mengutusmu, tapi apabila kamu mendengar suara maka kumandangkanlah adzan, karena aku mendengar Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu membawakan hadits dari nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “ Sesungguhnya syaithan apabila terdengar panggilan shalat (adzan) lari tungang langgang.”<br />
<br />
2. Dzikir seorang hamba akan memenuhi timbangan kebaikannya di akhirat.<br />
<br />
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:<br />
<br />
“(Ucapan) Alhamdulillah memenuhi timbangan dan (ucapan) Subahanallah wal hamdulillah keduanya memenuhi antara langit dan Bumi.”( HR. Muslim dari Abu Malik Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu)<br />
<br />
3. Allah subahanahu wa ta’ala mencintai orang yang berdzikir kepada-Nya.<br />
<br />
Allah subahanahu wa ta’ala berfirman:<br />
<br />
فَٱذۡكُرُونِىٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشكُرُواْ لِى وَلا تَكُفرُونِ<br />
<br />
“Berzikirlah kalian kepada-Ku niscaya Akau akan mengingat-ingat kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku (atas berbagai nikmat yang Aku berikan kepad kalian) serta janganlah kalian mengingkarinya. (al-Baqarah:152)<br />
<br />
dan disebukan didalam hadits abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:<br />
<br />
“ Ada dua kalimat yang ringan bagi lisan dan berat ditimbangan dan dicintai oleh ar-Rahman yaitu: Subahanallah wabihamdih, Subahanallahil ‘Adzim.”(Bukhari-Muslim)<br />
<br />
4. Dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala menggugurkan dosa-dosa.<br />
<br />
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:<br />
<br />
Barang siapa yang membaca “Subahanallahi wabihamdih seratus kali dalam sehari , akan digugurkan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih dilautan.” (Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)<br />
<br />
<br />
5. Dengan Dzkir Allah subahanahu wa ta’ala akan tambahkan rezeki dan keturunan seseorang. Allah subahanahu wata’ala berfirman:<br />
“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan menggandakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh:10-12)<br />
<br />
Dan Fadilah-fadilah lainnya yang teramat banyak yang tidak mungkin disebutkan semuanya pada kesempatan yang singkat ini.<br />
<br />
Dan dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala apabila ditinjau dari sisi hukumnya,<br />
<br />
Dzikir terbagi menjadi dua macam:<br />
<br />
Pertama : Dzikir yang diwajibkan<br />
<br />
Shalat misalnya merupakan termasuk dari dzikir-dzikir yang wajib, karena didalamnya terkandung dzikir-dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala seperi membaca al Qur’an.<br />
<br />
Kedua: Dzikir yang tathawwu’ ( yang Mustahab)<br />
<br />
Seperti bacaan tasbih (subahanallah), tahlil (laa ilaaha ilallah), Takbir (Allahu Akbar).<br />
<br />
Sedangkan apabila ditinjau dari sisi bentuknya.dzikrullah terbagi menjadi dua macam:<br />
<br />
Pertama : dzikir anggota badan<br />
<br />
Seperti dengan ucapan dan anggota badan. Cara ini dapat dilakukan oleh seseorang mukmin maupun munafiq<br />
<br />
Kedua: Dzikir dengan hati.<br />
Dimana hati seseorang senantiasa ingat kepada Allah subahanahu wa ta’ala, senatiasa merasa diawasi Allah subahanahu wa ta’ala, sehingga dia berupaya untuk menjalankan perintah-perintah-Nya. Dia Esa-kan Allah subahanahu wa ta’ala dan tidak menyekutukan-nya. Dia menjalankan sunnah atau ajaran Nabi-Nya dan meninggalkan larangannya. Dia senantiasa ta’at kepada-Nya dan jauh dari maksiat. Maka dzikir ini tidak bisa dilakukan kecuali oleh seorang Mukmin. Wallahu a’lam bishawab.<br />
<br />
Diambil dari : Buletin Mimbar Islami Depok Edisi 1, jum’at 13 Rabi’ul awwal 1427 H, Dikutip dari http://mimbarislami.or.id, Penulis : Al Ustadz Jafar Salih, Judul:Fadilah-fadilah dzikir<br />
Source : qurandansunnah.wordpress.com<br />
<br />
Dzikir-dzikir Setelah Salam dari Shalat Wajib<br />
Di antara dzikir-dzikir yang sifatnya muqayyad adalah dzikir setelah salam dari shalat wajib. Setelah selesai mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, kita disunnahkan membaca dzikir, yaitu sebagai berikut:<br />
<br />
1. Membaca:<br />
أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ<br />
<br />
“Aku meminta ampunan kepada Allah (tiga kali). Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik.” (HR. Muslim 1/414)<br />
<br />
2. Membaca:<br />
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ<br />
<br />
“Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang Engkau beri dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau tolak dan orang yang memiliki kekayaan tidak dapat menghalangi dari siksa-Mu.” (HR. Al-Bukhariy 1/255 dan Muslim 414)<br />
<br />
3. Membaca:<br />
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ<br />
<br />
“Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.” (HR. Muslim 1/415)<br />
<br />
4. Membaca:<br />
سُبْحَانَ اللهُ<br />
“Maha Suci Allah.” (tiga puluh tiga kali)<br />
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ<br />
“Segala puji bagi Allah.” (tiga puluh tiga kali)<br />
اَللهُ أَكْبَرُ<br />
“Allah Maha Besar.” (tiga puluh tiga kali)<br />
<br />
Kemudian dilengkapi menjadi seratus dengan membaca,<br />
<br />
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ<br />
“Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”<br />
<br />
Barangsiapa mengucapkan dzikir ini setelah selesai dari setiap shalat wajib, maka diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim 1/418 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)<br />
<br />
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada dua sifat (amalan) yang tidaklah seorang muslim menjaga keduanya (yaitu senantiasa mengamalkannya, pent) kecuali dia akan masuk jannah, dua amalan itu (sebenarnya) mudah, akan tetapi yang mengamalkannya sedikit, (dua amalan tersebut adalah): mensucikan Allah Ta’ala setelah selesai dari setiap shalat wajib sebanyak sepuluh kali (maksudnya membaca Subhaanallaah), memujinya (membaca Alhamdulillaah) sepuluh kali, dan bertakbir (membaca Allaahu Akbar) sepuluh kali, maka itulah jumlahnya 150 kali (dalam lima kali shalat sehari semalam, pent) diucapkan oleh lisan, akan tetapi menjadi 1500 dalam timbangan (di akhirat). Dan amalan yang kedua, bertakbir 34 kali ketika hendak tidur, bertahmid 33 kali dan bertasbih 33 kali (atau boleh tasbih dulu, tahmid baru takbir, pent), maka itulah 100 kali diucapkan oleh lisan dan 1000 kali dalam timbangan.”<br />
<br />
Ibnu ‘Umar berkata, “Sungguh aku telah melihat Rasulullah menekuk tangan (yaitu jarinya) ketika mengucapkan dzikir-dzikir tersebut.”<br />
Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dikatakan bahwa kedua amalan tersebut ringan/mudah akan tetapi sedikit yang mengamalkannya?”<br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian ketika hendak tidur, lalu menjadikannya tertidur sebelum mengucapkan dzikir-dzikir tersebut, dan syaithan pun mendatanginya di dalam shalatnya (maksudnya setelah shalat), lalu mengingatkannya tentang kebutuhannya (lalu dia pun pergi) sebelum mengucapkannya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud no.5065, At-Tirmidziy no.3471, An-Nasa`iy 3/74-75, Ibnu Majah no.926 dan Ahmad 2/161,205, lihat Shahiih Kitaab Al-Adzkaar, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy 1/204)<br />
<br />
Kita boleh berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali dengan ditambah tahlil satu kali atau masing-masing 10 kali, yang penting konsisten, jika memilih yang 10 kali maka dalam satu hari kita memakai dzikir yang 10 kali tersebut.<br />
<br />
Hadits ini selayaknya diperhatikan oleh kita semua, jangan sampai amalan yang sebenarnya mudah, tidak bisa kita amalkan. Tentunya amalan/ibadah semudah apapun tidak akan terwujud kecuali dengan pertolongan Allah. Setiap beramal apapun seharusnya kita meminta pertolongan kepada Allah, dalam rangka merealisasikan firman Allah,<br />
<br />
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ<br />
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Al-Faatihah:4)<br />
<br />
5. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas satu kali setelah shalat Zhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya`. Adapun setelah shalat Maghrib dan Shubuh dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasa`iy 3/68, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/8, lihat juga Fathul Baari 9/62)<br />
<br />
6. Membaca ayat kursi yaitu surat Al-Baqarah:255<br />
Barangsiapa membaca ayat ini setiap selesai shalat tidak ada yang dapat mencegahnya masuk jannah kecuali maut. (HR. An-Nasa`iy dalam ‘Amalul yaum wal lailah no.100, Ibnus Sunniy no.121 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiihul Jaami’ 5/339 dan Silsilatul Ahaadiits Ash-Shahiihah 2/697 no.972)<br />
<br />
7. Membaca:<br />
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ<br />
Sebagaimana diterangkan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tangannya dan berkata, “Ya Mu’adz, Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu Ya Mu’adz, janganlah sekali-kali engkau meninggalkan di setiap selesai shalat, ucapan…” (lihat di atas):<br />
“Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/86 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiih Sunan Abi Dawud 1/284)<br />
Do’a ini bisa dibaca setelah tasyahhud dan sebelum salam atau setelah salam. (‘Aunul Ma’buud 4/269)<br />
<br />
8. Membaca:<br />
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ<br />
“Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”<br />
Dibaca sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. (HR. At-Tirmidziy 5/515 dan Ahmad 4/227, lihat takhrijnya dalam Zaadul Ma’aad 1/300)<br />
<br />
9. Membaca:<br />
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً<br />
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” Setelah salam dari shalat shubuh. (HR. Ibnu Majah, lihat Shahiih Sunan Ibni Maajah 1/152 dan Majma’uz Zawaa`id 10/111)<br />
Semoga kita diberikan taufiq oleh Allah sehingga bisa mengamalkan dzikir-dzikir ini, aamiin.<br />
Wallaahu A’lam.<br />
<br />
Maraaji’: Hishnul Muslim, karya Asy-Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy, Shahiih Kitaab Al-Adzkaar wa Dha’iifihii, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy dan Al-Kalimuth Thayyib, karya Ibnu Taimiyyah. (fdawj.atspace.org)UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-75182260762587910072011-12-15T23:40:00.003-08:002011-12-15T23:40:40.187-08:00> Majlis DzikirFadhilah & Bentuk Pengamalannya (Berdasarkan Sunnah)<br />
<br />
Tidak diragukan bahwa Dzikrullaah merupakan salah satu ibadah yang agung. Dengan Dzikrullaah, seorang hamba mendekatkan diri kepada Rabb-nya, mengisi waktunya dan memanfaatkan nafas-nafasnya.<br />
<br />
FADHILAH MAJELIS DZIKIR<br />
<br />
Demikian juga majelis dzikir, merupakan majelis yang sangat mulia di sisi Allah Ta’ala dan memiliki berbagai keutamaan yang agung. Diantaranya:<br />
<br />
Pertama: Majelis dzikir adalah taman surga di dunia ini. Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:<br />
<br />
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ<br />
<br />
”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, “Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, “Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” [Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2562]<br />
<br />
Kedua: Majelis dzikir merupakan majelis malaikat. Juga menjadi penyebab turunnya ketenangan dan rahmat Allah. Allah membanggakannya kepada malaikat. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:<br />
<br />
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ<br />
<br />
Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah ‘Azaa wa Jalla, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang ada di sisiNya. [HR Muslim, no. 2700]<br />
<br />
BENTUK-BENTUK MAJELIS DZIKIR<br />
<br />
Perlu dicatat bahwa fadhilah majelis dzikir sebagaimana tersebut di atas, hanya bisa diraih jika diamalkan dengan cara yang dituntunkan oleh Nabi r dan para Sahabat.<br />
<br />
Dari hadits-hadits yang menyebutkan tentang majelis dzikir, dapat kita ketahui bentuk-bentuk majelis dzikir sebagai berikut:<br />
<br />
(1) BERKUMPUL BERDZIKIR <br />
<br />
Bentuk majelis dzikir yang pertama adalah; duduk bersama-sama, kemudian masing-masing berdzikir dengan pelan. Lafaz dzikir yang dibaca adalah Tahmid (ucapan Alhamdulillaah), Takbir (Allaahuakbar), Tashbih (Subhaanallaah), Tahlil (Laa ilaaha illallaah), dan istigfar (Astagfirullaah).<br />
<br />
Bentuk dzikir ini ditunjukkan oleh hadits-hadits ini: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ”Sesungguhnya Allah Ta'ala memiliki malaikat-malaikat yang berkelana di jalan-jalan mencari orang-orang yang berdzikir. Jika mereka telah mendapatkan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka duduk bersama dengan orang-orang yang berdzikir. Mereka saling mengajak: ‘Kemarilah kepada hajat kamu’. Maka para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir dengan sayap mereka sehingga langit dunia. Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka (sedangkan Dia lebih mengetahui daripada mereka), ’Apa yang diucapkan oleh hamba-hambaKu?’ Para malaikat menjawab,’Mereka mensucikanMu (mengucapkan tasbih: Subhanallah), mereka membesarkanMu (mengucapkan takbir: Allah Akbar), mereka memujiMu (mengucapkan Alhamdulillah), mereka mengagungkanMu’. Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, mereka tidak melihatMu’. Allah berkata, ’Bagaimana seandainya mereka melihatKu?’ Mereka menjawab, ’Seandainya mereka melihatMu, tentulah ibadah mereka menjadi lebih kuat kepadaMu, lebih mengagungkan kepadaMu, lebih mensucikan kepadaMu’.....” [Muslim, no. 2689]<br />
<br />
Dalam hadits lain disebutkan: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya, ’Apa yang menyebabkan engkau duduk?’.” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?” Mereka menjawab, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya, aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan (bohong, Pent) kepadamu. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukanku, bahwa Allah Ta'ala membanggakanmu kepada para malaikat.” [HR Muslim, no. 2701].<br />
<br />
Dari pertanyaan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada para sahabat, mengisyaratkan bahwa dzikir yang mereka lakukan adalah dengan cara pelan. Karena jika keras, tentulah tidak perlu ditanya. Bahkan tentu diingkari, sebagaimana hadits di bawah ini.<br />
<br />
Abu Musa Al-Asy’ari berkata: Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menuju Khaibar, orang-orang menaiki lembah, lalu mereka meninggikan suara mereka dengan takbir: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illa Allah. Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Pelanlah! Kasihanilah diri kalian! Sesungguhnya engkau tidaklah menyeru kepada (Tuhan) yang tuli dan yang tidak ada. Sesungguhnya, engkau menyeru (Allah) Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, dan Dia bersamamu (dengan ilmuNya, pendengaran-Nya, penglihatanNya, dan pengawasanNya, Pent.).....” [HR Bukhari, no. 4205; Muslim, no. 2704].<br />
<br />
Dan dzikir secara pelan merupakan adab yang Allah perintahkan. Dia berfirman:<br />
<br />
Artinya: “Dan dzikirlah (ingatlah, sebutlah nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” [Al A’raf:205].<br />
<br />
(2) TADARUS AL-QUR-AAN<br />
<br />
Bentuk bajelis dzikir yang kedua adalah; duduk bersama-sama untuk membaca dan mempelajari Al Qur-aan. Yaitu dengan cara salah seorang membaca dan yang lainnya mendengarkan. Hal ini ditunjukkan oleh dalil-dalil berikut.<br />
<br />
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:<br />
<br />
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ<br />
<br />
Tidaklah sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya. [HR Muslim, no. 2700].<br />
<br />
Dalam hadits ini disebutkan keutamaan “sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah”. Dalam hadits lain lebih dijelaskan bentuk dzikir yang mereka lakukan:<br />
<br />
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ<br />
<br />
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.” [HR Muslim, no. 2699].<br />
<br />
Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: Nabi bersabda kepadaku, “Bacakanlah (Al Qur’an) kepadaku.” Aku menjawab, ”Apakah aku akan bacakan kepada Anda, sedangkan Al Qur-aan diturunkan kepada Anda” Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari selainku..” Maka aku membacakan kepada beliau surat An Nisa’, sehingga aku sampai pada (ayat ke-41), Beliau lantas bersabda, “Berhentilah,” ternyata kedua mata Beliau meneteskan air mata. [HR Bukhari, no. 4582; Muslim, no. 800 dan lain-lain].<br />
<br />
Syaikh Dr. Muhammad Musa Nashr menjelaskan tata cara tadarus yang sesuai sunnah, “Berkumpul untuk membaca Al Qur-aan yang sesuai dengan Sunnah Nabi dan perbuatan Salafush Shalih, yaitu satu orang membaca dan orang-orang selainnya mendengarkan. Barangsiapa mendapatkan keraguan pada makna ayat, (maka hendaklah) dia meminta qari’ (orang yang membacakan) untuk berhenti, dan orang yang ahli berbicara tentang tafsir menjelaskannya, sehingga tafsir ayat itu menjadi jelas dan terang bagi orang-orang yang hadirin … Kemudian qari’ mulai membaca lagi. [Kitab Al Bahts Wal Istiqra’ Fi Bida’il Qurra’, hlm. 50-51].<br />
<br />
(3) MENGKAJI ILMU<br />
<br />
Bentuk majelis dzikir yang ketiga adalah Majelis ilmu, dan inilah Majelis dzikir yang paling afdhol.<br />
<br />
‘Atha rahimahullah berkata, “Majelis-Majelis dzikir adalah Majelis-Majelis halal dan haram; bagaimana seseorang membeli, menjual, berpuasa, shalat, bershadaqah, menikah, bercerai, dan berhaji.” [Al 'Ilmu Fadhkuhu Wa Syarafuhu, hlm. 132]<br />
<br />
Dalam kitab Riyadhush Shalihin, Imam An Nawawi membuat satu bab (no. 247) dengan judul: “Keutamaan Halaqah-halaqah Dzikir dan Anjuran Menetapinya, dan Larangan Meninggalkannya Dengan Tanpa Udzur (alasan)”. Beliau menyebutkan empat hadits. Salah satu hadits berisi tentang majelis ilmu. Ini menunjukkan, bila Imam Nawawi rahimahullah mengisyaratkan, bahwa majelis ilmu termasuk majelis dzikir. Wallahu a’lam.<br />
<br />
Hadits yang kami maksudkan ialah: Dari Abu Waqid Al Laitsi, bahwa ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sedang duduk di dalam masjid, dan orang-orang bersama Beliau; tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, yang satu pergi. Kedua orang tadi berhenti di hadapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Yang satu melihat celah pada halaqah (lingkaran orang-orang yang duduk), lalu dia duduk padanya. Adapun yang lain, dia duduk di belakang mereka. Adapun yang ketiga, maka dia berpaling pergi. Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam selesai, Beliau bersabda,”Maukah aku beritahukan kepada kamu tentang tiga orang tadi? Adapun salah satu dari mereka, dia mendekat kepada Allah, maka Allah-pun mendekatkannya. Adapun yang lain, dia malu, maka Allah-pun malu kepadanya. Dan Adapun yang lain, dia berpaling, maka Allah-pun berpaling darinya.” [HR Bukhari; Muslim, no. 2176.]<br />
<br />
Di antara perkataan Imam Nawawi rahimahullah tentang hadits ini, beliau menyatakan: “Di dalam hadits ini terdapat dalil bolehnya halaqah-halaqah ilmu dan dzikir di dalam masjid”. [Shahih Muslim Syarh An Nawawi, 7/413, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Cet. 4, Th 1422 H/2001 M.]<br />
<br />
Ketika menyebutkan fiqih hadits ini, Syaikh Salim Al Hilali berkata, “Majelis dzikir-Majelis dzikir adalah halaqah-halaqah ilmu yang diadakan di rumah-rumah Allah untuk belajar, mengajar dan mencari pemahaman terhadap agama.” [Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin, 2/521, Cet. 1, Th. 1415 H/ 1994 M.]<br />
<br />
Bahkan sebagian ulama menjelaskan, majelis ilmu lebih baik daripada majelis dzikir. Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhshin Al Badr, berkata, “Tidak ada keraguan, bahwa menyibukan dengan menuntut ilmu dan menghasilkannya, mengetahui halal dan haram, mempelajari Al Qur’anul Karim dan merenungkannya, mengetahui Sunnah Rasulullah r dan sirah (riwayat hidup) Beliau serta berita-berita Beliau, adalah sebaik-baik dzikir dan paling utama. Majelis-Majelisnya adalah Majelis-Majelis paling baik. Majelis-Majelis itu lebih baik daripada Majelis-Majelis dzikrullah dengan tasbih, tahmid dan takbir. Karena Majelis-Majelis ilmu berkisar antara fardhu ‘ain atau fardhu kifayah. Sedangkan dzikir semata-mata (hukumnya) adalah tathawwu’ murni (sunnah, tidak wajib).” [Fiqhul Ad’iyah Wal Adzkar, 1/104].<br />
<br />
***<br />
<br />
Diringkas dari artikel karya Ust. Abu Isma’il Muslim al-Atsari, dimuat di majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun VIII/1425H/2004 dan www.almanhaj.or.id<br />
<br />
Murojaah: Ust. Mizan Qudisah, Lc.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-20278151915802771662011-12-15T23:37:00.000-08:002011-12-15T23:37:08.256-08:00> ARTI SUARA-SUARA HEWANبِسْمِ اللهِ الرَّحْمّنِ الَّحِيْمِ<br />
Dengan menyebut nama Allah<br />
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang<br />
<br />
Sebagaimana kita maklum, bahwa makhluk yang diciptakan Allah Swt jumlahnya sangat banyak, diantaranya ada yang berupa makhluk yang hidup seperti manusia dan hewan, ada juga makhluk yang tidak hidup seperti benda-benda mati.<br />
<br />
Makhluk yang hidup seperti hewan adakalanya bersuara seperti kucing mengeong, kuda meringkik, anjing menggonggong, dan lain sebagainya. Kemudian penyusun mencoba mencari tahu apa arti yang terkandung dalam suara hewan seperti itu.<br />
<br />
Ketahuilah, bahwa penyusun telah menemukan sebuah Atsar (perkataan sahabat Rasulullah) yaitu perkataan baginda Ali ra. riwayatnya yaitu sebagai berikut :<br />
<br />
Suatu hari baginda Ali ra (Semoga Allah Swt memuliakan beliau), ditanya tentang apa arti dari suara-suara yang dilontarkan berbagai jenis hewan di setiap kesempatannya ?<br />
<br />
Kemudian baginda Ali ra. menjawab ;<br />
<br />
1. Kuda, arti dari suara kuda ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
أَللَّـهُمَّ أَعِزِّ المُسْلِمِيْنَ وَاخْذُلْ الكاَفِرِيْنَ<br />
Artinya :<br />
“Ya Allah muliakanlah orang-orang muslim dan rendahkanlah orang-orang kafir”.<br />
<br />
2. Sapi, arti dari suara sapi ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
ياَغاَفِلُ لَكَ فىِ المَوْتِ شُغْلٌ شاَغِلٌ ياَغاَفِلُ أَنْتَ عَنْ قَلِيْلِ راَحِلٌ ياَغاَفِلُ كُلُّ ماَ قَدَّمْتَهُ حاَصِلٌ وَسَتَلْقَى غَداً ماَ أَنْتَ عاَمِلٌ<br />
Artinya :<br />
“Wahai orang lalai, bagimu dalam kematian terdapat keresahan yang menyita dirimu. Wahai orang lalai, kamu tidak akan merasa puas dengan bekal sedikit. Wahai orang lalai, setiap apa yang kamu hadapi akan terjadi, kamu kelak akan menemukan hasil apa yang diperbuat sekarang”.<br />
<br />
3. Keledai, arti dari suara keledai ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
أَللَّـهُمَّ أَلْعِنْ المُكاَسَ وَكَسْبَهُ<br />
Artinya :<br />
“Ya Allah kutuklah orang-orang yang mengutif pajak pada kaum muslimin dan juga usahanya”.<br />
<br />
4. Kambing, arti dari suara kambing ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
ياَمَوْتُ ماَ أَفْجَعَكَ ياَمَوْتُ ماَ أَشْنَعَكَ ياَمَوْتُ ماَ أَفْظَعَكَ , ياَ إِبْنَ آدَمَ ماَ أَغْفَلَكَ ؟<br />
Artinya :<br />
“Wahai kematian, apa yang membuatmu jemu. Wahai kematian, apa yang membuatmu buruk. Wahai kematian, apa yang membuatmu marah. Wahai manusia apa yang membuatmu lalai ?”.<br />
<br />
5. Anjing, arti dari suara anjing ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
أَللَّـهُمَّ إِنِّى مَحْرُوْمٌ فاَرْحَمْ مَنْ يَرْحَمَنِى<br />
Artinya :<br />
“Ya Allah sesungguhnya aku adalah hewan yang diharamkan akan tetapi kasihilah orang yang menyayangi aku”.<br />
<br />
6. Musang, arti dari suara musang ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
ياَقاَسِمَ الأَرْزاَقِ إِكْفِنِى طَلَبُ ماَقَسَمْتَ لىِ<br />
Artinya :<br />
“Wahai Dzat yang membagi-bagikan rezeki, cukupkanlah aku dalam mencari rezeki yang Engkau bagikan kepadaku”.<br />
<br />
7. Kucing, arti dari suara kucing ini adalah membaca sepuluh ayat dari kitab taurat, diantaranya:<br />
<br />
قاَلَ اللهُ تَباَرَكَ وَتَعاَلىَ ؛ شَهِدْتُ نَفْسِى لِنَفْسِى أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ أَناَ وَحْدِى لاَ شَرِيْكَ لىِ مُحَمَّدٌ عَبْدِى وَرَسُوْلىِ , فَمَنْ لَمْ يَرْضَ بِقَضاَئىِ وَلَمْ يَصْبُرْ عَلَى بَلاَئِى وَلَمْ يَشْكُرْ نِعِماَئِى وَلَمْ يَقْتَعْ بِعَطاَئِى فَلْيَطْلُبْ رَبًّا سِواَئِى , وَمَنْ أَصْبَحَ حَزِيْناً عَلَى الدُّنْياَ فَكَأَنَّماَ أَصْبَحَ ساَخِطاً عَلَىَّ , وَمَنْ شَكاَ مُصِيْبَةً نَزَلَتْ بِهِ فَقَدْ شَكاَنِى , وَمَنْ أَجَلَّ غَنِيًّا ِلأَجْلِ غِناَهُ ذَهَبَ ثُلُثاَ دِيْنِهِ , وَمَنْ وَمَنْ لَطَمَ عَلَى وَجْهِهِ عَلَى مَيِّتٍ فَكَأَنَّماَ هَدَمَ كَعْبَتِى بِيَدِهِ وَكَأَنَّماَ أَخَذَ رُمْحاً يُحاَرِبُنِى بِهِ , وَمَنْ لَمْ يُباَلِ مِنْ أَيْنَ يَأْكُلُ لَمْ يُباَلِ اللهُ مِنْ أَىْ باَبٍ يُدْخِلُهُ النَّارَ , وَمَنْ لَمْ يَكُنْ كُلَّ يَوْمٍ فىِ زِياَدَةِ مِنْ دِيْنِهِ فَهُوَ فىِ نُقْصاَنٍ وَمَنْ كاَنَ فىِ نُقْصاَنٍ كاَنَ المَوْتُ خَيْراً لَهُ , وَمَنْ عَمِلَ بِماَ عَلِمَ وَرَثَهُ اللهُ عِلْمَ ماَلَمْ يَعْلَمْ , وَمَنْ أَطاَلَ أَمَلَهُ لَمْ يُخْلِصْ عَمَلُهُ<br />
Artinya :<br />
Allah Swt berfirman (dalam kitab taurat) : “Aku bersaksi kepada diriku sendiri, tiada tuhan selain Aku, Aku sendiri, tidak ada yang bersekutu dengan Aku, Muhammad adalah hamba-Ku dan utusan-Ku.<br />
Barang siapa tidak rela dengan keputusan-Ku tidak sabar atas musibah-Ku tidak syukur akan nikmat-Ku tidak merasa cukup akan pemberian-Ku maka silahkan cari tuhan selain Aku !?.<br />
Barang siapa pagi-pagi hari merasa sedih akan urusan dunia (tidak memiliki uang) kama dia seolah pagi-pagi hari sudah membenci Aku.<br />
Barang siapa bercerita tentang musibah yang menimpanya maka dia sungguh bercertia kepada-Ku, (artinya jangan mencertikan musibah kecuali hanya kepada Allah)<br />
Barang siapa mengagungkan orang kaya karena kekayaannya (ingin dikasihani) maka sungguh sepertiga agamanya telah hilang.<br />
Barang siapa menampar pipinya sendiri karena ditinggal mati saudara maka dia seolah merubuhkan ka’bah-Ku dengan tangannya, dan dia seolah mengambil senjata untuk memerangi Aku.<br />
Barang siapa tidak peduli dari mana dia makan (halal ataukah haram) maka Allah tidak peduli dari pintu manapun memasukan dirinya ke dalam neraka.<br />
Barang siapa di setiap hari tidak meningkat akan ilmu agama dan amalnya maka sesungguhnya dia dalam keadaan merugi dan barang siapa tetap dalam keadaan merugi maka kematian adalah lebih baik bagi dirinya.<br />
Barang siapa melakukan amal ibadah dengan ilmu yang dimilikinya maka Allah akan memberikan ilmu yang tidak diketahuinya.<br />
Barang siapa memanjangkan harapan dalam umur dunianya maka amal ibadahnya tidak akan pernah ikhlas”.<br />
Dan lain sebagainya.<br />
<br />
8. Singa, arti dari suara singa ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
ياَمَنْ خَضَعَتْ لَهُ الصُّخُوْرُ الصَّمُّ سَلِّطْنِى عَلَى مَنْ يُعْصِكَ فىِ النُّوْرِ وَالظُّلُماَتِ<br />
Artinya :<br />
“Wahai Dzat yang tunduk dan patuh kepada-Nya batu-batu besar yang tuli, berikan aku kemampuan untuk menguasai serta menghabisi orang-orang yang bermaksiat kepada-Mu dalam keadaan terang dan gelap”.<br />
<br />
9. Macan tutul, arti dari suara macan tutul ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
عِشْ ماَشِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَاجْمَعْ ماَشِئْتَ فَإِنَّكَ تاَرِكُهُ وََأحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفاَرِقُهُ<br />
Artinya :<br />
“Hiduplah sekehendakmu namun kamu akan segera menjadi mayat, timbunlah harta sekehendakmu nanti juga kamu akan meninggalkannya, dan cintailah orang yang kamu inginkan sesungguhnya kamu akan lekas meninggalkannya”.<br />
<br />
10. Burung gagak, arti dari suara burung gagak ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
ياَمَعْشَرَ الأُمَمِ اِحْذَرُوْا زَواَلَ النِّعَمِ ياَمَعْشَرَ الأُمَمِ احْذَرُوْا نُزُوْلَ النَّقَمِ<br />
Artinya :<br />
“Wahai kumpulam umat-umat, takutilah akan hilangnya berbagai kenikmatan. Wahai kumpulan umat-umat, takutilah akan turunnya siksa Allah”.<br />
<br />
11. Burung elang, arti dari suara burung elang ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
البُعْدُ عَنِ النَّاسِ أَنِسٌ لِمَنْ عَقَلَ<br />
Artinya :<br />
“Menjauh dari manusia (dekat dengan Allah) adalah membahagiakan bagi orang yang berakal sehat”.<br />
<br />
12. Burung merpati, arti dari suara burung merpati ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
صَلُّوْا مَنْ قَطَعَكُمْ وَاعْفُوْا عَمَّنْ ظَلَمَكُمْ وَأَعْطَوْا مَنْ حَرَمَكُمْ وَكَلَّمُوْا مَنْ هَجَرَكُمْ تَكُنْ الجَنَّةُ مَسْكَناً لَكُمْ<br />
Artinya :<br />
“Hubungi dan jumpailah orang yang memutuskan ikatan shilaturrahmi denganmu, maafkanlah orang yang berbuat jahat kepadamu, berilah hadiah orang yang tidak mau menemuimu, bicaralah dan ajak ngobrol dengan orang yang mengusirmu maka sorga akan menjadi tempat tinggal kamu”.<br />
<br />
13. Kodok, arti dari suara kodok ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
سُبْحاَنَ مَنْ يُسَبِّحُ لَهُ ماَ فىِ البِحاَرِ سُبْحاَنَ مَنْ يُسَبِّحُ لَهُ ماَ فىِ رُؤُسِ الجِباَلِ سُبْحاَنَ مَنْ يُسَبِّحُ لَهُ كُلُّ ذِى شَفَةٍ وَلِساَنٍ<br />
Artinya :<br />
“Maha suci Dzat yang bertasbih kepada-Nya penghuni lautan, maha suci Dzat yang bertasbih kepada-Nya penghuni puncak gunung, maha suci Allah yang bertasbih kepada-Nya setiap makhluk yang memiliki bibir dan lisan”.<br />
<br />
14. Burung hud-hud (ada yang menyebutnya beo), arti dari suara burung hud-hud ini adalah sebagai berikut ;<br />
رَبِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فاَغْفِرْ لىِ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ<br />
Artinya :<br />
“Ya Tuhanku, aku berbuat dlolim pada diriku, ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Tuan”.<br />
<br />
15. Landak, arti dari suara landak ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
الرَّحْمَنُ عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى وَعَلَى المُلْكِ احْتَوَى يَعْلَمُ ماَتَحْتَ الثَّرَى<br />
Artinya :<br />
“Allah yang Maha pengasih yang menguasai ‘Arasy, Dia yang memiliki kekuasaan, Dia mengetahui apa yang terdapat di bawah bumi”.<br />
<br />
16. Burung tekukur, arti dari suara burung tekukur ini adalah sebagai berikut ;<br />
قَرُبَ الأَجَلُ وَفاَتَ الأَمَلُ وَحَصَلَ العَمَلُ<br />
Artinya :<br />
“Ajal kematian telah dekat, harapan hanya tinggal harapan dan hasil melakukan amal ibadah yang akan didapatkan”.<br />
<br />
17. Burung pipit (burung kecil), arti dari suara burung pipit ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
ياَعاَلِمَ السِّرِّ وَالنَّجْوَى وَكاَشِفَ الضُّرِّ وَالبَلْوَى سَلِّطْنِى عَلَى زَرْعِ مَنْ لاَيُؤَدِّى حَقَّكَ<br />
Artinya :<br />
“Wahai Dzat yang mengetahui rahasia dan hal yang tersembunyi, wahai Dzat yang melepaskan kesulitan dan ujian kirmkanlah aku pada tanaman padi orang yang tidak memenuhi hak-Mu (tidak beribadah)”.<br />
<br />
18. Ayam jago, arti dari suara ayam jago ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
سُبُّوْحُ قُدُّوْسُ رَبُّ المَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ اذْكُرُوْا اللهَ ياَغاَفِلُوْنَ<br />
Artinya :<br />
“Maha suci dan maha bersih Tuhan pengurus malaikat dan ruh, ingatlah kalian kepada Allah wahai orang-orang yang lalai”.<br />
<br />
19. Ayam betina, arti dari suara ayam betina ini adalah sebagai berikut ;<br />
<br />
أَللَّـهُمَّ إِنَّكَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ<br />
Artinya :<br />
“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah yang maha benar, dan janji Engkau juga benar”.<br />
<br />
Dan masih banyak lagi yang lain.<br />
<br />
Allah Mengetahui segalanya..<br />
By Ahmad Daerobiy Pukul 15:19:00UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-81252533559081427652011-12-15T23:34:00.001-08:002011-12-15T23:34:34.106-08:00> DO'A IMAM GHOZALIبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
الحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العاَلَمِيْنَ حَمْداً يُواَفىِ نِعَمَهُ وَيُكاَفىِ مَزِيْدَهُ ياَرَبَّناَ لَكَ الحَمْدُ كَماَيَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطاَنِكَ , أللَّـهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ مِنَ النِّعْمَةِ تَماَمَهاَ وَمِنَ العِصْمَةِ دَواَمَهاَ وَمِنَ الرَّحْمَةِ شُمُوْلَهاَ وَمِنَ العاَفِيَّةِ حُصُوْلَهاَ وَمِنَ العَيْشِ أَرْغَدَهُ وَمِنَ العُمْرِ أَسْعَدَهُ وَمِنَ الإِحْساَنِ أَتَمَّهُ وَمِنَ الإِنْعاَمِ أَعَمَّهُ وَمِنَ الفَضْلِ أَعْذَبَهُ وَمِنَ اللُّطْفِ أَنْفَعَهُ , أللَّـهُمَّ كُنْ لَناَ وَلاَتَكُنْ عَلَيْناَ , أللَّـهُمَّ اخْتِمْ بِالسَّعاَدَةِ آَجاَلَناَ وَحَقِّقْ بِالزِّياَدَةِ آَماَلَناَ وَاقْرُنْ بِالعاَفِيَّةِ غُدُوَّناَ وَآَصاَلَناَ , وَاجْعَلْ إِلىَ رَحْمَتِكَ مَصِيْرَناَ وَمَأَلَناَ وَصُبَّ سِجاَلَ عَفْوِكَ عَلَى ذُنُوْبِناَ وَمُنَّ عَلَيْناَ بِإِصْلاَحِ عُيُوْبِناَ وَاجْعَلِ التَّقْوَى زاَدَناَ وَفىِ دِيْنِكَ اجْتِهاَدَناَ وَعَلَيْكَ تَوَكُّلَناَ وَاعْتِماَدَناَ وَثَبِّتْناَ عَلَى نَهْجِ الإِسْتِقاَمَةِ وَأَعِذْناَ فىِ الدُّنْياَ مِنْ مُوْجِباَتِ النَّداَمَةِ يَوْمَ القِياَمَةِ , وَخَفِّفْ عَنّاَ ثِقَلَ الأَوْزاَرِ وَارْزُقْناَ عَيْشَةَ الأَبْراَرِ وَاكْفِناَ وَاصْرِفْ عَنّاَ شَرَّ الأَشْراَرِ وَاعْتِقْ رِقاَبَناَ وَرِقاَبَ آَباَئِناَ وَأُمَّهاَتِناَ وَأَوْلاَدِناَ وَإِخْواَنِناَ وَعَشِيْرَتِناَ مِنْ عَذاَبِ القَبْرِ وَمِنَ النِّيْراَنِ بِرَحْمَتِكَ ياَعَزِيْزُ ياَغَفَّارُ ياَسَتَّارُ ياَحَلِيْمُ ياَجَبَّارُ (يَآأَللهُ يَآأَللهُ يَآأَللهُ يَآرَحْمَنُ ياَرَحِِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ )3× إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَبِالإِجاَبَةِ جَدِيْرٌ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ؛<br />
Artinya :<br />
Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang.<br />
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Pujian yang mengimbangi nikmat-Nya,<br />
pujian yang membuat tambahan nikmat-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala bentuk pujian,<br />
sebagaimana pujian yang layak kepada Dzat-Mu Yang maha Agung, dan kepada kerajaan-Mu yang maha besar ..,<br />
Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepadaMu dikaruniakan kenikmatan sempurna, perlindungan abadi,<br />
kasih sayang yang menghampar, kesejahteraan yang diraih, kehidupan yang paling menyenangkan..,<br />
umur yang paling membahagiakan, kebaikan yang paling sempurna, kenikmatan yang paling luas,<br />
keutamaan yang paling baik, juga kemurahan yang paling bermanfaat..,<br />
Ya Allah jadikanlah apapun bermanfaat pada kami, jangan jadikan apapun membahayakan kami..,<br />
Ya Allah akhirilah kami dengan bahagia di saat ajal menjemput, nyatakanlah agar kami mendapat kebaikan melebihi apa yang kami harapkan, iringilah kami dengan kesejahteraan baik di waktu pagi ataupun sore, jadikanlah tempat kembali dan tempat tinggal bagi kami ialah menuju kasih sayangMu, kucurkanlah hujan ampunanMu atas semua dosa-dosa kami, karuniakan kami agar dapat memperbaiki kehilapan, jadikan ketaqwaan sebagai bekal kehidupan kami, jadikan kami selalu bersungguh-sungguh dalam agamaMu, jadikan kami selalu berserah diri dan tawakal kepadaMu, teguhkan kami di jalan istiqomah (selalu dalam keadaan menyembahMu).., lindungi kami dalam kehidupan dunia dari segala hal yang menimbulkan penyesalan di hari qiyamah, ringankanlah kami dari setiap beban yang menyulitkan karena dosa-dosa, berikanlah kami kehidupan orang-orang yang mendapat kebahagiaan, lindungilah serta halangilah kami dari kehidupan orang-orang yang jahat dan tercela, bebaskan dan selamatkanlah diri kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, saudara-saudara kami, kawan-kawan kami semua, dari siksa kubur dan siksa neraka, berkat segala kasihMu.., wahai yang maha mulia, wahai Yang maha Pengampun, wahai Yang maha menutupi kehilapan,<br />
wahai Yang maha pemurah, wahai Yang maha perkasa (Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, wahai Yang maha Pengasih, wahai Yang maha Penyayang, dengan segala kasih Mu, wahai Yang paling Pengasih diantara yang pengasih)3x ..,<br />
Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu dan selalu segera memenuhi permohonan..,<br />
Semoga Allah melimpahkan kasih sayangNya pada baginda kita Muhammad, keluarga, juga sahabat, amien …,<br />
<br />
Allah mengetahui segalanya.<br />
Al-Imam Ghozali, Abu Hamid, Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-GhozaliyUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-17194140333774232022011-12-15T23:32:00.000-08:002011-12-15T23:32:12.248-08:00> MUSUH-MUSUH IBLIS DAN KAWAN-KAWAN IBLISبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (١) مَلِكِ النَّاسِ (٢) إِلَهِ النَّاسِ (٣) مِنْ شَرِّ الوَسْوَاسِ الخَنَّاسِ (٤)<br />
الَّذِي يُوَسْوِسُ فيِ صُدُورِ النَّاسِ (٥) مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)<br />
Katakanlah : "Aku berlidung kepada Tuhan Yang memelihara dan menguasai manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan bisikan syaitan yang bersembunyi, 5. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia 6. Dari (golongan) jin dan manusia. (QS.An-Naas)<br />
<br />
وَرَوَتْ صَفِيَّةُ بِنْتِ جَحْشٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ ؛ الشَّيْطاَنُ يَجْرِى مِنَ ابْنِ آَدَمَ مَجْرَى الدَّمِ<br />
Shofiah binti Jahsy meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Syetan berjalan menggoda manusia melalui saluran darah”.<br />
<br />
وَعَنْ أَبِى صاَلِحِ عَنْ إِبْنِ عَبَّاسِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُماَ يَقُوْلُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فىِ تَفْسِيْرِ ذَلِكَ ؛ يَدْخُلُ فىِ صُدُوْرِ الجِنِّ كَماَيَدْخُلُ فىِ صُدُوْرِ الإِنْسِ فَيُوَسْوِسُ فىِ صُدُوْرِهِمْ , فَإِذاَ ذَكَرَ اللهَ خَنَسَ وَخَرَجَ مِنْ صُدُوْرِهِمْ<br />
Dari Abu Soleh, dan di terima dari Ibnu Abbas, semoga Allah merestui keduanya. Dalam tafsir surat tersebut Rasulullah SAW bersabda “ Syetan masuk ke dalam dada jin, sama halnya ia masuk ke dalam dada manusia sehingga membuat keraguan di dada mereka, namun apabila mereka dzikir kepada Allah maka syetan akan melompat keluar dari dada mereka”.<br />
<br />
وَذُكِرَ عَنْ وَهَبْ بِنْ مُنَبَّهْ رَحِمَهُ اللهُ أَنَّهُ قاَلَ ؛ أَمَرَ اللهُ تَعاَلىَ إِبْلِيْسَ أَنْ يَأْتِىَ مُحَمَّداً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُجِيْبُهُ عَنْ كُلِّ ماَ يَسْأَلُهُ , فَجاَءَهُ عَلَى صُوْرَةِ شَيْخٍ وَبِيَدِهِ عِكاَزٌ , فَقاَلَ لَهُ مَنْ أَنْتَ ؟ قاَلَ أَناَ إِبْلِيْسُ , فَقاَلَ لِماَذاَ جِئْتَ ؟ قاَلَ إِنَّ اللهَ أَمَرَنِى أَنْ آَتِيْكَ وَأُجِيْبُكَ عَنْ كُلِّ ماَتَسْأَلَنِى , فَقاَلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ ياَ مَلْعُوْنٌ كَمْ أَعْداَؤُكَ مِنْ أُمَّتِى ؟ قاَلَ خَمْسَةَ عَشَرَ ؛ أَوَّلُهُمْ أَنْتَ وَالثَّانِى إِماَمٌ عاَدِلٌ وَالثَّالِثُ غَنِىٌّ مُتَوَاضِعٌ وَالرَّابِعُ تاَجِرٌ صاَدِقٌ وَالخَامِسُ عاَلِمٌ مُتَخَشِعٌ وَالساَّدِسُ مُؤْمِنٌ ناَصِحٌ وَالسَّابِعُ مُؤْمِنٌ رَحِيْمُ القَلْبِ وَالثَّامِنُ تاَئِبٌ ثاَبِتٌ عَلَى التَّوْبَةِ وَالتَّاسِعُ مُتَوَرِعٌ عَنِ الحَراَمِ وَالعاَشِرُ مُؤْمِنٌ يُدِيْمُ عَلَى الطَّهاَرَةِ وَالحاَدِى عَشَرَ مُؤْمِنٌ كَثِيْرُ الصَّدَقَةِ وَالثَّانِى عَشَرَ مُؤْمِنٌ حُسْنُ الخُلُقِ مَعَ النَّاسِ وَالثَّالِثُ عَشَرَ مُؤْمِنٌ يَنْفَعُ النَّاسَ وَالرَّابِعُ عَشَرَ حاَمِلُ القُرْآَنِ يُدِيْمُ عَلَى تِلاَوَتِهِ وَالخاَمِسُ عَشَرَ قاَئِمٌ بِأللَّيْلِ وَالنَّاسُ نُيَّامٌ . ثُمَّ قاَلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ رُفْقاَؤُكَ مِنْ أُمَّتِى ؟ قاَلَ عَشَرَةٌ ؛ أَوَّلُهُمْ سُلْطاَنٌ جاَئِرٌ وَالثَّانِى غَنِىٌّ مُتَكَبِّرٌ وَالثَّالِثُ تاَجِرٌ خاَئِنٌ وَالرَّابِعُ شاَرِبُ الخَمْرِ وَالخاَمِسُ القَتَّاتُ وَالسَّادِسُ صاَحِبُ الزِّناَ وَالسَّابِعُ آَكِلُ ماَلَ اليَتِيْمِ وَالثَّامِنُ المُتَهاَوِنُ بِالصَّلاَةِ وَالتَّاسِعُ ماَنِعُ الزَّكاَةِ وَالعاَشِرُ الَّذِى يُطِيْلُ الأَمَلَ . فَهَؤُلاَءِ أَصْحاَبِى وَإِخْواَنِى كَذاَ ذَكَرَهُ العَلاَمَةُ نَصْرُ بْنُ مُحَمَّدْ السَّمَرْقَنْدِى<br />
MUSUH IBLIS ADA 15 : (1) Baginda Nabi SAW, (2) Pemimpin adil, (3) Orang kaya yang tawadlu’, (4) Pengusaha jujur, (5) Orang alim yang khuysu’, (6) Mukmin selalu memberi nasihat, (7) Mukmin yang selalu menebar kasih sayang, (8) Orang taubat yang teguh taubatnya, (9) Orang waspadai haram, (10) Mukmin membiasakan diri punya wudlu, (11) Mukmin gemar sedekah, (12) Mukmin berakhlak baik dengan orang lain, (13) Mukmin berguna untuk orang lain, (14) Orang yang hapal Qur’an dan selalu membacanya, (15) Orang yang selalu bangun malam dikala orang pada tidur.<br />
<br />
KAWAN IBLIS ADA 10 : (1) Peminpin jahat, (2) Orang kaya yang sombong, (3) Pengusaha licik, (4) Pemakai narkoba, (5) Orang yang mengadu domba (6) Pelaku zina, (7) Orang yang makan harta anak yatim, (8) Merendahkan shalat (9) Orang yang melarang zakat (10) Orang yang jauh berharap dunia.<br />
<br />
Allah mengetahui segalanya.<br />
Pustaka : Syirojuth-Thalibin, Syarah Minhajul Abidin, Syekh Ihsan Muhammad Dahlan, juz 1 hal. 280UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-7597959840891899182011-12-15T23:30:00.001-08:002011-12-15T23:30:41.164-08:00>Mukjizat Shalat BerjamaahMUKJIZAT SHALAT BERJAMA’AH<br />
مَنْ مَشَى إِلىَ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فيِ الجَماَعَةِ فَهِيَ كَحَجَّةٍ وَمَنْ مَشَى إِلىَ صَلاَةِ تَطَوُّعٍ فَهِيَ كَعُمْرَةٍ تاَمَّةٍ<br />
Barangsiapa melangkahkan kaki untuk melaksanakan shalat fardu berjama’ah maka itu laksana melaksanakan ibadah Haji. Barangsiapa melangkahkan kaki untuk melaksanakan shalat sunnah maka itu laksana melaksanakan ibadah Umrah sempurna. (HR. Thabraniy)<br />
<br />
وَحَقِيْقَةُ الجَماَعَةِ هُناَ الاِرْتِباَطُ الحاَصِلِ بَيْنَ الإِماَمِ وَالمَأْمُوْمِ وَلَوْ وَاحِدًا وَهِيَ مِنْ خَصاَئِصِ هَذِهِ الأُمَّةِ كاَلجُمْعَةِ وَالعِيْدَيْنِ وَالكُسُوْفَيْنِ وَالاِسْتِسْقاَءِ<br />
<br />
Hakikat shalat berjama’ah di sini ialah kesinambungan yang didapatkan antara imam dan makmum, meskipun satu orang makmum. Shalat berjama’ah ini ialah ketentuan khusus ummat ini, seperti shalat jum’at, shalat hari raya, shalat gerhana dan shalat Istisqo.<br />
<br />
قاَلَ المَناَوِيْ وَحِكْمَةُ مَشْرُوْعِيَّتِهاَ قِياَمُ نِظاَمِ الأُلْفَةِ بَيْنَ المُصَلِّيْنَ , وَلِذَا شُرِعَتْ المَساَجِدُ فيِ المَحاَلِ لِيَحْصُلَ التَّعَاهُدُ بِاللِّقاَءِ فيِ أَوْقاَتِ الصَّلاَةِ بَيْنَ الجِيْرَانِ وَِلأَنَّهُ قَدْ يُعْلَمُ الجاَهِلُ مِنَ العَالِمِ ماَ يَجْهَلُهُ مِنْ أَحْكاَمِهَا وَِلأَنَّ مَرَاتِبَ النَّاسِ مُتَفَاوِتَةٌ فيِ العِباَدَةِ فَتَعُوْدُ بَرْكَةُ الكَامِلِ عَلَى النَّاقِصِ فَتَكْمُلُ صَلاَةُ الجَمِيْعِ اهـ <br />
<br />
Imam Al-Manawiy berkata : Hikmah diberlakukan shalat berjama’ah ialah mempererat hubungan sosial antara orang-orang shalat. Oleh karenanya, diberlakukan juga mendirikan mesjid di suatu tempat, agar bisa lebih memperhatikan waktu shalat berjama’ah antara masyarakat, juga agar bisa menyempurnakan shalat orang-orang awam, karena martabat ibadah manusia itu beragam, dengan demikian keberkahan yang sempurna akan menutupi shalat yang kurang, yang pada akhirnya shalat yang dilakukan semuanya akan menjadi sempurna. SHALAT SEMPURNA MERUPAKAN MUKJIZAT TIDAK TERNILAI.<br />
<br />
وَقَدْ وَرَدَ فيِ فَضْلِهاَ أَحاَدِيْثٌ كَثِيْرَةٌ مِنْهاَ ؛ ماَرَوَاهُ التُّرْمُذِي عَنْ أَنَسَ أَيْضًا - مَنْ صَلَّى أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فيِ جَماَعَةٍ يَدْرِكُ التَّكْبِيْرَةَ الأُوْلىَ كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتاَنِ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ -<br />
<br />
Mukjizat shalat berjamah banyak tertuang dalam hadits-hadits, diantaranya riwayat Turmudzi dari Anas berikut - “Barangsiapa shalat berjama’ah selama empat puluh hari berjama’ah, dengan mengejar Takbiratul-Ihram bersama Imam, maka baginya dicatat dua poin titik aman, bebas api neraka dan bebas kemunafikan”-.<br />
<br />
وَفيِ المَنْحِ السَّنِيَّةِ عَلَى الوَصِيَّةِ المَتْبُوْلِيَّةِ لِلْقُطُبْ الشَّعْرَانِي ماَ نَصَّهُ - وَقَدْ كاَنَ السَّلَفُ يَعِدُوْنَ فَوَاتَ صَلاَةِ الجَماَعَةِ مُصِيْبَةً وَقَدْ وَقَع أَنَّ بَعْضَهُمْ خَرَجَ إِلىَ حَائٍطٍ لَهُ يَعْنِي حَدِيْقَةَ نَخْلٍ فَرَجَعَ وَقَدْ صَلَّى النَّاسُ صَلاَةَ العَصْرِ فَقاَلَ إِنَّا ِللهِ فَاتَتْنِي صَلاَةُ الجَماَعَةِ أُشْهِدُكُمْ عَلَيَّ أَنَّ حاَئِطِيْ عَلَى المَساَكِيْنَ صَدَقَةً -<br />
<br />
Dalam pustaka Al-Manhu Saniyyah (Wasiat Nabi SAW) disusun oleh Al-Qutub Asya’roniy ada catatan berikut – “Para Ulama salaf (sahabat) meyakini bahwa tertinggal shalat berjama’ah adalah musibah. Suatu hari salah seorang sahabat pernah pergi keluar rumah menuju kebun kurma, ketika kembali ternyata orang-orang sudah melaksanakan shalat Asar berjama’ah, ia tertinggal shalat berjama’ah. Dan ia pun berkata ; “Inna Lillah, saya tertinggal shalat berjama’ah, saksikan kepada kalian semua, bahwa saya nadzar (memberi wajib) kebun kurma saya disedekahkan untuk orang-orang miskin (sebagai kifarat dosa yang berakibat tertinggal shalat berjama’ah)” -.<br />
<br />
وَفاَتَتْ عَبْدُ اللهِ بِنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُماَ صَلاَةَ العِشاَءِ فيِ الجَمَاعَةِ فَصَلَّى تِلْكَ اللَّيْلَةِ حَتَّى طَلَعَ الفَجْرُ جَبْرًا لِماَ فاَتَهُ مِنْ صَلاَةِ العِشاَءِ فيِ الجَمَاعَةِ<br />
<br />
Abdullah bin Umar ra suatu saat pernah tertinggal shalat berjama’ah Isya karena sesuatu, kemudian beliau melaksanakan shalat Isya tersebut berulang-ulang sampai terbit fajar, untuk menambal martabat berjama’ah shalat Isya yang tertinggal.<br />
<br />
وَعَنْ عُبَيْدِ اللهِ بِنْ عُمَرْ القَوَارِيْرِيْ رَحِمَهُ اللهُ تَعاَلىَ قاَلَ ؛ لَمْ تَكُنْ تَفُوْتَنِي صَلاَةٌ فيِ الجَماَعَةِ فَنَزَلَ بِي ضَيْفٌ فَشَغَلْتُ بِسَبِبِهِ عَنْ صَلاَةِ العِشَاءِ فيِ المَسْجِدِ فَخَرَجْتُ أَطْلُبُ المَسْجِدَ ِلأُصَلِّيْ فِيْهِ مَعَ النَّاسِ فَإِذاً المَسَاجِدُ كُلُّهاَ قَدْ صَلَّى أَهْلُهَا وَغُلِقَتْ فَرَجَعْتُ إِلىَ بَيْتِي وَأَناَ حَزِيْنٌ عَلَى فَوَاتِ صَلاَةِ الجَمَاعَةِ فَقُلْتُ وَرَدَ فيِ الحَدِيْثِ إِنَّ صَلاَةَ الجَمَاعَةِ تَزِيْدُ عَلَى صَلاَةِ الفَذِّ سَبْعًا وَعِشْرِيْنَ فَصَلَيْتُ العِشَاءَ سَبْعًا وَعِشْرِيْنَ مَرَّةً ثُمَّ نُمْتُ فَرَأَيْتُنِي فيِ المَناَمِ عَلَى فَرْسٍ مَعَ قَوْمٍ عَلَى خَيْلٍ وَهُمْ أَمَامِيْ وَأَناَ أَرْكِضُ فَرْسِي خَلْفَهُمْ فَلاَ أَلْحِقُهُمْ فاَلْتَفَتُ إِليَ وَاحِدٍ مِنْهُمْ وَقاَلَ تَتْعَبُ فَرْسَكَ فَلَسْتَ تَلْحَقُناَ فَقُلْتُ وَلِمَ ياَ أَخِيْ قَالَ ِلأَنَّا صَلَّيْناَ العِشاَءَ فيِ الجَماَعَةِ وَأَنْتَ قَدْ صَلَّيْتَ وَحْدَكَ فاَسْتَيْقَظْتُ وَأَناَ مَهْمُوْمٌ حَزِيْنٌ<br />
<br />
Syekh Ubaedillah bin Umar Al-Qowaririy rhm bercerita ; Saya memang tidak pernah tertinggal shalat berjama’ah, suatu saat saya kedatangan tamu dan tentunya saya sibuk melayani tamu itu sehigga saya tertinggal shalat berjama’ah Isya di mesjid tepat awal waktu. Setelah tamu pulang kemudian saya langsung pergi ke mesjid agar bisa shalat Isya berjama’ah meskipun tidak awal waktu, ketika sampai mesjid, ternyata semua orang sudah melaksanakan shalat Isya, bahkan pintu mesjid sudah terkunci. Akhirnya saya pulang ke rumah dengan penuh penyesalan. Sebelum masuk rumah, tiba-tiba teringat dalam benak saya sebuah hadits “Sesungguhnya shalat berjama’ah itu melebihi shalat 27 kali sendirian” kemudian saya melaksanakan shalat Isya 27 kali dengan harapan dapat mengimbangi martabat shalat berjama’ah, setelah shalat saya pun tidur.<br />
<br />
Dalam tidur saya bermimpi, saya mengendarai kuda beserta orang-orang, saya berada di belakang sedangkan orang-orang berada jauh di depan, saya memacu kuda agar bisa seiring bersama mereka, namun sayang saya tidak sanggup mengejarnya. Kemudian saya memandang salah satu dari mereka.<br />
<br />
“Kamu menyusahkan kuda mu, meskipun memacu dengan kecepatan tinggi kamu tidak akan sanggup mengejar kami”. Begitu ia berkata kepada saya. “Mengapa hai kawan?” Saya bertanya kepadanya. “Karena kami melaksanakan shalat Isya berjama’ah sedangkan kamu melaksanakan shalat Isya sendirian meskipun dilakukan sampai 27 kali”. Jawabnya. Mendangar jawaban itu, saya pun terbangun, sedih bercampur penyesalan.<br />
<br />
وَقَالَ بَعْضُ السَّلَفِ ماَ فاَتَتْ أَحَدًا صَلاَةُ الجَمَاعَةِ إِلاَّ بِذَنْبٍ أَصَابَهُ وَقَدْ كاَنُوْا يَعِزُوْنَ أَنْفُسَهُمْ سَبْعَةَ أَيَّامٍ إِذَا فَاتَتْ أَحَدُهُمْ صَلاَةَ الجَمَاعَةِ وَقِيْلَ رَكْعَةً وَيَعِزُوْنَ أَنْفُسَهُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ إِذَا فاَتَتْهُمُ التَّكْبِيْرَةُ الأُوْلىَ مَعَ الإِماَمِ فاَعْلَمْ ذَلِكَ ياَ أَخِيْ اهـ <br />
<br />
Sebagian Ulama Salaf (Sahabat) berkata ; Tidak semata-mata mengalami tertinggal shalat berjama’ah melainkan hal itu hanya disebabkan suatu dosa yang telah di perbuat. Diantara mereka sering mengkarantina diri selama satu minggu untuk proses rehabilitasi apabila salah seorang dari mereka tertinggal shalat berjama’ah bahkan sekalipun hanya tertinggal satu raka’at. Mereka juga melakukan rehabilitasi diri mereka selama tiga hari apabila dalam shalat berjama’ah itu tertinggal Takbiratul-Ikhram bersama imam, renungkanlah hal ini wahai sahabatku..?!<br />
<br />
Allah mengetahui segalanya<br />
<br />
Pustaka : Kitab I’anathuth-Thalibin Syekh Abu Bakar bin Muhammad Syatho Ad-DimyatiyUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-38769537147043060992011-12-15T23:27:00.001-08:002011-12-15T23:27:34.033-08:00> 7 Pintu Nerakaبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
Dengan menyebut nama Allah<br />
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang<br />
<br />
Neraka memiliki 7 pintu, ini artinya neraka itu ada 7 macam. Masing-masing pintu merupakan jalan masuk kaum lelaki dan perempuan.<br />
<br />
رُوِىَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ T أَنَّهُ سَأَلَ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَكاَنَتْ أَبْواَبُهاَ كَأَبْواَبِناَ هَذِهِ ؟<br />
<br />
Diriwayatkan dari Rasulullah Saw ; Suatu saat beliau bertanya pada malaikat Jibril as ; <br />
<br />
Rasul Saw ; Apakah pintu-pintu Neraka sama dengan pintu-pintu di ruangan rumah ini ?<br />
<br />
قَالَ لاَ وَلَكِنَّهاَ مَفْتُوْحَةً بَعْضُهاَ أَسْفَلٌ مِنْ بَعْضٍ مِنَ الباَبِ إِلىَ الباَبِ مَسِيْرَةُ سَبْعِمِائَةِ سَنَةٍ كُلُّ باَبٍ مِنْهاَ أَشَدُّ حُرًّا مِنَ الَّذِى يَلِيْهِ سَبْعِيْنَ ضُعْفاً<br />
<br />
Jibril as ; Tidak sama, akan tetapi pintu Neraka itu selalu terbuka dan tidak ada daun pintunya, satu pintu berada di bawah pintu lainnya, jarak dari pintu ke pintu di tempuh selama 700 tahun jalan kaki, tiap pintu paling rendah lebih panas 70 kali lipat dari pintu yang berada di atasnya.<br />
<br />
قاَلَ T مَنْ سُكاَنُ هَذِهِ الأَبْواَبِ ؟<br />
<br />
Rasul Saw ; Siapa yang akan masuk neraka melalui pintu-pintu itu ?<br />
<br />
قاَلَ أَمَّا الباَبُ الأَسْفَلِ فَفِيْهِ المُناَفِقُوْنَ وَمَنْ كَفَرَ مِنْ أَصْحاَبِ الماَئِدَةِ وَآَلِ فِرْعَوْنَ وَاسْمُهُ الهاَوِيَّةُ<br />
<br />
Jibril as ; Adapun pintu yang paling bawah adalah neraka yang akan di huni oleh orang-orang munafiq, orang-orang yang dekat Nabi Saw tapi mereka menginkarinya, dan juga di huni para pengikut Fir’aun. Nama neraka ini Al-Hawiyah artinya api yang sangat panas.<br />
<br />
وَالباَبُ الثَّانِى فِيْهِ المُشْرِكُوْنَ وَاسْمُهُ الجَحِيْمُ<br />
<br />
Pintu kedua adalah neraka yang akan di huni oleh orang-orang musyrik. Nama neraka ini Al-Jahim artinya nyala api yang sangat panas.<br />
<br />
وَالباَبُ الثَّالِثِ فِيْهِ الصَّابِئُوْنَ وَاسْمُهُ حُطَمَةٌ<br />
<br />
Pintu ketiga adalah neraka yang akan dihuni oleh orang-orang yang berpindah agama dari Islam ke agama lainnya. Nama neraka ini Saqor artinya nyala api yang sangat panas.<br />
<br />
وَالباَبُ الرَّابِعُ فِيْهِ إِبْلِيْسُ وَمَنْ تَبِعَهُ وَالمَجُوْسِ وَاسْمُهُ لَظَى<br />
<br />
Pintu keempat adalah neraka yang akan di huni oleh Iblis dan para pengikutnya, dan juga di huni kaum majusi, kaum yang menyembah api. Nama neraka ini Ladzo artinya Api yang sangat panas.<br />
<br />
وَالباَبُ الخاَمِسُ فِيْهِ اليَهُوْدِ وَاسْمُهُ حُطَمَةٌ<br />
<br />
Pintu kelima adalah neraka yang akan di huni oleh orang-orang Yahudi. Nama neraka ini Huthomah artinya Api yang sangat panas.<br />
<br />
وَالباَبُ السَّادِسُ فِيْهِ النَّصَارَى وَاسْمُهُ سَعِيْرٌ<br />
<br />
Pintu keenam adalah neraka yang akan di huni oleh orang-orang Nashrani, protestan atau katolik. Nama neraka ini Sa’ir artinya Api yang sangat panas.<br />
<br />
ثُمَّ أَمْسَكَ جِبْرِيْلُ فَقاَلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ياَجِبْرِيْلُ لِمَ لاَتَخْبِرْنِى عَنْ سُكاَنِ الباَبِ السَّابِعِ ؟<br />
<br />
Kemudian Jibril as berhenti melanjutkan khabar, dan Rosulullah Saw bertanya :<br />
Rasul Saw ; Wahai Jibril, mengapa kamu berhenti bicara ? siapa penghuni neraka yang ke tujuh ?<br />
<br />
فَقاَلَ ياَمُحَمَّدْ أَتَسْأَلْنِى عَنْهُ فَقاَلَ بَلَى<br />
<br />
Jibril as ; Wahai Muhammad, apakah tuan ingin tanyakan juga dan ingin mengetahui siapa penghuni neraka yang ke tujuh ?<br />
Rosul Saw ; Ya betul, saya ingin mengetahuinya<br />
<br />
قاَلَ ياَمُحَمَّدْ أَهْلُ الكَباَئِرِ مِنْ أُمَّتِكَ الَّذِيْنَ ماَتُوْا وَلَمْ يَتُوْبُوْا<br />
<br />
Jibril as ; Wahai Muhammad, penghuni neraka yang ketujuh adalah orang-orang yang berbuat dosa besar dari pada umat tuan, yaitu mereka yang matinya belum bertaubat.<br />
<br />
فَخَرَّ النَّبِىُّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ مُغْشَيّاً عَلَيْهِ<br />
<br />
Mendengar hal itu, Nabi Saw terkejut dan jatuh pingsan, beliau tidak sadarkan diri, pingsan karena terkejut yang luar biasa.<br />
<br />
فَلَمّاَ أَفاَقَ قاَلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ياَجِبْرِيْلُ عَظُمَتْ مُصِيْبَتِى وَاشْتَدَّ خَوْفِى أَيَدْخُلُ أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِى النَّارَ<br />
<br />
Setelah Rosul Saw sadar, beliau berkata ; Wahai Jibril musibahku rasa-rasanya teramat besar dan rasa takutku begitu sangat dahsyat, apakah memang benar salah seorang umatku ada yang akan masuk neraka ?<br />
<br />
قاَلَ جِبْرِيْلُ نَعَمْ يَدْخُلُ أَهْلُ الكَباَئِرِ مِنْ أُمَّتِكَ<br />
<br />
Jibril as ; Ya memang benar, orang-orang yang berbuat dosa besar dari umat tuan, mereka pasti akan masuk ke neraka yang ke tujuh ini.<br />
<br />
ثُمَّ بَكَى رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَبَكَى جِبْرِيْلُ لِبُكاَئِهِ<br />
<br />
Kemudian Rasulullah Saw menangis dan Jibril pun ikut menangis karenanya.<br />
<br />
وَقاَلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ياَجِبْرِيْلُ لِمَ تَبْكِى أَنْتَ وَأَنْتَ الرُّوْحُ الأَمِيْنُ<br />
<br />
Rosul Saw ; Hai Jibril mengapa kamu menangis ? sedangkan kamu adalah jiwa yang telah dalam posisi aman, kamu dipastikan tidak akan masuk ke neraka.<br />
<br />
قاَلَ جِبْرِيْلُ أَخاَفُ أَنْ أَبْتَلِيَ بِماَ ابْتَلَى بِهِ هاَرُوْتَ وَماَرُوْتَ فَهُوَ الَّذِى أَبْكاَنِى<br />
<br />
Jibril as ; Saya sangat takut musibah terjadi sebagaimana terjadi pada Harut dan Marut, dua malaikat yang terkena siksa Allah Saw di dunia, inilah yang membuat saya menangis.<br />
<br />
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ<br />
<br />
Al-baqoroh ayat 30 ini mengandung kisah, bahwa Harut dan Marut, dua orang malaikat menyatakan diri lebih tatat dari manusia, ketika Allah Swt menjadikan manusia sebagai kholifah, Allah murka, mereka terkena sangsi, namun diberi pilihan antara siksa (hukum) di dunia atau di akhirat, mereka memilih siksa di dunia.<br />
<br />
فَأَوْحَى اللهُ تَعاَلىَ ياَجِبْرِيْلُ وَياَمُحَمَّدٌ إِنِّى أَبْعَدْتُكُماَ مِنَ النَّارِ وَلَكِنْ لاَتَأْمَنّاَ مِنْ عَذَابِى<br />
<br />
Kemudian Allah Swt turunkan wahyu ; Wahai Jibril dan Wahai Muhammad, sesungguhnya Kami telah menjauhkan kalian berdua dari neraka, akan tetapi bukan berarti kalian tidak akan terkena siksa dari Kami (siksa sejenis merasa tidak nyaman).<br />
<br />
Pustaka : Daqoiqul Akhbar, Syekh Abdurrohim bin Ahmad Al-QodliUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-54384622023587666772011-12-15T23:25:00.001-08:002011-12-15T23:25:57.350-08:00> 8 Pintu sorgaبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
Dengan menyebut nama Allah<br />
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang<br />
<br />
Sorga itu memiliki 8 macam pintu, berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas berikut ;<br />
<br />
قاَلَ إِبْنُ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُماَ لِلْجِناَنِ ثَماَنِيَّةُ أَبْوَابٍ مِنْ ذَهَبٍ مُرَصَّعٍ بِالجَوْهَرِ <br />
<br />
Ibnu Abbas ra berkata ; Sorga itu memiliki 8 (delapan) pintu, masing-masing tercipta dari emas yang di sulam intan berlian.<br />
<br />
مَكْتُوْبٌ عَلَى الباَبِ الأَوَّلِ لآَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ وَهُوَ باَبُ الأَنْبِياَءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالشُّهَداَءِ وَالأَسْخِياَ<br />
<br />
Pintu Pertama, Terpampang di atas pintu sorga pertama dua kalimat syahadat atau tauhid yaitu لآَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ . sorga ini akan di huni oleh para Nabi, Para Rosul, Para Syuhada (orang syahid) dan orang-orang dermawan.<br />
وَالباَبُ الثَّانِى باَبُ المُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ الوُضُوْءَ وَأَرْكاَنَ الصَّلاَةِ<br />
<br />
Pintu kedua adalah sorga yang akan di huni oleh orang-orang yang selalu mendirikan shalat dengan wudlu yang baik dan melakukan rukun-rukun shalatnya dengan baik pula.<br />
<br />
وَالباَبُ الثَّالِثُ باَبُ المُزَكِّيْنَ بَطَيِّبِ أَنْفُسِهِمْ<br />
<br />
Pintu ketiga adalah sorga yang akan dihuni oleh orang-orang yang gemar membayar zakat atau sedekah dengan hati yang ikhlas.<br />
<br />
وَالباَبُ الرَّابِعُ باَبُ الآَمِرِيْنَ بِالمَعْرُوْفِ وَالنَّاهِيْنَ عَنِ المُنْكَرِ<br />
<br />
Pintu keempat adalah sorga yang akan di huni oleh orang-orang yang gemar amar ma’ruf nahi munkar yaitu mengajak kebajikan dan melarang kemunkaran atau dakwah.<br />
<br />
وَالباَبُ الخاَمِسُ باَبُ مَنْ يَقْطَعُ نَفْسَهُ عَنِ الشَّهْوَاتِ وَيَمْنَعُهاَ مِنَ الهَوَى<br />
<br />
Pintu kelima adalah sorga yang akan di huni oleh orang-orang yang dapat mengendalikan hasrat keinginan duniawi dan hawa nafsunya.<br />
<br />
وَالباَبُ السَّادِسُ باَبُ الحُجاَجِ وَالمُعْتَمِرِيْنَ<br />
<br />
Pintu keenam adalah sorga yang akan di huni oleh orang-orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah.<br />
<br />
وَالباَبُ السَّابِعُ باَبُ المُجاَهِدِيْنَ<br />
<br />
Pintu ketujuh adalah sorga yang akan di huni oleh orang-orang yang selalu berjuang membela agama Islam.<br />
<br />
وَالباَبُ الثَّامِنُ باَبُ المُتَّقِيْنَ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ أَبْصاَرَهُمْ عَنِ المِحاَرِمِ وَيَعْمَلُوْنَ الخَيْراَتِ مِنْ بِرِّ الواَلِدَيْنِ وَصِلَةِ الأَرْحاَمِ وَغَيْرِ ذَلِكَ<br />
<br />
Pintu kedelapan adalah sorga yang akan di huni oleh orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang memalingkan pandanagan matanya dari hal-hal yang diharamkan oleh agama dan mereka yang berbuat amal kebaikan seperti berbakti pada kedua orang tua, silaturrahmi dan lain sebagainya.<br />
<br />
أَوَّلُهاَ داَرُ الجَلاَلِ وَهِىَ مِنْ لُؤْلُؤِ أَبْيَضٍ<br />
<br />
Jumlah seluruh sorga ada 8 (delapan) ;<br />
Sorga pertama namanya Daarul-Jalal artinya komplek kemegahan, semuanya seperti rumah, halaman, jalan, dan lain sebagainya tercipta dari intan mutiara yang berwarna putih.<br />
<br />
وَثاَنِيْهاَ داَرُ السَّلاَمِ وَهِىَ مِنْ ياَقُوْتِ أَحْمَرٍ<br />
<br />
Sorga kedua namanya Daarus-Salam artinya komplek yang sangat aman, semuanya tercipta dari intan mutiara yang berwarna merah.<br />
<br />
وَثاَلِثُهاَ جَنَّةُ المَأْوَى وَهِىَ مِنْ زَبَرْجَدٍ أَخْضَرَ<br />
<br />
Sorga ketiga namanya Jannatul-Ma’wa artinya sorga tempat kembali, semuanya tercipta dari intan zabarjad yang berwarna hijau.<br />
<br />
وَرَابِعُهاَ جَنَّةُ الخُلْدِ وَهِىَ مِنْ مَرْجاَنِ أَحْمَرَ وَأَصْفَرَ<br />
<br />
Sorga keempat namanya Jannatul-Khuld artinya srga yang abadi, semuanya tercipta dari intan marjan yang berwarna merah dan kuning.<br />
<br />
وَخاَمِسُهاَ جَنَّةُ النَّعِيْمِ وَهِىَ مِنْ فِضَّةٍ بَيْضاَءَ<br />
<br />
Sorga kelima namanya Janntun-Na’im artinya sorga berlimpah kenikmatan, semuanya tercipta dari perak yang berwarna putih.<br />
<br />
وَساَدِسُهاَ جَنَّةُ الفِرْدَوْسِ وَهِىَ مِنْ ذَهَبٍ أَحْمَرَ<br />
<br />
Sorga keenam namanya Janntul-Firdaus artinya sorga yang mulia, semuanya tercipta dari emas yang berwarna merah.<br />
<br />
وَساَبِعُهاَ جَنَّةُ عَدْنٍ وَهِىَ مِنْ دُرَّةٍ بَيْضاَءَ<br />
<br />
Sorga ketujuh namanya Jannatu-‘And artinya sorga yang luhur, semuanya tercipta dari berlian yang berwarna putih.<br />
<br />
وَثاَمِنُهاَ داَرُ القَراَرِ وَهِىَ مِنْ ذَهَبٍ أَحْمَرَ وَهِىَ قُصْبَةُ الجِناَنِ وَهِىَ مُشْرِفَةٌ عَلَى الجِناَنِ كُلِّهاَ<br />
<br />
Sorga kedelapan namanya Darul-Qoror artinya tempat tinggal abadi, semuanya tercipta dari emas merah, ia merupakan sorga paling rendah tetapi mulia karena berada menopang pada sorga yang lainnya.<br />
<br />
Pustaka : Daqoiqul Akhbar, Syekh Abdurrohim bin Ahmad Al-QodliUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-1546594632052549022011-12-15T23:24:00.000-08:002011-12-15T23:24:50.433-08:00> Blog ilmuhttp://arbabulhija.blogspot.com/2011/11/menyambut-sepuluh-muharram-asyura.html<br />
http://pontrenaan.blogspot.com/2011/08/kajian-sulamut-taufiq.html<br />
http://asysyifawalmahmuudiyyah.wordpress.com/2010/06/15/download-kitab-pilihan-ahlus-sunnah-wl-jamaah/<br />
http://al7ewar.org/forum/<br />
http://nurulmusthofa.org/<br />
http://bahasaislam.com/pidato-bahasa-arab.htmlUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-38037430105785370992011-12-15T19:52:00.001-08:002011-12-15T19:52:28.130-08:00> Kumpulan Khutbah Jum'atSumber:<br />
www.alsofwah.or.id/khutbah<br />
Posted By http://ichsanmufti.wordpress.com<br />
<br />
1<br />
Sudah Terujikah Iman Kita<br />
Oleh: Ade Hermansyah Bin Bunyamin<br />
Khutbah Pertama<br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.<br />
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.<br />
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛<br />
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.<br />
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia!<br />
Pada kesempatan Jum’at ini, marilah kita merenungkan salah satu firman Allah dalam surat Al-‘Ankabut ayat 2 dan 3:<br />
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.<br />
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman kita, adalah kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah Subhannahu wa Ta'ala kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah iman kita itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan serta tidak tahu arah dan tujuan, atau pernyataan iman kita didorong oleh kepentingan sesaat, ingin mendapatkan kemenangan dan tidak mau menghadapi kesulitan seperti yang digambarkan Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam surat Al-Ankabut ayat 10:<br />
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”, maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: “Sesungguh-nya kami adalah besertamu.” Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia”?<br />
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia!<br />
Bila kita sudah menyatakan iman dan kita mengharapkan manisnya buah iman yang kita miliki yaitu Surga sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala :<br />
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Al-Kahfi 107).<br />
Maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat yang akan diberikan Allah kepada kita, dan bersabarlah kala ujian itu datang kepada kita. Allah memberikan sindiran kepada kita, yang ingin masuk Surga tanpa melewati ujian yang berat.<br />
Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan keseng-saraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama-nya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguh-nya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah 214).<br />
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang-orang dulu dalam perjuangan mereka mempertahankan iman mereka, sebagaimana dituturkan kepada shahabat Khabbab Ibnul Arats Radhiallaahu anhu.<br />
لَقَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ لَيُمْشَطُ بِمِشَاطِ الْحَدِيْدِ مَا دُوْنَ عِظَامِهِ مِنْ لَحْمٍ أَوْ عَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ وَيُوْضَعُ الْمِنْشَارُ عَلَى مِفْرَقِ رَأْسِهِ فَيَشُقُّ بِاثْنَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ. (رواه البخاري).<br />
... Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang di sisir dengan sisir besi (sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji sampai terbelah dua, namun itu tidak memalingkannya dari agamanya... (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul Bari, cet. Dar Ar-Royyan, Juz 7 hal. 202).<br />
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan keimanan kita? cobaan apa yang telah kita alami dalam mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan aqidah dan iman kita? Bila kita memper-hatikan perjuangan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam dan orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka, dan betapa pengorbanan mereka dalam memperjuangkan iman mereka, mereka rela mengorbankan harta mereka, tenaga mereka, pikiran mereka, bahkan nyawapun mereka korbankan untuk itu. Rasanya iman kita ini belum seberapanya atau bahkan tidak ada artinya bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah kita tidak malu meminta balasan yang besar dari Allah sementara pengorbanan kita sedikit pun belum ada?<br />
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah!<br />
Ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia adalah berbeda-beda. <br />
Dan ujian dari Allah bermacam-macam bentuknya, setidak-nya ada empat macam ujian yang telah dialami oleh para pendahulu kita:<br />
Yang pertama: Ujian yang berbentuk perintah untuk dilaksanakan, seperti perintah Allah kepada Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai. Ini adalah satu perintah yang betul-betul berat dan mungkin tidak masuk akal, bagaimana seorang bapak harus menyembelih anaknya yang sangat dicintai, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan apapun. Sungguh ini ujian yang sangat berat sehingga Allah sendiri mengatakan:<br />
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat 106).<br />
Dan di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim Alaihissalam yang benar-benar sudah tahan uji, sehingga dengan segala ketabahan dan kesabarannya perintah yang sangat berat itupun dijalankan.<br />
Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim Shallallaahu alaihi wa salam dan puteranya adalah pelajaran yang sangat berat itupun dijalankannya.<br />
Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan puteranya adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kita, dan sangat perlu kita tauladani, karena sebagaimana kita rasakan dalam kehidupan kita, banyak sekali perintah Allah yang dianggap berat bagi kita, dan dengan berbagai alasan kita berusaha untuk tidak melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah telah memerintahkan kepada para wanita Muslimah untuk mengenakan jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat) secara tegas untuk membedakan antara wanita Muslimah dan wanita musyrikah sebagaimana firmanNya:<br />
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mumin” “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab, 59).<br />
Namun kita lihat sekarang masih banyak wanita Muslimah di Indonesia khususnya tidak mau memakai jilbab dengan berbagai alasan, ada yang menganggap kampungan, tidak modis, atau beranggapan bahwa jilbab adalah bagian dari budaya bangsa Arab. Ini pertanda bahwa iman mereka belum lulus ujian. Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam memberikan ancaman kepada para wanita yang tidak mau memakai jilbab dalam sabdanya:<br />
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا؛ قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا. (رواه مسلم).<br />
“Dua golongan dari ahli Neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, yang dengan cambuk itu mereka memukul manusia, dan wanita yang memakai baju tetapi telanjang berlenggak-lenggok menarik perhatian, kepala-kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium wanginya”. (HR. Muslim, Shahih Muslim dengan Syarh An-Nawawi cet. Dar Ar-Rayyan, juz 14 hal. 109-110).<br />
Yang kedua: Ujian yang berbentuk larangan untuk ditinggalkan seperti halnya yang terjadi pada Nabi Yusuf Alaihissalam yang diuji dengan seorang perempuan cantik, istri seorang pembesar di Mesir yang mengajaknya berzina, dan kesempatan itu sudah sangat terbuka, ketika keduanya sudah tinggal berdua di rumah dan si perempuan itu telah mengunci seluruh pintu rumah. Namun Nabi Yusuf Alaihissalam membuktikan kualitas imannya, ia berhasil meloloskan diri dari godaan perempuan itu, padahal sebagaimana pemuda umumnya ia mempunyai hasrat kepada wanita. Ini artinya ia telah lulus dari ujian atas imannya.<br />
Sikap Nabi Yusuf Alaihissalam ini perlu kita ikuti, terutama oleh para pemuda Muslim di zaman sekarang, di saat pintu-pintu kemaksiatan terbuka lebar, pelacuran merebak di mana-mana, minuman keras dan obat-obat terlarang sudah merambah berbagai lapisan masyarakat, sampai-sampai anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun sudah ada yang kecanduan. Perzinahan sudah seakan menjadi barang biasa bagi para pemuda, sehingga tak heran bila menurut sebuah penelitian, bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya enam dari sepuluh remaja putri sudah tidak perawan lagi. Di antara akibatnya setiap tahun sekitar dua juta bayi dibunuh dengan cara aborsi, atau dibunuh beberapa saat setelah si bayi lahir. Keadaan seperti itu diperparah dengan semakin banyaknya media cetak yang berlomba-lomba memamerkan aurat wanita, juga media elektronik dengan acara-acara yang sengaja dirancang untuk membangkitkan gairah seksual para remaja. Pada saat seperti inilah sikap Nabi Yusuf Alaihissalam perlu ditanamkan dalam dada para pemuda Muslim. Para pemuda Muslim harus selalu siap siaga menghadapi godaan demi godaan yang akan menjerumuskan dirinya ke jurang kemaksiatan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam telah menjanjikan kepada siapa saja yang menolak ajakan untuk berbuat maksiat, ia akan diberi perlindungan di hari Kiamat nanti sebagaimana sabdanya:<br />
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ ... وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ... (متفق عليه).<br />
“Tujuh (orang yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak ada perlindungan selain perlindunganNya, .. dan seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada Allah…” (HR. Al-Bukhari Muslim, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul Bari cet. Daar Ar-Rayyan, juz 3 hal. 344 dan Shahih Muslim dengan Syarh An-Nawawi cet. Dar Ar-Rayaan, juz 7 hal. 120-121).<br />
Yang ketiga: Ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit, ditinggalkan orang yang dicintai dan sebagainya. Sebagai contoh, Nabi Ayyub Alaihissalam yang diuji oleh Allah dengan penyakit yang sangat buruk sehingga tidak ada sebesar lubang jarum pun dalam badannya yang selamat dari penyakit itu selain hatinya, seluruh hartanya telah habis tidak tersisa sedikitpun untuk biaya pengobatan penyakitnya dan untuk nafkah dirinya, seluruh kerabatnya meninggalkannya, tinggal ia dan isterinya yang setia menemaninya dan mencarikan nafkah untuknya. Musibah ini berjalan selama delapan belas tahun, sampai pada saat yang sangat sulit sekali baginya ia memelas sambil berdo’a kepada Allah:<br />
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayuub ketika ia menyeru Tuhan-nya;” Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4 hal. 51).<br />
Dan ketika itu Allah memerintahkan Nabi Ayyub Alaihissalam untuk menghantamkan kakinya ke tanah, kemudian keluarlah mata air dan Allah menyuruhnya untuk meminum dari air itu, maka hilanglah seluruh penyakit yang ada di bagian dalam dan luar tubuhnya. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4 hal. 52). Begitulah ujian Allah kepada NabiNya, masa delapan belas tahun ditinggalkan oleh sanak saudara merupakan perjalanan hidup yang sangat berat, namun di sini Nabi Ayub Alaihissalam membuktikan ketangguhan imannya, tidak sedikitpun ia merasa menderita dan tidak terbetik pada dirinya untuk menanggalkan imannya. Iman seperti ini jelas tidak dimiliki oleh banyak saudara kita yang tega menjual iman dan menukar aqidahnya dengan sekantong beras dan sebungkus sarimi, karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup yang mungkin tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Nabi Ayyub Alaihissalam ini.<br />
Sidang jamaah rahima kumullah<br />
Yang keempat: Ujian lewat tangan orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak menyenangi Islam. Apa yang dialami oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa salam dan para sahabatnya terutama ketika masih berada di Mekkah kiranya cukup menjadi pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu diuji dengan berbagai cobaan berat yang menuntut pengorbanan harta benda bahkan nyawa. Di antaranya apa yang dialami oleh Rasulullah n di akhir tahun ketujuh kenabian, ketika orang-orang Quraisy bersepakat untuk memutuskan hubungan apapun dengan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam beserta Bani Abdul Muththolib dan Bani Hasyim yang melindunginya, kecuali jika kedua suku itu bersedia menyerahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam untuk dibunuh. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam bersama orang-orang yang membelanya terkurung selama tiga tahun, mereka mengalami kelaparan dan penderitaan yang hebat. (DR. Akram Dhiya Al-‘Umari, As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 182).<br />
Juga apa yang dialami oleh para shahabat tidak kalah beratnya, seperti apa yang dialami oleh Yasir z dan istrinya Sumayyah dua orang pertama yang meninggal di jalan dakwah selama periode Mekkah. Juga Bilal Ibnu Rabah Radhiallaahu anhu yang dipaksa memakai baju besi kemudian dijemur di padang pasir di bawah sengatan matahari, kemudian diarak oleh anak-anak kecil mengelilingi kota Mekkah dan Bilal Radhiallaahu anhu hanya mengucapkan “Ahad, Ahad” (DR. Akram Dhiya Al-Umari, As-Siroh An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 154-155).<br />
Dan masih banyak kisah-kisah lain yang menunjukkan betapa pengorbanan dan penderitaan mereka dalam perjuangan mempertahankan iman mereka. Namun penderitaan itu tidak sedikit pun mengendorkan semangat Rasulullah dan para shahabatnya untuk terus berdakwah dan menyebarkan Islam.<br />
Musibah yang dialami oleh saudara-saudara kita umat Islam di berbagai tempat sekarang akibat kedengkian orang-orang kafir, adalah ujian dari Allah kepada umat Islam di sana, sekaligus sebagai pelajaran berharga bagi umat Islam di daerah-daerah lain. Umat Islam di Indonesia khususnya sedang diuji sejauh mana ketahanan iman mereka menghadapi serangan orang-orang yang membenci Islam dan kaum Muslimin. Sungguh menyakitkan memang di satu negeri yang mayoritas penduduknya Muslim terjadi pembantaian terhadap kaum Muslimin, sekian ribu nyawa telah melayang, bukan karena mereka memberontak pemerintah atau menyerang pemeluk agama lain, tapi hanya karena mereka mengatakan: ( Laa ilaaha illallaahu ) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, tidak jauh berbeda dengan apa yang dikisahkan Allah dalam surat Al-Buruj ayat 4 sampai 8:<br />
“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan karena orang-orang Mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.<br />
Peristiwa seperti inipun mungkin akan terulang kembali selama dunia ini masih tegak, selama pertarungan haq dan bathil belum berakhir, sampai pada saat yang telah ditentukan oleh Allah.<br />
Kita berdo’a mudah-mudahan saudara-saudara kita yang gugur dalam mempertahankan aqidah dan iman mereka, dicatat sebagai para syuhada di sisi Allah. Amin. Dan semoga umat Islam yang berada di daerah lain, bisa mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa, sehingga mereka tidak lengah menghadapi orang-orang kafir dan selalu berpegang teguh kepada ajaran Allah serta selalu siap sedia untuk berkorban dalam mempertahankan dan meninggikannya, karena dengan demikianlah pertolongan Allah akan datang kepada kita, firman Allah.<br />
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Muhammad: 7).<br />
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.<br />
Khutbah Kedua<br />
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.<br />
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!<br />
Sebagai orang-orang yang telah menyatakan iman, kita harus mempersiapkan diri untuk menerima ujian dari Allah, serta kita harus yaqin bahwa ujian dari Allah itu adalah satu tanda kecintaan Allah kepada kita, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam :<br />
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا اِبْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ. (رواه الترمذي، وقال هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه).<br />
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan (ujian), Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai satu kaum Ia akan menguji mereka, maka barangsiapa ridha baginyalah keridhaan Allah, dan barangsiapa marah baginyalah kemarahan Allah”. (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata hadits ini hasan gharib dari sanad ini, Sunan At-Timidzy cet. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, juz 4 hal. 519).<br />
Mudah-mudahan kita semua diberikan ketabahan dan kesabaran oleh Allah dalam menghadapi ujian yang akan diberikan olehNya kepada kita. Amin.<br />
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.<br />
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.<br />
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.<br />
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.<br />
اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.<br />
اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا.<br />
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.<br />
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.<br />
2<br />
Beriman Kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam<br />
Oleh: Waznin Ibnu Mahfudl<br />
Jamaah Jum’at rahimakumullah, marilah kita kenang, kita ingat kembali, dua sifat agung yang merupakan pangkat dan keagungan khusus bagi umat Islam, bagi hadirin jamaah Jum’at, khusus bagi kita yang beriman. Dua sifat itu adalah syukur dan shabar.<br />
Dari saat yang mulia ini dan seterusnya sampai akhir hayat, marilah tetap kita sandang dua sifat itu, “syukur dan shabar”. Dalam kesempatan kali ini, setelah mensyukuri hidayah Iman, Islam dan Taqwa, marilah kita sedikit membahas “Syukur atas Iman kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, serta shabar dalam menegakkan sunnah beliau.<br />
1. Iman kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah dasar agama yang Maha Benar ini, dienul Islam, sebagaimana sabda beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam: <br />
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ...<br />
“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun, bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya ... (HR. Muslim I/45. Lihat Al-Bukhari I/13).<br />
Setelah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka beriman kepada Rasulullah Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah sebagai pondasi yang utama. Sebab seluruh pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam. Sehingga orang yang tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa saja, itu tidaklah cukup, dan batal Iman yang demikian itutidak sah.<br />
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:<br />
وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّة يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَا نِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ. (رواه مسلم)<br />
“Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tanganNya! Tidak seorangpun yang mendengar tentang aku dari umat (manusia) ini, seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian meninggal dunia dan tidak beriman kepada yang aku diutus karenanya, kecuali ia termasuk menjadi penduduk Neraka”. (HR. Muslim I/34).<br />
Itulah pentingnya beriman kepada Rasul yang merupakan pondasi agama dan amal-amal ibadah. Sehingga tanpa mengimani Rasul alias ingkar kufur pada Rasul, maka gugurlah amal kebaikan serta jauh dari rahmat Allah.<br />
Allah berfirman:<br />
“Dan barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amal-amalnya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (Al-Maidah: 5)<br />
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya”.<br />
Bahkan mereka akan ditimpa musibah dan adzab yang pedih, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nur : 63.<br />
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih”.<br />
Oleh sebab itu maka hendaklah kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas hidayah Iman kita kepada Rasulullah Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam dengan bersabar dalam mengikuti dan mentaati beliau.<br />
2. Siapakah Rasulullah Muhammad itu? <br />
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah manusia biasa, bukan malaikat dan bukan pula anak Tuhan atau lain-lainnya. Beliau secara manusiawi sama dengan kita seluruh umat manusia.<br />
Terbukti beliau terlahir dari jenis manusia, ayahanda beliau serta ibunya adalah Abdullah bin Abdul Muthallib, serta ibundanya bernama Aminah, keduanya dari suku Quraisy di Makkah Mukarramah keturunan Nabiyullah Ismail bin Nabi Ibrahim ‘alaihimas salam. Sebagai rahmat dan jawaban atas permohonan Abul Anbiya’ Ibrahim alaihis salam yang tercantum dalam firman Allah:<br />
Artinya : “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesunggu-hnya Engkaulah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Baqarah: 129).<br />
Allah menegaskan agar beliau menyatakan tentang diri beliau, dengan firmanNya dalam surat Al-Kahfi ayat 110 dan ayat-ayat yang lain:<br />
“Katakan, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku”(Al-Kahfi : 110)<br />
“Katakan: “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa per-bendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)? (Al-An’aam: 50).<br />
Rasulullah juga berwasiat agar beliau tidak dihormati secara berlebihan, seperti orang-orang Nashara menghormati Nabi Isa 'Alaihis Salam, beliau melarang ummatnya menjadikan kuburan beliau sebagai tempat sujud, melarang menggelari beliau dengan gelaran yang berlebihan atau memberikan penghormatan dengan berdiri ketika beliau hadir.<br />
Dari sahabat Amr Radhiallaahu anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:<br />
وَلاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ. فَقُولُوا: عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلَهُ. (رواه البخاري)<br />
“Janganlah kamu memuji aku (berlebihan) sebagaimana orang Nasrani memuji Isa Ibnu Maryam. Sesungguhnya saya hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan RasulNya”. (HR. Al-Bukhari)<br />
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:<br />
لاَ تَجْعَلُواْ بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا. وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِيْ عِيْدًا (رواه أبو داود).<br />
“Janganlah engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan (sepi dari ibadah) dan jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan” (HR. Abu Dawud).<br />
Dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:<br />
لاَ تَتَّخِذُواْ قَبْرِي عِيْدًا، وَلاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا، وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَصَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِيْ. (رواه أحمد)<br />
“Jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah engkau jadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan dan dimanapun kamu berada (ucapkanlah do’a shalawat kepadaku) karena sesungguhnya do’a shalawatmu sampai kepadaku”. (Diriwayat-kan Imam Ahmad).<br />
3. Cara dan konsekwensi beriman kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka, segala yang baik dan mengharamkan mereka dari segala yang buruk dan membuang bagi mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”). (Al-A’raf: 157). <br />
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.<br />
Khutbah kedua:<br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛<br />
Jamaah jum’at rahima kumullah dalam khutbah yang kedua ini:<br />
Marilah kita mempertebal Iman dan Taqwa kita kepada Allah juga memperdalam Iman kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam sekaligus melaksanakan konsekuensinya.<br />
Yaitu kita bersungguh-sungguh agar melaksanakan hal-hal sebagai berikut:<br />
1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam dan apa yang dibawa oleh beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:<br />
“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Az-Zumar : 33). <br />
2. Ikhlas mentaati Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam dengan melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam . Sebagaimana janji Allah :<br />
“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang” (An-Nuur: 54).<br />
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (An-Nisaa’: 65). <br />
3. Mencintai beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam, keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallambersabda:<br />
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ اَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (رواه البخاري ومسلم)<br />
"Tidaklah beriman seseorang (secara sempurna)sehingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). <br />
4. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari ke zhaliman menuju keadilan, dari kebatilan kepada kebenaran, serta dari kemaksiatan menuju ketaatan.Sebagaimana firman di atas:<br />
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Al-A’raaf: 157). <br />
5. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam dalam setiap amal dan tingkah laku, itulah petunjuk Allah:<br />
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”. (Al-Ahzab:21). <br />
6. Memuliakan dengan banyak membaca shalawat salam kepada beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam terutama setelah disebut nama beliau.<br />
رَغِمَ اَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ (رواه الترميذي)<br />
“Merugilah seseorang jika disebut namaku padanya ia tidak membaca shalawat padaku.” (HR. At-Tirmidzi) <br />
7. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah:<br />
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”. (An-Nur: 63). <br />
8. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-shahihah. Itulah tegaknya agama:<br />
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah karenanya”. (Asy-Syura: 13) <br />
3<br />
Hamba Allah Dan Ummat Nabi Muhammad SAW<br />
Oleh: Muhammad An-Nawawi<br />
<br />
Sudah menjadi kewajiban seorang Muslim memiliki dua kesadaran, kesadaran sebagai hamba Allah Ta’ala dan kesadaran sebagai umat Muhammad Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam , Jika kesadaran itu hilang dari jiwa seorang Mukmin maka tindakan dan amalan akan ngawur dan sembrono yang mengakibatkan Allah Ta’ala tidak akan memberi ganjaran apapun yang didapat hanyalah siksa. <br />
Kesadaran pertama, kesadaran kita sebagai hamba Allah Ta’ala yang kita tampakkan dalam setiap aktifitas sehari-hari dalam bahasa agamanya disebut (إِظْهَاُر الْعُبُوْدِيَّةِ) Sebagai misal menampakkan kehambaan kepada Allah. Contohnya jika kita mau makan meskipun seolah-olah padi kita tanam disawah kita sendiri, beras kita masak sendiri maka ketika mau makan disunnahkan berdo’a:<br />
اَللَّهُمَّ بَاِركْ لَنَا فِيْهِ وَأَطْعِمْنَا مِنْهُ. (صحيح الترمذي، 3/158).<br />
“yaa Allah berilah kami keberkahan darinya dan berilah kami makan darinya”<br />
Berarti Allah Ta’ala yang memberi rizki, bukan sawah atau lainnya. Begitu pula kita punya mobil atau kendaraan lainnya, meskipun kita membeli kendaraan dengan usaha sendiri, dengan uang sendiri, namun ketika mau mengendarai disunnahkan berdo’a:<br />
بِسْمِ اللهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سُبْحَانَ اللهِ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَأَنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ. (صحيح الترمذي، 3/156).<br />
Ikhwan fillah rahimakumullah<br />
Itulah contoh bahwa setiap saat kita harus nyatakan kehambaan kepada Allah Ta’ala, jika pernyataan itu hilang, maka alamat iman telah rusak di muka bumi ini dan akan hilang kemudian muncul kesombongan dan keangkuhan, hal ini telah terjadi pada zaman Nabi Musa p yang ketika itu pengusanya lalim dan sombong sehingga lupa akan status sebagai hamba, bahkan si raja itu begitu sangat sombongnya sampai ia memproklamirkan dirinya sebagai tuhan, dia menyuruh kepada rakyatnya agar menyembah kepadanya. Dialah raja Fir’aun.<br />
Kenyataan di atas sudah tergambar pada zaman sekarang, begitu banyak orang-orang modern yang seharusnya sebagai hamba Allah Ta’ala namun banyak diantara mereka yang mengalihkan penghambaan kepada harta, wanita dan dunia. Setiap hari dalam benak mereka hanya dijejali dengan berbagai macam persoalan dunia, mencari kenikmatan dan kepuasan dunia saja tanpa memperhatikan kepuasan akhirat padahal kenikmatan akhirat lebih baik dari kenikmatan dunia, bahkan lebih kekal abadi.<br />
Ihwan Fillah rahimakumullah<br />
Allah Ta’ala menciptakan manusia bukan untuk menumpuk harta benda tapi Allah Ta’ala menciptakan manusia dan jin hanya untuk menyembah kepadaNya.<br />
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaKu.” (Adz-Dzariyat: 56).<br />
Makna penghambaan kepada Allah Ta’ala adalah mengesakannya dalam beribadah dan mengkhusus-kan kepadaNya dalam berdo’a, tentang hal ini Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam bukunya Syarah Tsalasah Usul, memaparkan persoalan penting yang harus diketahui oleh kaum Muslimin:<br />
اْلأُوْلَى اَلْعِلْمُ وَهُوَ مَعْرِفَةُ اللهِ، مَعْرِفَةُ نَبِيِّهِ وَمَعْرِفَةُ دِيْنِهِ اْلإِسْلاَمِ بِاْلأَدِلَّةِ. الثَّانِيَةُ اَلْعَمَلُ بِهِ. الثَّالِثَةُ اَلدَّعْوَةُ إِلَيْهِ.<br />
“Pertama adalah ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Rasul dan Dienul Islam dengan dalil dalilnya kedua mengamalkannya ketiga mendakwakannya.”<br />
Ikhwan fillah rahimakumullah.<br />
Syaikh Muhammad At-Tamimi dalam kitab Tauhid, membe-rikan penjelasan bahwa ayat di atas, menunjukkan keistimewaan Tauhid dan keuntungan yang diperoleh di dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dan menunjukkan pula syirik adalah perbuatan dzalim yang dapat membatalkan iman jika syirik itu besar, atau mengurangi iman jika syirik asghar (syirik kecil).<br />
Akibat buruk orang yang mencampuradukan keimanan dengan syirik disebutkan Allah Ta’ala:<br />
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik tetapi Dia mengampuni segala dosa selain syirik itu bagi siapa yang dikehendaki.”<br />
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُوْ مِنْ دُوْنِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ. (البخاري عن ابن مسعود).<br />
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah selain Allah niscaya masuk kedalam Neraka.”<br />
مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ. (مسلم عن جابر).<br />
“Barangsiapa menemui Allah Ta’ala (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikitpun pasti masuk Surga, tetapi barangsiapa menemuinya (mati) dalam keadaan berbuat syirik kepadaNya pasti masuk Neraka.”<br />
Ihwan fillah rahimakumullah.<br />
Demikianlah seharusnya, kaum Muslimin selalu sadar atas statusnya yaitu status kehambaan terhadap Allah Ta’ala. Dan cara menghamba harus sesuai dengan manhaj yang shohih tanpa terbaur syubhat dan kesyirikan. Jadi inti penghambaan adalah beribadah kepada Allah Ta’ala dan tidak melakukan syirik dengan sesuatu apapun.<br />
Kesadaran kedua sebagai ummat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam <br />
Kesadaran sebagai umat rasul, adalah menyadari bahwa amalan-amalan kita akan diterima oleh Allah Ta’ala dengan syarat sesuai sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam . Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan konsekuensi mengenal Rasul adalah menerima segala perintahnya bahwa mempercayai apa yang diberitakannya, mematuhi perintahnya, menjahui segala larangn-nya, menetapkan perkara dengan syariat dan ridha dengan putusannya.<br />
Pastilah dari kalangan ahli sunnah waljama’ah sepakat untuk mengimani dan menjalankan apa-apa yang diperintahnya, menjauhi larangannya. Tidak diterima ibadah seseorang tanpa mengikuti sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam sebagaimana hadits berikut:<br />
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ. (مسلم).<br />
“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan dalam agama yang tidak ada perintah dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim).<br />
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. (البخاري ومسلم).<br />
“Barangsiapa yang mengada-ada dalam perkara agama kami dan tidak ada perintah dari kami maka ia tertolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).<br />
Melihat hadits di atas, setiap kaum Muslimin dalam aktifitasnya harus merujuk kepada apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam , baik ucapan, perbuatan maupun taqrir atau ketetapan.<br />
Ihwan fillah Rahimakumullah.<br />
Ingatlah banyak dari kaum Muslimin, yang menyalahi man-haj Rasulullah, dengan mengatasnamakan Islam. Dan kebanyakan mereka tidak mengetahui bahwa perbuatan semacam itu menjadi tertolak karena tidak sesuai dengan sunnah Nabi. Misalnya mereka menyalahi manhaj dakwah Salafus Shalih, Contohnya berdakwah dengan musik, nada dan dakwa, sandiwara, fragmen, cerita-cerita, wayang dan lain-lain.<br />
Begitu juga dengan Assyaikh Abdul Salam bin Barjas bin Naser Ali Abdul Karim dalam bukunya Hujajul Qowiyah menukil perkataan Al-Ajurri dalam kitab As-Syari’ah bahwa Ali Ra dan Ibnu Masu’d berkata:<br />
لاَ يَنْفَعُ قَوْلٌ إِلاَّ بِعَمَلٍ وَلاَ قَوْلٌ وَعَمَلٌ إِلاَّ بِنِيَّةٍ وَلاَ نِيَّةٌ إِلاَّ بِمُوَافَقَةِ السُّنَّةِ.<br />
“Tidak bermanfaat suatu perkataan kecuali dengan perbuatan dan tidak pula perkataan dan perbuatan kecuali dengan niat dan niat pun tidak bermanfaat kecuali sesuai dengan sunnah.”<br />
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.<br />
Khutbah Kedua<br />
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.<br />
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.<br />
Dan sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah Yang Maha Agung dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam , sejelek-jelek urusan adalah perkara yang baru dan setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat,setiap kesesatan adalah di Neraka. (HR. An-Nasa’i).<br />
Ihwan Fillah rahimakumullah.<br />
Demikianlah dua kesadaran itu harus di ingat setiap saat karena merupakan sumber petunjuk dalam kehidupan. Dengan menyadari dua kesadaran yaitu menjalankan syariat sesuai manhaj ahlul hadits tanpa tercampur bid’ah dan kesyirikan. Dengan demikian mengikuti manhaj Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam dan manhaj para sahabat sesudahnya yaitu Al-Qur‘an yang diturunkan Allah Ta’ala kepada Rasulnya, yang beliau jelaskan kepada para sahabatnya dalam hadits-hadits shahih Demikianlah dua kesadaran itu harus di ingat setiap saat, yaitu kesadaran menegakan kalimah tauhid berdasarkan manhaj ahlul hadits dan memerintahkan umat Islam agar berpegang teguh kepada keduanya. Sebagai akhir kata kami tutup dengan hadits:<br />
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا، كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَى الْحَوْضَ.<br />
“Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila berpegang teguh kepada keduanya yaitu Kitabullah dan sunnahku. Tidak akan bercerai berai sehingga keduanya mengantarkanku ke telaga (diSurga).” (Dishahikan oleh al-albani dalam kitab Shahihul jami’)<br />
Wallahu A’lamu bis shawab<br />
Akhiru da’wana Walhamdulillahi Rabbil Alamin<br />
<br />
<br />
<br />
4<br />
Syirik Penyebab Kerusakan Dan Bahaya Besar<br />
Oleh: Rusdi Yazid<br />
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...<br />
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan-kenikmatanNya, rizki dan karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman. Kepada makhluknya Baik yang berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat berkumpul di tempat yang mulia dalam rangka menunaikan kewajiban shalat Jum’at.<br />
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada uswah kita Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang atas jasa-jasa dan perjuangan beliau cahaya Islam ini tersampaikan kepada kita, sebab dengan adanya cahaya Islam tersebut kita terbebaskan dari kejahiliyahan, malamnya bagaikan siangnya. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.<br />
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jama’ah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.<br />
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...<br />
Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid, yaitu meng-Esa-kan Allah. Sebagaimana kita telah bersaksi dalam setiap harinya paling tidak dalam shalat kita. (أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ), yang bermakna tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. Yang mana pada kalimat (لاَ إِلَهَ) terdapat makna penafian (peniadaan) sesembahan selain Allah dan (إِلاَّ اللهُ) menetapkan sesembahan untuk Allah semata. Tetapi begitu banyak umat Islam yang tidak konsisten kepada tauhid, mereka tidak lagi menyembah kepada Allah semata. Bahkan banyak di antara mereka yang berbuat syirik, menyembah kepada selain Allah baik langsung maupun tak langsung, baik disengaja maupun tidak. Banyak di antara mereka yang pergi ke dukun-dukun, paranormal, tukang santet, tukang ramal, mencari pengobatan alternatif, mencari penglaris, meminta jodoh dan lain sebagainya. Dan yang lebih memprihatinkan lagi wahai kaum muslimin ... banyak umat Islam yang berbuat syirik tapi mereka berkeyakinan bahwa perbuatannya itu adalah suatu ibadah yang disyari’atkan dalam Islam (padahal tidak demikian). Inilah penyebab utama terjadinya musibah di negeri kita dan di negeri saudara-saudara kita, disebabkan umat tidak lagi bertauhid dan banyak berbuat syirik.<br />
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. <br />
Allah menurunkan agama tauhid ini untuk mengangkat derajat dan martabat manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia. Di akhirat kita dimasukkan ke dalam Surga dan di dunia kita akan diberikan kekuasaan. Dan Allah menurunkan agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari kerendahan dan kehinaan yang di akibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagai firman Allah:<br />
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55).<br />
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam barsabda:<br />
مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ.<br />
“Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk Neraka.” (HR. Muslim).<br />
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...<br />
Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:<br />
Pertama: Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan<br />
Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.<br />
Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai kebutuhan mereka. Allah berfirman:<br />
“Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”. (Al-Hajj: 20-21)<br />
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang jauh”. (Al-Hajj: 31)<br />
Kedua: Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan<br />
Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal kita dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).<br />
Ketiga: Syirik adalah kedholiman yang paling besar<br />
Yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta mengambil selainNya sebagai penguasa. Syirik merupakan kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga merupakan kezhaliman terhadap orang lain yang ia persekutukan dengan Allah karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.<br />
Keempat: Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan<br />
Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.<br />
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman:<br />
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)<br />
Kelima Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat<br />
Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya:<br />
يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ، سَلِيْنِيْ مِنْ مَالِيْ مَا شِئْتِ لاَ أُغْنِيْ عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا. (رواه البخاري).<br />
“Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari).<br />
Keenam: Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka<br />
Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman:<br />
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).<br />
Ketujuh: Syirik memecah belah umat<br />
“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (Ar Ruum: 31-32)<br />
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...<br />
Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik. Yang jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke tempat paling hina dan paling rendah. Karena itu Wahai hamba Allah, yang beriman ... Marilah kita bertaubat atas segala perbuatan syirik yang telah kita perbuat dan marilah kita peringatkan dan kita jauhkan masyarakat di sekitar kita, anggota keluarga kita, sanak famili kita, dari syirik kerusakan dan bahayanya. Agar kehinaan dan kerendahan yang menimpa ummat Islam segera berakhir, agar kehinaan dan kerendahan ummat Islam diganti menjadi kemuliaan.<br />
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.<br />
Khutbah kedua: <br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛<br />
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah ...<br />
Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada para sahabatnya, keluarganya dan pengikutnya hingga akhir zaman.<br />
Dari pembahasan pada khutbah yang pertama tadi, telah jelas bagi kita bahwa syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi. Kita harus bersih dari noda syirik. Harus selalu takut kita terjerumus kedalamnya, karena ia adalah dosa yang paling besar. Disamping itu, syirik dapat menghapuskan pahala amal shalih yang kita lakukan, atau menghalangi kita masuk jannah:<br />
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 65)<br />
<br />
5<br />
Bahaya Syirik Dan Keutamaan Tauhid<br />
Oleh: Agus Hasan Bashori<br />
<br />
Ibadallah ! Saya wasiatkan kepada Anda sekalian dan juga kepada saya untuk selalu bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada. Dan janganlah kita mati melainkan dalam Islam.<br />
Telah banyak penjelasan yang menerangkan makna taqwa. Di antaranya adalah pernyataan Thalq bin Habib:<br />
إِذَا وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ فَأَطْفِئُوهَا بِالْتَّقْوَى. قَالُوْا: وَما الْتَّقْوَى؟ قَالَ: أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ الله عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَرْجُو ثَوَابَ اللهِ وَأنْ تَتْرُكَ مَعْصِيَةَ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَخَافُ عِقَابَ اللهِ.<br />
“Apabila terjadi fitnah, maka padamkanlah dengan taqwa”. Mereka bertanya: “Apakah taqwa itu?” Beliau menjawab: “Hendak-nya engkau melaksanakan keta’atan kepada Allah, di atas cahaya Allah, (dengan) mengharap keridhaan-Nya; dan hendaknya engkau meninggalkan kemaksiatan terhadap Allah, di atas cahaya Allah, (karena) takut kepada siksaNya.<br />
Ketaatan terbesar yang wajib kita laksanakan adalah tauhid; sebagaimana kemaksiatan terbesar yang mesti kita hindari adalah syirik.<br />
Tauhid adalah tujuan diciptakannya makhluk, tujuan diutusnya seluruh para rasul, tujuan diturunkannya kitab-kitab samawi, sekaligus juga merupakan pijakan pertama yang harus dilewati oleh orang yang berjalan menuju Rabbnya.<br />
Dengarkanlah firman Allah:<br />
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (hanya) kepadaKu.” (Adz-Dzaariyaat: 56)<br />
Juga firmanNya:<br />
“Dan tidaklah kami mengutus seorang rasulpun sebelummu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi melainkan Aku, maka beribadahlah kepadaKu.” (Al-Anbiya’: 25)<br />
Demikian pula firmanNya:<br />
“Alif laam Raa, (inilah) satu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi, serta dijelaskan (makna-maknanya) yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu. Agar kalian jangan beribadah kecuali kepada Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira kepada kalian daripadaNya.” (Hud: 1-2)<br />
Allah juga berfirman:<br />
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ<br />
“Ketahuilah, bahwasanya tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagimu dan bagi kaum Mukminin (laki-laki dan wanita).”<br />
Jama’ah sekalian rahimakumullah. Kalau kedudukan tauhid sedemikian tinggi dan penting di dalam agama ini, maka tidaklah aneh kalau keutamaannya juga demikian besar. Bergembiralah dengan nash-nash seperti di bawah ini:<br />
عَنْ عُبَادَةْ بِنْ الصَّامِتْ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ النَّارَ.<br />
Dari Ubadah bin Shamit Radhiallaahu anhu , ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah (niscaya) Allah mengharamkan Neraka atasnya (untuk menjilatnya).” (HR. Muslim No. 29)<br />
Hadits lain, dari Utsman bin Affan Radhiallaahu anhu , bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda:<br />
عَنْ عُثْمَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ الله دَخَلَ الْجَنَّةَ.<br />
“Barangsiapa yang meninggal dunia, sedangkan dia menge-tahui bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Dia (Allah) niscaya akan masuk Jannah.” (HR. Muslim No. 25)<br />
Demikian juga sabdanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam , kami petik sebagiannya:<br />
وَعَنْ أَبِي ذَرًّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الله عَزَّ وَجَلَ: وَمَنْ لَقِيَنِيْ بِقُرِابِ الأَرْضِ خَطَايًا لاَ يُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لَقَيْتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً.<br />
“Dan barangsiapa yang menemuiKu dengan (membawa) dosa sepenuh bumi sekalipun, namun dia tidak menye-kutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan menemuinya dengan membawa ampunan yang semisal itu.” (HR. Muslim No. 2687)<br />
Demikian pula tidak akan aneh, bila lawan tauhid, yaitu syirik; juga memiliki banyak bahaya yang mengerikan, dimana sudah seharusnya kita benar-benar merasa takut terhadapnya. Diantara bahaya syirik itu adalah sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Jabir:<br />
عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاء أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا الْمُوْجِبَتَانِ ؟ فَقَالَ: مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ.<br />
“Seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam , lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang pasti itu?” Beliau menjawab: “Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, niscaya dia akan masuk Jannah. Dan barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia akan masuk Neraka”. (HR. Muslim No. 93)<br />
Firman Allah:<br />
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) syirik dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki”. (An-Nisa: 48,116)<br />
Firman Allah:<br />
“Dan seandainya mereka berbuat syirik, pastilah gugur amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88).<br />
Firman Allah:<br />
“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, (sedangkan) mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amalan-amalan mereka, dan mereka kekal di dalam Neraka.” (At-Taubah: 17).<br />
Maka merupakan musibah jika seseorang jahil (bodoh) terhadap perkara tauhid dan perkara syirik, dan lebih musibah lagi jika seseorang telah mengetahui perkara syirik namun dia tetap melakukannya. Dengan ini hendaklah kita terpacu untuk menam-bah/menuntut ilmu sehingga bisa melaksanakan tauhid dan menjauh dari syirik dan pelakunya.<br />
وَ اللهَ نَسْأَلُ أَنْ يَرْزُقَنَا عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً، وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.<br />
Khutbah kedua:<br />
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ:<br />
Hadirin jama’ah Jum’at Arsyadakumullah,<br />
Tatkala kita membicarakan masalah syirik, janganlah kita menganggap bahwa syirik itu hanya ada di kalangan orang-orang Yahudi, Nashrani, Hindu, Budha, Konghuchu dan lain-lain. Sedangkan kaum Muslimin sendiri dianggap sudah terbebas dari dosa ini. Padahal tidaklah demikian. Banyak juga kalangan kaum Muslimin yang tertimpa dosa sekaligus penyakit ini, baik sadar maupun tidak. Karena makna atau pengertian syirik adalah: mempersekutukan peribadatan kepada Allah; yakni memberikan bentuk-bentuk ibadah yang semestinya hanya dipersembahkan kepada Allah, namun dia berikan kepada selain-Nya. Baik itu kepada para malaikat, nabi, orang shalih, kuburan, patung, matahari, bulan, sapi dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk-bentuk ibadah (yang dipersembah-kan) kepada selain Allah itu bisa berupa: Do’a, berkurban, nadzar, puncak kecintaan, puncak rasa takut dan lain-lain.<br />
Saudara-saudaraku fillah, pada khutbah kedua di sini, sengaja kami ringkaskan sebagian keutamaan tauhid sebagaimana yang telah dibahas pada khutbah yang pertama:<br />
1. Diharamkannya Neraka itu bagi kaum Muwahhidin (Ahli Tauhid). Kalaupun mereka masuk Neraka, mereka tidak akan kekal di dalamnya. <br />
2. Dijanjikannya mereka untuk masuk Jannah. <br />
3. Diberikan kepada mereka ampunan dari segala dosa. <br />
Sedangkan di antara bahaya-bahaya syirik adalah:<br />
1. Diancamnya orang yang melakukan syirik akbar untuk masuk Neraka dan kekal di dalamnya. <br />
2. Tidak akan diampuni dosanya itu selama ia belum bertaubat. <br />
3. Gugurlah amal perbuatannya. <br />
4. Syirik adalah perbuatan dzalim yang terbesar. <br />
Inilah yang dapat kami berikan. Fa’tabiru ya ulil albab.<br />
<br />
6<br />
Urgensi Tauhid Dalam Mengangkat Derajat Dan Martabat Kaum Muslimin<br />
Oleh: Andri Sugeng Prayoga<br />
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...<br />
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman kepada makhluk-Nya. Baik yang berupa kesehatan, kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat menunaikan kewajiban shalat Jum’at.<br />
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada pemimpin dan uswah kita Nabi Muhammad, yang melalui perjuangannyalah, cahaya Islam ini sampai kepada kita, sehingga kita terbebas dari kejahiliyahan, dan kehinaan. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.<br />
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jama’ah semuanya, agar kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.<br />
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...<br />
Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal, menurut tuntunan Islam, tauhidlah yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. Dan amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan sia-sia, tidak dikabulkan oleh Allah dan lebih dari itu, amal yang dilandasi dengan syirik akan menyengsarakannya di dunia dan di akhirat. Sebagaimana Allah berfirman:<br />
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelum kamu, ‘jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Az-Zumar: 65-66)<br />
Hamba Allah yang beriman ...<br />
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)Nya dan wahdaniyah (keesaan)Nya dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifatNya.<br />
Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaaan dan kemahakuasaan Allah dengan permin-taannya kepada Allah melalui Asma dan sifat-Nya. Kaum Jahiliyah Kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa pencipta. Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. Sebagaimana Allah berfirman:<br />
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah.” (Luqman: 25).<br />
Namun kepercayaan mereka dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat Muslim, yang beriman kepada Allah. Dari sini lalu timbullah pertanyaan: “Apakah hakikat tauhid itu?”<br />
Hamba Allah, yang beriman ...<br />
Hakikat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah. Dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid. Mulai Rasul yang pertama, Nuh, hingga Rasul terakhir, yakni nabi Muhammad n. Sebagaimana firman Allah:<br />
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz-Dzariyat: 56).<br />
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut.” (An-Nahl: 36)<br />
Sesungguhnya tauhid tercermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maknanya, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan tidak ada ibadah yang benar kecuali ibadah yang sesuai dengan tuntunan rasul yaitu As-Sunnah. Orang yang mengikrarkannya akan masuk Surga selama tidak dirusak syirik atau kufur akbar.<br />
Sebagaimana firman Allah:<br />
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang, mendapat petunjuk.” (Al-An’am: 82)<br />
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, “Ketika ayat ini turun, para sahabat merasa sedih dan berat. Mereka berkata siapa di antara kita yang tidak berlaku dzalim kepada diri sendiri lalu Rasul menjawab:<br />
لَيْسَ ذَلِكَ، إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ، أَلَمْ تَسْمَعُوْا قَوْلَ لُقْمَانَ لاِبْنِهِ: {يَا بُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}. (متفق عليه).<br />
“Yang dimaksud bukan (kedzaliman) itu, tetapi syirik. Tidak-kah kalian mendengar nasihat Luqman kepada puteranya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar suatu kedzaliman yang besar.” (Luqman: 13) (Muttafaqun alaih).<br />
Ayat ini memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengesakan Allah. Orang-orang yang tidak mencampur-adukkan antara keimanan dengan syirik serta menjauhi segala perbuatan syirik. Sungguh mereka akan mendapatkan keamanan yang sempurna dari siksa Allah di akhirat. Mereka itulah yang mendapatkan petunjuk di dunia.<br />
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah ...<br />
Jika dia adalah seorang ahli tauhid yang murni dan bersih dari noda-noda syirik serta ikhlas mengucapkan “laa ilaaha illallah” maka tauhid kepada Allah menjadi penyebab utama bagi kebahagiaan dirinya, serta menjadi penyebab bagi penghapusan dosa-dosa dan kejahatannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan ‘Ubadah bin Ash-Shamit:<br />
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّهَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ. (رواه البخاري ومسلم).<br />
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muham-mad adalah hamba dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah, utusanNya dan kalimat yang disampaikanNya kepada Maryam serta ruh dari padaNya, dan (bersaksi pula bahwa) Surga adalah benar adanya dan Nerakapun benar adanya maka Allah pasti akan memasukkan ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br />
Maksudnya, segenap persaksian yang dilakukan oleh seorang Muslim sebagaimana yang terkandung dalam hadist tadi berhak memasukkan dirinya ke Surga. Sekalipun dalam sebagian amal perbuatannya terdapat dosa dan maksiat. Hal ini sebagaimana ditegaskan di dalam hadist qudsi, Allah berfirman:<br />
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتني بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. (حسن، رواه الترمذي والضياء).<br />
“Hai anak Adam, seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, niscaya aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhiya’, hadist hasan).<br />
Hadist tersebut menegaskan tentang keutamaan tauhid. Tauhid merupakan faktor terpenting bagi kebahagiaan seorang hamba. Tauhid merupakan sarana paling agung untuk melebur dosa-dosa dan maksiat.<br />
Hamba Allah yang beriman ...<br />
Jika tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang, baik secara pribadi maupun jama’ah, niscaya akan menghasilkan buah yang sangat manis. Di antara buah manis yang didapat adalah:<br />
1. Tauhid memerdekakan manusia dari segala per-budakan dan penghambaan kecuali kepada Alah. Memerdeka-kan fikiran dari berbagai khurofat dan angan-angan yang keliru. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah dan menghinakan diri kepada selain Allah Memerdekakan hidup dari kekuasaan Fir’aun, pendeta dan thaghut yang menuhankan diri atas hamba-hamba Allah.<br />
<br />
2. Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh. Arah hidup-nya jelas, tidak menggantungkan diri kepada Allah. Kepada-Nya ia berdo’a dalam keadaan lapang atau sempit.<br />
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menyembah orang yang hidup, pada saat lain ia menyembah orang yang mati. Orang Mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridla dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuatNya ridha, sehingga hati menjadi tentram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkan ke kanan, sedang tuhan yang lainnya menginginkan ke kiri.<br />
<br />
3. Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak merasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang Mukmin hanya takut kepada Allah. Karena itu ia merasa aman ketika kebanyakan orang merasa ketakutan, ia merasa tenang ketika mereka kalut.<br />
<br />
4. Tauhid memberikan nilai Rohani kepada pemilik-nya. Karena jiwanya hanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan) Nya, sabar atas musibah serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar segera dibebaskan darinya. Ia tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi’ar dan semboyannya adalah sabda Rasul: <br />
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. (رواه الترمذي وقال حسن صحيح).<br />
Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)<br />
5. Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan keadilan. Karena tauhid tidak membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain Allah di antara sesama mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah dan yang paling mulia di antara mereka adalah Muhammad n kemudian orang yang paling bertaqwa. <br />
Itulah buah manis dari Tauhid yang akan membebaskan pelakunya dari kehinaan dan kesengsaraan dan Tauhidlah yang akan mengembalikan kehormatan Islam dan Muslimin, mengembalikan harga diri dan kemuliaan Islam dan Muslimin, dan menaikkan derajat dan martabat Islam dan Muslimin di atas segala kehinaan yang selama ini dialami oleh kaum Muslimin.<br />
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.<br />
Khutbah kedua:<br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيَّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛<br />
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...<br />
Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada para sahabatnya, keluarganya dan pengikutnya hingga akhir zaman.<br />
Kemudian dari khutbah yang pertama tadi dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:<br />
1. Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya. <br />
2. Hakekat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu: meghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen, dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya. <br />
3. Tauhid menyebabkan pemiliknya dihapuskan dari segala dosa. <br />
4. Tauhid yang terealisasi dalam hidup seseorang, akan menghasilkan buah yang sangat manis, yaitu: <br />
• Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan. <br />
• Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh. <br />
• Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. <br />
• Tauhid memberikan nilai ruhiyah kepada pemiliknya. <br />
• Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan persamaan. <br />
Karena itu, marilah pada kesempatan kali ini kita berdo’a kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa syirik yang pernah kita lakukan dan kita memohon agar kita dijauhkan dari segala perbuatan syirik dan pelaku-pelakunya. Kemudian pula kita memohon kepada Allah agar kita dihindarkan dari kehinaan dan diangkat derajat kita di dunia dan di Akhirat.<br />
<br />
7<br />
Syahadat Muhammad Rasulullah, Makna Dan Konsekwensinya<br />
<br />
Jama’ah Jum’at rahimakumullah<br />
Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang benar dari makna syahadat Muhammad Rasulullah, dan juga tidak semua muslim memahami tuntutan dan konsekuensi dari syahadat tersebut. Fenomena inilah yang mendorong khatib untuk menjelaskan makna yang benar dari syahadat Muhammad Rasulullah dan konsekuensinya.<br />
Makna dari syahadat Muhammad Rasulullah adalah pengakuan lahir batin dari seorang muslim bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, Abdullah wa Rasuluhu yang diutus untuk semua manusia sebagai penutup rasul-rasul sebelumnya.<br />
Kaum muslimin rahimakumullah<br />
Dari makna di atas bisa dipetik bahwa yang terpenting dari syahadat Muhammad Rasulullah adalah dua hal yaitu: Bahwa Muhammad itu adalah abdullah (hamba Allah) dan Muhammad itu rasulullah. Dua hal ini merupakan rukun syahadat Muhammad Rasulullah.<br />
“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku.” (A1 Kahfi; 110).<br />
Syaikh Muhammad bin Shalih A1 Utsaimin menjelaskan: Dalam ayat di atas Allah memerintahkan NabiNya untuk mengumumkan kepada manusia bahwa saya hanyalah seorang hamba sama dengan kalian, bukan Rabb (Tuhan).<br />
إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ.<br />
“Saya hanya seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan RasulNya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).<br />
Syaikh Al-Utsaimin berkata: Saya hanyalah hamba yakni saya tidak punya hak dalam rububiyah dan juga dalam hal-hal yang menjadi keistimewaan Allah.<br />
Kaum muslimin rahimakumullah<br />
Keyakinan bahwa Muhammad adalah hamba Allah menuntut kepada kita untuk mendudukkan beliau di tempat yang semestinya, tidak melebih-lebihkan beliau dari derajat yang seharusnya sebab beliau hanyalah seorang hamba yang tidak mungkin naik derajatnya menjadi Rabb.<br />
Dari sini termasuk kesesatan jika ada yang ber-isti’anah1, ber-istighatsah2, memohon kepada Nabi untuk mendatangkan manfaat dan menolak mudharat sebab hal itu adalah hak mutlak Allah sebagai Rabb.<br />
"Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan". (Al-Jin; 21).<br />
Kemudian syahadat “Muhammad Rasulullah” menuntut kita untuk mengimani risalah yang beliau sampaikan, beribadah dengan syariat yang beliau bawa, tidak mendustakan, tidak menolak apa yang beliau ucapkan maupun yang beliau lakukan.<br />
Jama'ah Jum'at rahimakumullah<br />
Seorang Muslim yang beriman bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah, dituntut untuk mewujudkan beberapa hal sebagai bukti kebenaran keimanannya.<br />
Hal hal yang wajib diwujudkan sebagai konsekuensi syahadat Muhammad Rasulullah adalah:<br />
1. Membenarkan semua berita yang shahih dari Rasul Allah I.<br />
Muhammad adalah Rasulullah yang diistimewakan dari manusia lainnya dengan wahyu, maka jika Beliau memberitakan berita masa lalu maupun berita masa depan maka berita itu sumbernya adalah wahyu yang kebenarannya tidak boleh ragukan lagi.<br />
Di antara berita-berita dari Rasulullah yang wajib kita terima adalah: Berita tentang tanda-tanda hari kiamat, seperti munculnya dajjal, turunnya Nabi Isa, terbitnya matahari dari barat, berita tentang pertanyaan di alam kubur; Adzab dan nikmat kubur, begitu juga berita tentang datangnya malaikat maut dalam bentuk manusia kepada Nabi Musa untuk mencabut nyawanya lalu Nabi Musa menamparnya hingga rusak salah satu matanya.<br />
Semua berita di atas dan juga berita-berita lain yang berasal dari hadits-hadits shahih, wajib kita percayai, jangan sekali-kali kita dustakan dengan alasan berita itu bertentangan dengan akal sehat atau bertentangan dengan zaman.<br />
2. Mentaati Rasulullah<br />
Kaum muslimin rahimakumullah<br />
Seorang muslim wajib taat kepada Rasulullah sebagai perwujudan sikap pengakuan terhadap kerasulan Beliau.<br />
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah”. (Al-Nisaa’; 80)<br />
Syaikh Abdur Rahman Nasir As Sa'dy berkata: setiap orang yang mentaati Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam dalam perintah-perintah dan larangan-larangannya dia telah mentaati Allah, sebab Rasulullah tidak memerintahkan dan melarang kecuali dengan perintah, syariat dan wahyu yang Allah turunkan.<br />
Taat kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam mempunyai dua sisi:<br />
1. Taat dalam perintah dengan menjalankan semua perintahnya, di antara perintah Beliau yang wajib kita taati adalah: Perintah mencelupkan lalat yang jatuh dalam minuman atau makanan, mencuci tangan tiga kali sehabis bangun dari tidur, mengucapkan Basmallah ketika makan, makan dan minum dengan tangan kanan, shalat berjamaah dan lain-lain.<br />
Sebagian orang menolak perintah Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam dengan berbagai alasan, misalnya dia menolak perintah menenggelamkan lalat dengan alasan hal itu menyalahi ilmu kesehatan, dan perintah itu bersumber dari Rasul sebagai manusia biasa. Sikap ini adalah godaan syaitan yang bermuara kepada penolakan terhadap sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam .<br />
Kaum muslimin rahimakumullah<br />
2. Sisi kedua dari mentaati Rasul adalah menjauhi larangan Rasulullah, sebab yang dilarang Rasulullah juga otomatis dilarang oleh Allah, di antara larangan tersebut: Larangan memakan binatang buas yang bertaring, larangan makan atau minum dengan bejana emas atau perak, larangan menikahi seorang wanita bersama saudara atau bibinya, larangan memanjangkan kain (sarung atau celana) di bawah mata kaki, larangan melamar di atas lamaran orang lain, larangan menjual atau membeli di atas penjualan atau pembelian orang lain, dan larangan-larangan yang lain, semua wajib dijauhi.<br />
Termasuk beberapa hal yang sudah diletakkan oleh Rasulullah sebagai rukun, syarat dan batasan.<br />
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya maka jauhilah”. (Al-Hasyr: 7).<br />
Jamaah Jum'at rahimakumullah. Konsekuensi yang ketiga: Berhukum kepada sunnah Rasul Allah.<br />
Syahadat Muhammad Rasulullah yang benar akan membawa seorang Muslim kepada kesiapan dan keikhlasan untuk menjadikan sunnah Rasulullah sebagai rujukan, dia pasti menolak jika diajak untuk merujuk kepada akal, pendapat si A/si B, hawa nafsu, maupun warisan nenek moyang dalam menetapkan suatu hukum, lebih-lebih jika terjadi ikhtilaf (perbedaan), seorang Muslim yang konsekwen dengan syahadatnya dengan lapang dada akan menjadikan sunnah Rasulullah sebagai imamnya.<br />
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisaa'; 65).<br />
Syaikh As-Sa'dy berkata: Allah bersumpah dengan diriNya yang mulia bahwa mereka tidak beriman sehingga mereka menjadikan RasulNya sebagai hakim dalam masalah-masalah yang mereka perselisihkan. Lanjut beliau; Dan berhukum ini belum dianggap cukup sehingga mereka menerima hukumnya dengan lapang dada, ketenangan jiwa dan kepatuhan lahir batin.<br />
Jamaah Jum'at rahimakumullah<br />
Haruslah diketahui bahwa sikap penolakan terhadap hukum Rasulullah dalam masalah-masalah ikhtilaf adalah termasuk sifat kaum munafikin.<br />
“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangimu dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu”. (An Nisaa'; 61)<br />
Ibnu Abbas berkata: Hampir saja Allah menghujani kalian dengan batu dari langit. Saya berkata: “Rasulullah telah bersabda begini, sedangkan kalian berkata (tapi) Abu Bakar dan Umar berkata begitu”.<br />
As-Syaikh Al-Utsaimin berkata: “Jika seseorang mengguna-kan ucapan Abu Bakar dan Umar untuk menentang sabda Rasul bisa menyebabkan turunnya siksa; hujan batu, maka apa dugaanmu dengan orang yang menentang sabda Rasul dengan ucapan orang yang jauh di bawah derajat keduanya, tentu saja dia lebih berhak mendapat siksa.<br />
<br />
8<br />
Dosa Seputar Mayyit Dan Kuburan<br />
Oleh: Tedy Haryono<br />
<br />
Segala puji bagi Allah Subhannahu wa Ta'ala yang telah melimpahkan karunia dan rahmatNya sehingga kita dapat menjalankan salah satu kewajiban yang diwajibkan kepada kaum Muslimin yaitu Shalat Jum’at berjama’ah.<br />
Shalawat serta salam, semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam , sahabat, keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman.<br />
Jama’ah Jum’at rahimakumullah<br />
Khatib berdiri di mimbar ini, ingin berwasiat kepada diri khatib sendiri secara khusus dan kepada jama’ah secara umum, yaitu bersama-sama meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala . Bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :<br />
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا. (رواه أحمد).<br />
“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah perbuatan jelek, dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad 5/153).<br />
Hadits di atas menerangkan bahwa dosa-dosa kecil dapat dihapus dengan mengerjakan amalan yang baik dan benar. Dosa yang sudah berjangkit di kalangan masyarakat ini sangatlah banyak dan juga mereka menganggapnya itu hal biasa dan lumrah.<br />
Hal yang demikian tidak bisa ditinggalkan karena gunung yang begitu besar terdiri dari kerikil-kerikil kecil, jika dosa kecil ditumpuk maka akan menjadi besar seperti gunung.<br />
Jama’ah Jum’at rahimakumullah<br />
Banyak sekali amalan yang dapat menjerumuskan ke dalam dosa dengan tidak terasa, tidak sengaja atau kita pernah menyaksikan atau melakukannya.<br />
Di antaranya adalah:<br />
1. Meratapi Jenazah<br />
Kematian pasti akan terjadi pada setiap makhluk yang bernyawa, namun yang ditinggal mati apakah bisa bersabar ataukah tidak? Salah satu kemungkinan besar yang dilakukan oleh manusia, jika ditinggal mati oleh orang yang dicintainya adalah meratapi jenazah. Misalnya dengan menangis sejadi-jadinya, berteriak-teriak sekeras-kerasnya, memukuli muka sendiri, mengoyak-ngoyak baju, menggunduli rambut, menjambak-jambak atau memotongnya. Semua perbuatan tersebut menunjukkan ketidakrelaan terhadap taqdir, disamping menunjukkan tidak sabar terhadap musibah.<br />
Nabi Muhamamad Shallallaahu alaihi wa Salam mengecam orang yang melakukan ratapan berlebihan kepada mayit.<br />
Dan Dari Abdullah bin Mas ‘ud Radhiallaahu anhu meriwayatkan:<br />
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُوْدَ وَشَقَّ الْجُيُوْبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ. (رواه البخاري، انظر فتح الباري 3/163).<br />
“Tidak termasuk golongan kami yang menampar pipi, merobek-robek baju dan yang meratap dengan ratapan jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari, Fathul Bary 3/163).<br />
Sedih dan berduka cita atas kepergian orang yang dicintai adalah wajar namun tidak boleh berlebihan sebagaimana hal yang di atas tadi. Bersabar dan menerima terhadap musibah adalah lebih baik dan lebih mulia karena semuanya terjadi atas kehendak Allah Subhannahu wa Ta'ala . Dan ini semua telah digariskan olehNya sehingga manusia tinggal menjalani apa yang sudah menjadi ketentuannya.<br />
2.Menginjak Dan Duduk Di atas Kuburan<br />
Ketika mengiring jenazah atau berziarah kubur, sebagian orang ada yang tidak memperhatikan jalan yang mesti dilaluinya, sehingga disana sini menginjak-injak kuburan dengan tanpa rasa hormat sedikitpun kepada yang sudah meninggal.<br />
Dan yang menunggu pemakaman jenazah dengan seenaknya duduk di atas kuburan, pemandangan seperti ini sering terlihat di masyarakat, padahal Rasullah Shallallaahu alaihi wa Salam mengancam akan hal yang semacam itu.<br />
Abu Hurairah Radhiallaahu anha berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:<br />
لأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتَحْرِقُ ثِياَبَهُ فَتَخَلَّصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ. (رواه مسلم، 2/667).<br />
“Sungguh seseorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga terbakar bajunya hingga tembus ke kulitnya, hal itu lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.” (HR. Muslim 2/667).<br />
3.Mencari Berkah di Kuburan<br />
Kepercayaan bahwa para wali yang telah meninggal dunia dapat memenuhi hajat, serta membebaskan manusia dari berbagai kesulitan adalah syirik. Karena kepercayan ini, mereka lalu meminta pertolongan dan bantuan kepada para wali yang telah meninggal dunia. Padahal mereka meminta tolong kepada Allah dalam setiap shalatnya namun dalam prakteknya mereka meminta realisasinya kepada selain Allah.<br />
Firman Allah dalam Al-Qur’an:<br />
“Hanya kepadaMu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMu-lah kami meminta pertolongan.” (Al-Fatihah: 5).<br />
Termasuk dalam katagori menyembah kuburan adalah memohon kepada orang-orang yang telah meninggal, baik para nabi, orang-oarng shalih atau lainnya untuk mendapatkan syafa’at atau melepaskan diri dari berbagai kesukaran hidup.<br />
Sebagian mereka, bahkan membiasakan dan mentradisikan menyebut nama syaikh atau wali tertentu, baik dalam keadaan berdiri maupun duduk atau ketika ditimpa musibah atau kesukaran hidup.<br />
Di antaranya ada yang menyeru: Wahai Muhammad “. Ada lagi yang menyebut “Wahai Ali” Yang lainnya menebut: Wahai Syaikh” atau Wahai Syaikh Abdul Qadir Jaelani”, Kemudian ada yang menyebut: “Wahai Syadzali”. Dan masih banyak lagi sebutan lainnya.<br />
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-A’raaf: <br />
“Sesungguhnya orang-orang yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa dengan kamu”. (Al-A’raaf: 194).<br />
Sebagian penyembah kuburan ada yang berthawaf (menge-lilingi) kuburan tersebut, mencium setiap sudutnya ada juga yang mencium pintu gerbang kuburan dan melumuri wajahnya dengan tanah dan debu dari kuburan sebagian ada yang bersujud ketika memandangnya, berdiri didepannya dengan penuh khusyu, merendahkan diri dan menghinakan diri seraya mengajukan permintaan dan memohon hajat.<br />
Jamaah Jum’at Rahimakumullah<br />
Mencari berkah di kuburan tidaklah asing bagi sebagian orang lebih-lebih di masa sekarang ini dimana kebutuhan yang penting harus dipenuhi namun jalan untuk mengaisnya sangatlah sulit kemudian mereka memakai jalan pintas yaitu dengan bersemedi dan tafakur di kuburan dengan harapan akan dibukakan jalan baginya. Kemudian ada yang meminta sembuh dari sakit, mendapatkan keturunan, digam-pangkan urusannya dan tak jarang di antara mereka yang menyeru: Ya Sayyidy aku datang kepadamu dari negeri yang jauh maka janganlah engkau kecewakan aku “ Dan ada juga yang mengatakan “Ya Sayyidy aku ini adalah hamba yang hina dina dan engkau hamba yang mulia maka sampaikanlah hajat hamba kepada Tuhanmu”<br />
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:<br />
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyem-bah sembahan-sembahan selain Allah yang tidak dapat mengabulkan (do’a)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhati-kan do’a mereka.” (Al- Ahqaf: 5).<br />
Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam besabda:<br />
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُوْ مِنْ دُوْنِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ. (رواه البخاري).<br />
“Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah niscaya akan masuk kedalam Neraka” (HR. Al-Bukhari, 8/176).<br />
Sebagian mereka, mencukur rambutnya di pekuburan dan ada yang membawa buku yang berjudul: Manasikul Hajjil Masyahid” (Tata cara Beribadah Haji di Kuburan Keramat), sebelum mereka menunaikan ibadah haji ditanah suci Mekkah, mereka terlebih dahulu menunaikan haji di Tanah Pekuburan Keramat.<br />
jamaah Jum’at yang berbahagia<br />
Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa fitnah kuburan dan mayit telah menjadi tradisi dan adat bagi masyarakat kita sekarang ini.<br />
Dan oleh sebab itu kami mengajak saudara-saudara kaum Muslimin untuk bersama-sama meninggalkan hal tersebut dengan penuh keikhlasan kepada Allah. Dan kita meminta kepada Allah semoga saudara-saudara kita yang masih melakukan hal itu dapat dibukakan pintu hatinya untuk menerima kebenaran.<br />
Akhiru da’wana ‘anil hamdu lillahi rabbil ‘alamin.<br />
<br />
9<br />
Peristiwa Hari Akhir<br />
Oleh: Abu Adam Al-Khoyyat (Hartono)<br />
Hadirin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah<br />
Hendaknya seorang Muslim senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita semua, baik nikmat keimanan, kesehatan dan keluangan waktu sehingga kita bisa melaksanakan kewajiban kita menunaikan shalat Jum’at. Dan hendaklah kita berhati-hati agar jangan sampai menjadi orang yang kufur kepada nikmat Allah. Allah berfirman:<br />
“Jikalau kalian bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kalian mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya siksaku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).<br />
Demikian pula kami wasiatkan untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dalam segala keadaan dan waktu. Takwa, sebuah kata yang ringan diucapkan akan tetapi tidak mudah untuk diamalkan.<br />
Ketahuilah, wahai saudaraku rahimakumullah, tatkala Umar bin Khaththab Radhiallaahu anhu bertanya kepada shahabat Ubay bin Ka’ab Radhiallaahu anhu tentang takwa, maka berkatalah Ubay: “Pernahkah Anda berjalan di suatu tempat yang banyak durinya?” Kemudian Umar menjawab: “Tentu” maka berkatalah Ubay: “Apakah yang Anda lakukan”, berkatalah Umar: “Saya sangat waspada dan hati-hati agar selamat dari duri itu”. Lalu Ubay berkata “Demikianlah takwa itu” (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1, hal. 55).<br />
Demikianlah takwa yang diperintahkan oleh Allah dalam kitabNya yakni agar kita senantiasa waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan keseharian kita, dan juga dalam ucapan-ucapan kita, oleh karena itu janganlah kita berbuat dan berucap kecuali berdasarkan ilmu.<br />
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.<br />
Hendaklah kita bersegera mencari bekal guna menuju pertemuan kita dengan Allah karena kita tidak tahu kapan ajal kita itu datang. Dan Allah berfirman:<br />
“Dan berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baraqah:197).<br />
Ketahuilah wahai saudaraku rahimakumullah.<br />
Manusia setapak demi setapak menjalani tahap kehidupan-nya dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Tahap-tahap tersebut harus dijalani sampai akhirnya nanti kita akan menemui alam akhirat tempat kita memperhitungkan amalan-amalan yang telah kita lakukan di dunia. Maka tatkala kita mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang memberitakan tentang ahwal (keadaan) hari Akhir, hendaklah hati kita menjadi takut, menangislah mata kita, dan menjadi dekatlah hati kita kepada Allah.<br />
Akan tetapi bagi orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah tatkala disebut kata Neraka, adzab, ash-shirat dan lain sebagainya seakan terasa ringan diucapkan oleh lisan-lisan mereka tanpa makna sama sekali. Na-uzu billahi min dzalik. Mari kita perhatikan firman Allah dalam surat Al-Haqqah ayat 25-29.<br />
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya maka dia berkata; “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini) dan aku tidak mengetahui apakah hisab (perhitungan amal) terhadap diriku. Duhai seandainya kematian itu adalah kematian total (tidak usah hidup kembali). Hartaku juga sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku, kekuasaanku pun telah lenyap dari-padaku”.(Al-Haqqah 25-29) <br />
Dalam ayat ini Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz IV hal 501, menerangkan bahwa ayat tersebut menggambarkan keadaan orang-orang yang sengsara. Yaitu manakala diberi catatan amalnya di padang pengadilan Allah dari arah tangan kirinya, ketika itulah dia benar-benar menyesal, dia mengatakan penuh penyesalan: ‘Andai kata saya tidak usah diberi catatan amal ini dan tidak usah tahu apakah hisab (perhitungan) terhadap saya (tentu itu lebih baik bagi saya) dan andaikata saya mati terus dan tidak usah hidup kembali.<br />
Coba perhatikan ayat selanjutnya:<br />
“Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api Neraka yang menyala-nyala kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta” (Al-Haqqah ayat 30-32).<br />
Bagi kaum beriman yang mengetahui makna yang terkandung dalam ayat tersebut, menjadi tergetarlah hatinya, akan menetes air mata mereka, terisaklah tangis mereka dan keluarlah keringat dingin di tubuh mereka, seakan mereka saat itu sedang merasakan peristiwa yang sangat dahsyat. Maka tumbuhlah rasa takut yang amat mendalam kepada Allah kemudian berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang-orang yang celaka seperti ayat di atas.<br />
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah.<br />
Sesungguhnya manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dan akan dikumpulkan menjadi satu untuk mempertanggungjawab-kan diri mereka. Allah berfirman:<br />
“Dan dengarkanlah pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat, yaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari kubur)” (Qaf: 41-42).<br />
Juga Allah berfirman dalam surat Al-Muthaffifin: 4-7.<br />
“Tidakkah orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada hari yang besar, (yaitu) hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam”.<br />
Dan manusia dibangkitkan dalam keadaan حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً (mereka tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan), sebagaimana firman Allah:<br />
“Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulangnya (mengembalikannya)” (Al-Anbiya:104).<br />
Manusia akan dikembalikan secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun, dikembalikan dalam keadaan demikian bercampur dan berkumpul antara laki-laki dan perempuan. Dan tatkala Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam menceritakan hal itu kepada ‘Aisyah Radhiallaahu anha maka berkatalah ia: “Wahai Rasulullah antara laki-laki dan perempuan sebagian mereka melihat kepada sebagian yang lain?”, kemudian Rasulullah berkata:<br />
اْلأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ.<br />
“Perkara pada hari itu lebih keras dari pada sekedar sebagian mereka melihat kepada sebagian lainnya.” (Hadits shahih riwayat Al-Bukhari nomor 6027 dan Muslih nomor 2859 dari hadits ‘Aisyah Radhiallaahu anha ).<br />
Pada hari itu laki-laki tidak akan tertarik kepada wanita dan sebaliknya, sampai seseorang itu lari dari bapak, ibu dan anak-anak mereka karena takut terhadap keputusan Allah pada hari itu. Sebagaimana firman Allah:<br />
“Pada hari ketika manusia lari dari saudara-saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istrinya dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang sangat menyibukkan”. (Q.S. Abasa: 34-37).<br />
Demikianlah peristiwa yang amat menakutkan yang akan terjadi di akhirat nanti, mudah-mudahan menjadikan kita semakin takut kepada Allah.<br />
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.<br />
Khutbah Kedua<br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَمَّا بَعْدُ؛<br />
Dari mimbar Jum’at ini kami sampaikan pula bahwasannya pada hari Akhir nanti matahari akan didekatkan di atas kepala-kepala sehingga bercucuran keringat mereka sehingga sebagian mereka akan tenggelam oleh keringat-keringat mereka sendiri, akan tetapi hal itu tergantung dari apa yang telah mereka perbuat di dunia.<br />
Imam Muslim meriwayatkan dalam hadits yang shahih nomor 2864 dari hadits Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallaahu anhu , berkata: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:<br />
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، فَيَكُوْنُ النَّاُس عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ.<br />
“Matahari akan didekatkan pada hari Kiamat kepada para makhluk sampai-sampai jarak matahari di atas kepala mereka hanya satu mil, maka manusia mengeluarkan keringat tergantung amalan-amalan mereka. Di antara mereka ada yang mengeluarkan keringat sampai mata kakinya dan ada yang sampai lututnya, ada juga yang sampai pinggangnya dan ada yang ditenggelamkan oleh keringat mereka.” Dan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam memberi isyarat dengan tangannya ke mulutnya.<br />
Dan seandainya ada yang bertanya “bagaimana itu bisa terjadi sedangkan mereka berada pada tempat yang satu?” Maka Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullaah menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut: “Ada sebuah kaidah yang hendaknya kita berpegang kepada kaidah itu, yaitu bahwa perkara ghaib, wajib bagi kita untuk mengimaninya dan membenarkannya tanpa menanyakan bagaimananya, karena perkara tersebut berada diluar jangkauan akal-akal kita, kita tidak mampu mengetahui dan meng-gambarkannya.<br />
Demikianlah sebagian peristiwa di hari Akhir dan masih banyak lagi peristiwa yang akan kita alami yang hal itu akan menggetarkan hati bagi orang-orang Mukmin dan menjadikan mereka semakin takut kepada Allah. <br />
<br />
10<br />
Antara Sunnah, Bidah Dan Taklid<br />
Oleh: Iwan Sutedi<br />
Ikhwan fillah rahimakumullah.<br />
Merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk menuntut ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah agar kita dapat meghindari dan menolak syubhat di dalam memahami dien Islam ini. Telah kita sepakati bersama bahwa hanya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah kita dapat selamat dan tidak akan tersesat.<br />
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:<br />
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ.<br />
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan sesat selama-lamanya yaitu: Kitabullah dan sunnah NabiNya”. (Hadist Riwayat Malik secara mursal (Al-Muwatha, juz 2, hal. 999).<br />
Syaikh Al-Albani mengatakan dalam bukunya At-Tawashshul anwa’uhu wa ahkamuhu, Imam Malik meriwayatkan secara mursal, dan Al-Hakim dari Hadits Ibnu Abbas dan sanadnya hasan, juga hadist ini mempunyai syahid dari hadits jabir telah saya takhrij dalam Silsilah Ahadits As-Shahihah no. 1761).<br />
Adakah pilihan lain agar kita termasuk dalam orang-orang yang selamat dan agar umat Islam ini memperoleh kejayaan lagi selain mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salafus Shalih? tentu tidak ada, karena sebenar-benar ucapan adalah Kalamullah, sebaik-baik petunjuk adalah sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dan sebaik-baik generasi adalah generasi sahabat yang telah Allah puji dan Allah ridhai.<br />
Suatu kebahagiaan kiranya jikalau kita termasuk dalam golongan yang selamat, golongan Tha’ifah Manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan) dari Allah.<br />
Ikhwan fillah rahimakumullah<br />
Kebanyakan ummat Islam, kini terjebak dalam taklid buta. Terkadang suatu anjuran untuk mengikuti dan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah serta memalingkan jiwa dari selain keduanya dianggap sebagai seruan yang mengajak kepada pelecehan pendapat para ulama dan menghalangi untuk mengikuti jejak para ulama atau mengajak untuk menyerang perkataan mereka. Padahal tidak demikian yang dimaksudkan, bahkan harus dibedakan antara mengikuti Nabi semata dengan pelecehan terhadap pendapat para ulama. Kita tidak boleh mengutamakan pendapat seseorang di atas apa yang telah dibawa oleh beliau dan tidak juga pemikirannya, siapapun orang tersebut. Apabila seseorang datang kepada kita membawakan suatu hadits, maka hal pertama yang harus kita perhatikan adalah keshahihan hadits tersebut kemudian yang kedua adalah maknanya. Jika sudah shahih dan jelas maknanya maka tidak boleh berpaling dari hadits tersebut walaupun orang disekeliling kita menyalahi kita, selama penerapannya juga benar.<br />
Para Imam ulama salaf yang dijadikan panutan umat, mencegah para pengikutnya mengikuti pendapat mereka tanpa mengetahui dalilnya. Di antara ucapan Abu Hanifah: “Tidak halal bagi seseorang untuk mengambil pendapat kami sebelum dia mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Kemudian:<br />
“Bila saya telah berkata dengan satu pendapat yang telah menyalahi kitab Allah ta’ala dan sunah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam , maka tinggalkanlah pendapatku.”<br />
Sedangkan mayoritas ummat Islam sekarang ini mereka berkata, “Ustadz saya berkata.”<br />
Padahal sudah datang kepada mereka firman Allah dalam surat Allah Hujarat ayat 1:<br />
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya.”<br />
Ibnu Abbas berkata. “Hampir-hampir saja diturunkan atas kalian batu dari langit. Aku mengataklan kepada kalian,” Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, tetapi kalian mengatakan, Abu Bakar berkata, Umar berkata.”<br />
Firman Allah dalam surat 7 ayat 3:<br />
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padaNya).”<br />
Kemudian salah satu penyakit umat Islam sekarang ini disamping taklid buta adalah banyaknya para pelaku bid’ah. Dan di antara sebab-sebab yang membawa terjadinya bid’ah adalah:<br />
1. Bodoh tentang hukum agama dan sumber-sumbernya<br />
Adapun sumber-sumber hukum Islam adalah Kitabullah, sunnah RasulNya dan ijma’ dan Qiyas. Setiap kali zaman berjalan dan manusia bertambah jauh dari ilmu yang haq, maka semakin sedikit ilmu dan tersebarlah kebodohan. Maka tidak ada yang mampu untuk menentang dan melawan bi’dah kecuali ilmu dan ulama. Apabila ilmu dan ulama telah tiada dengan wafatnya mereka, bi’dah akan mendapatkan kesempatan dan berpeluang besar untuk muncul dan berjaya dan tokoh-tokoh bid’ah bertebaran menyeret umat ke jalan sesat.<br />
2. Mengikuti hawa nafsu dalam masalah hukum<br />
Yaitu menjadikan hawa nafsu sebagai sumber segalanya dengan menyeret/membawa dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk mendukungnya, dalil-dalil tersebut dihukumi dengan hawa nafsunya. Ini adalah perusakan terhadap syari’at dan tujuannya.<br />
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiar-kan sesat) ...” (Al-Jatsiyah: 23).<br />
3. Fanatik buta terhadap pemikiran-pemikiran orang tertentu<br />
Fanatik buta terhadap pemikiran orang-orang tertentu akan memisahkan antara seorang muslim dari dalil dan al-haq. Inilah keadaan orang-orang yang fanatik buta pada zaman kita sekarang ini, Mayoritas terdiri dari pengikut sebagian madzhab-madzab, sufiyyah dan quburiyyun (penyembah-penyembah kuburan), yang apabila mereka diseru untuk mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah, mereka menolaknya. Dan mereka juga menolak apa-apa yang menyelisihi pendapat mereka. Mereka berhujah dengan madzab-madzab, syaikh-syaikh, kiyai-kiyai, bapak-bapak nenek moyang mereka. Ini adalah pintu dari sekian banyak pintu-pintu masuknya bid’ah ke dalam agama Islam ini.<br />
4. Ghuluw (berlebih-lebihan)<br />
Contoh dari point ini adalah madzab khawarij dan syi’ah. Adapun khawarij, mereka ghuluw berlebihan dalam memahami ayat-ayat peringatan dan ancaman. Mereka berpaling dari ayat-ayat raja’ (pengharapan), janji pengampunan dan taubat sebagaimana Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ...” (An-Nisa’: 48,116).<br />
5. Tasyabuh dengan kaum kuffar<br />
Tasyabbuh (menyerupai) kaum kuffar adalah sebab yang paling menonjol terjatuhnya seorang kedalam bid’ah. Hal ini pulalah yang terjadi di zaman kita sekarang ini. Karena mayoritas dari kalangan kaum Muslimin taqlid kepada kaum kuffar pada amal-amal bid’ah dan syirik. Seperti perayaan-perayaan ulang tahun (maulid) dan mengadakan hari-hari atau minggu-minggu khusus dan perayaan serta peringatan bersejarah (menurut anggapan mereka) seperti: peringatan Maulid Nabi. Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an dan yang lainnya adalah meyerupai peringatan-peringatan kaum kuffar.<br />
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.<br />
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk mereka”. (Abu Dawud).<br />
6. Menolak bid’ah dengan bid’ah yang semisalnya atau bahkan yang lebih rusak<br />
Contohnya ialah kaum Murji’ah, Mu’tazilah, Musyabibhah dan Jahmiyyah. Kaum Murji’ah memulai bid’ahnya dalam mensikapi orang-orang yang dizamannya, mereka berkata: “Kita tidak menghakimi mereka dan kita kembalikan urusannya kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala ”. Hingga akhirnya mereka sampai pada pendapat bahwa maksiat tidak me-mudharat-kan iman, sebagaimana tidak berfaedah ketaatan yang disertai kekufuran. Al-Baghdadi berkata: “Mereka dinamakan Murji’ah karena mereka memisahkan amal dari keimanan.”<br />
Demikianlah, para ahlul bid’ah menjadikan kebid’ahan-kebid’ahan yang mereka lakukan sebagai satu amalan ataupun suatu sunnah, sedangkan yang benar-benar sunnah mereka jauhi. Padahal sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:<br />
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.<br />
“Barangsiapa mengajarkan suatu amalan yang tidak ada keterangannya dari kami (Rasulullah), maka dia itu tertolak.” (Hadist riwayat Muslim).<br />
Ihwan fillah rahimakumullah<br />
Oleh karena itu jika kita mempelajari seluk beluk taqlid, kemudian kita pelajari hakekat kebid’ahan niscaya kita tahu bahwa ternyata antara bid’ah dan taqlid mempunyai hubungan yang sangat erat sekali. Jika kita perhatikan perbuatan bid’ah niscaya kita akan mengetahui bahwa pelakunya adalah seorang muqallid. Dan kalau kita melihat seorang muqallid, niscaya kita lihat bahwa dia tenggelam dalam kebid’ahan, kecuali bagi mereka yang dirahmati oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Berikut ini ada beberapa sebab yang menunjukkan bahwa taqlid itu mempunyai hubungan yang erat dengan bid’ah.<br />
Muqallid tidak bersandar dengan dalil dan tidak mau melihat dalil; jika dia bersandar pada dalil, maka dia tidak lagi dinamakan muqallid. Demikian pula mubtadi’, diapun dalam melakukan kebid’ahan tidak berpegang dengan dalil karena kalau berpegang dengan dalil maka ia tidak lagi dinamakan dengan mubtadi’ karena asal bid’ah adalah mengadakan sesuatu hal yang baru tanpa dalil atau nash.<br />
Taqlid dan bid’ah adalah tempat ketergelinciran yang sangat berbahaya yang menyimpangkan seseorang dari agama dan aqidah. Karena dua hal tersebut akan menjauhkan pelakunya dari nash Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan sumber kebenaran.<br />
Taqlid dan bid’ah merupakan sebab utama tersesatnya umat terdahulu. Allah Subhannahu wa Ta'ala menceritakan dalam Al-Qur’an tentang Bani Isra’il yang meminta Musa Alaihissalam untuk menjadikan bagi mereka satu ilah dari berhala, karena taqlid kepada para penyembah berhala yang pernah mereka lewati.<br />
FirmanNya:<br />
“Dan kami seberangkan Bani Israil keseberang lautan itu, maka setelah mereka sampai pada satu kaum yang telah menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah ilah (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa ilah (berhala)!. Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Ilah)! “sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan.” (Al- A’raf: 138-139).<br />
Sekalipun Nabi Musa Alaihissalam melarang dan mencerca mereka dan mereka mengetahui bahwa arca itu hanyalah bebatuan yang tidak memberi manfaat dan mudlarat, tetapi mereka tetap membikin patung anak sapi dan menyembahnya.<br />
Hal ini disebabkan karena taqlid yang sudah menimpa diri mereka. Ayat ini sangat jelas menunjukkan bahaya taqlid dan hubungannya yang sangat erat dengan kebid’ahan bahkan dengan kesyirikan dan kekufuran. Hal inilah yang merupakan sebab kesesatan Bani Isra’il dan umat lainnya, termasuk sebagian besar ummat Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam .<br />
Terakhir adalah bagaimana cara kita untuk keluar dari bid’ah ini<br />
Jalan keluar dari bid’ah ini telah di gariskan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dalam banyak hadits. Dan satu di antaranya adalah berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salafus Shahih, , karena mereka adalah orang yang paling besar cintanya kepada Allah dan RasulNya, paling kuat ittiba’nya, paling dalam ilmunya, dan paling luas pemahamannya terhadap dua wahyu yang mulia tersebut. Dengan cara ini seorang muslim mampu berpegang teguh dengan agamanya dan bebas dari kotoran yang mencemari dan terhindar dari semua kebid’ahan yang menyesatkan.<br />
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua dan kepada saudara-saudara kita yang terjerumus dan bergelimang di dalam kebid’ahan. Mudah-mudahan pula Allah menambah ilmu kita, menganugrahkan kekuatan iman dan takwa untuk bisa tetap istiqomah di atas manhaj yang hak dan menjalani sisa hidup di jaman yang penuh fitnah ini dengan bimbingan syari’at Muhammadiyah (syariat yang dibawa oleh Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam ), sampai kita bertemu Allah dengan membawa bekal husnul khatimah.<br />
Amin ya Rabbal Alamin.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-61324924200496564962011-12-15T19:39:00.001-08:002011-12-15T19:39:44.311-08:00pidato arabKhotbah Tentang Akhlak<br />
<br />
Teman-teman kami punya teks khotbah tentang akhlak versi arab neh, untuk liat teksnya silahkan klik<br />
<br />
خطبة الحث على حسن الخلق<br />
<br />
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا. اللهم إنا نسألك أن تهدينا لأحسن الأخلاق، لا يهدي لأحسنها إلا أنت، وأصرف عنا سيئها لا يصرف عنا سيئها إلا أنت. أما بعد أيها الأخوة في الله: فإن الله عز وجل لما امتدح نبيه r في كتابه الكريم قال: ] وإنك لعلى خلق عظيم [ وقال تعالى في مدح فريق من المؤمنين: ] والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين [ وكل هذا مدح لحسن الخلق، وإعلاء لقدره ومرتبه.. لذا قال أنس بن مالك t: ” كان رسول الله r أحسن الناس خلقاً ” متفق عليه. وقال t: ولقد خدمت رسول الله r عشر سنين فما قال لي قط: أفّ، ولا قال لشيء فعلته: لم فعلته؟ ولا لشيءٍ لم أفعله: ألا فعلت كذا؟. متفق عليه. وقال r: “ما من شيء أثقل في ميزان العبد المؤمن يوم القيامة من حسن الخلق، وإن الله يبغض الفاحش البذيء “. رواه الترمذي عن أبي الدرداء. ولما سئل r عن أكثر ما يدخل الناس الجنة قال: ” تقوى الله وحسن الخلق “. ولما سئل عن أكثر ما يدخل الناس النار قال: ” الفم والفرج ” رواه الترمذي عن أبي هريرة. وقال r: ” أنا زعيم لبيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه ” رواه أبو داود عن أبي أمامة الباهلي وقال r: ” أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقاً”. وكان من دعائه r أن يقول:” اللهم اهدني إلى أحسن الأخلاق، لا يهدي لأحسنها إلا أنت، واصرف عني سيئها، لا يصرف عني سيئها إلا أنت “. رواه مسلم عن علي. وأول من يتضرر بسوء الخلق هو صاحبه، لما يلاقيه من بغض الناس له وكراهيتهم مصاحبته، قال الحسن البصري رحمه الله: ” من ساء خُلُقُـه عذّب نفسه”، وقال الفضيل بن عياض :” لأن يصحبني فاجر حسن الخلق أحب إلي من أن يصحبني عابد سيء الخلق”. وصحب ابن المبارك رجلاً سيئ الخلق في سفر فكان ابن المبارك يحتمله ويداريه، فلما فارقه بكى ابن المبارك فقيل له: ما يبكيك؟ فقال: بكيتُه رحمةً به، فارقته وخلقه السيئ لم يفارقه. وحسن الخلق يرفع صاحبه في الدنيا ويرزقه محبة الناس واحترامهم، ويرفع درجته في الآخرة ويثقل ميزان عمله الصالح، قال r:” إن الرجل ليدرك بحسن خلقه درجة الصائم القائم “. نسأل الله تعالى أن يزين أخلاقنا ويكسونا حلة الإيمان إلى يوم نلقاه، أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين.. الخطبة الثانية الحمد لله الولي الحميد، الفعال لما يريد، أحمده سبحانه وأشكره وعد من شكره بالمزيد، وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله. صلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وصحبه، والتابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين وسلم تسيلماً كثيراً. أما بعد، أيها الأخوة في الله: تكلم بعض العلماء بكلام جامع بيّن فيه حقيقة حسن الخلق فقال: هو أن يكون الرجل كثير الحياء، قليل الأذى، كثير الصلاح، صدوق اللسان، قليل الكلام، كثير العمـل، قليل الزلل، قليل الفضول، براً وصولاً، وقوراً صبوراً رضياً حليماً، رفيقاً عفيفاً شفيقاً، لا لعاناً ولا سباباً ولا نماماً ولا مغتاباً، ولا عجولاً ولا حقوداً، ولا بخيلاً ولا حسوداً، بشاشًا هشاشاً، يحب في الله، ويبغض في الله، ويرضى في الله، ويغضب في الله، فهذا هو حسن الخلق. وقال ابن المبارك رحمه الله: حسن الخلق: طلاقة الوجه، وبذل المعروف، وكفّ الأذى، وقال الحسن البصري: حسن الخلق: بسط الوجه وبذل الندى وكف الأذى. وحسن الخلق أيها الأخوة الكرام: قد ذهب والله بخيري الدنيا والآخرة. ففي الدنيا يحبه الناس ويقدرونه ويحترمونه ويوالونه، وفي الآخرة يثقل ميزانه ويجلب رضا الرحمن.. نسأل الله أن يهدينا لأحسن الأخلاق والأقوال والأفعال، وأن يصرف عنها لا يصرف عنا سيئها إلا هو. اللهم إنا نسألك من خيري الدنيا والآخرة، ونسألك المعافاة والعافية الدائمة، ونسألك أن تجعلنا أحب عبادك إليك يا ذا الجلال والإكرام، ( اللهم اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا لا للذين آمنوا واغفر ربنا إنك رؤوف رحيم). اللهم وأصلح أحوال المسلمين.. أقم الصلاة.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-76280756352715553892011-12-15T19:36:00.001-08:002011-12-15T19:36:06.640-08:00> tek pidapo bahasa Arabteks pidato bahasa arab "konsep pendidiksn dalam al quran"<br />
23:22 mupied at blog No comments<br />
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter<br />
<br />
<br />
مبادئ التربية في القرأن الكريم<br />
أحيكم تحية جميلة جمال روحكم وحارة حرارة شوقي نحو لديكم جميعا أيها الحبائب العظام والمشايخ الكرام<br />
أخص بتحية الحكماء التى تقوم مقام شأنها حق الأداء ولعل الله جعلكم خير من أحكم بما أنزل الله فهو خير الحاكمين<br />
أحيكم تحية زكية وسلاما عاطرا عليكم أيا رئيس الجلسة ويا أيها الحاضرون الأعزاء.<br />
القرأن الكريم هو الكتاب الذى أنزل لأمة رسول الله محمد صلى الله عليه وسلم، فجعله المسلمون طريقة نمط الحياة البشرية ، ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين و رحمة للعالمين، الكتاب الذى يحتوى على مبادئ أساسية ويحيط الفروع العديدة من الوجوه التى لا تزاح عروتها الوثقى عن الحياة البشرية، نزل القران وظيفيا لحل المسائل الموجودة فى أنحاء العالم، منها المسئلة التى لن تنعزل عن تداول البحوث العامة وهي المسئلة التى تتعلق بالتربية والتعليم، لذلك أيها الحاضرون الأحباء في هذه المناسبة الكريمة لن أقوم بين لديكم جميعا إلا أن ألقي لكم خطابة عربية متعلقة بمبادئ التربية في القرأن.<br />
أيها المستمعون الكرام<br />
قد مر بنا أيام بعد أيام وأعوام بعد أعوام، وفي كل ممر الدهور والتاريخ الإنساني أن ثبت القرأن بأصلته المحفوظة ، وإن اقترن بازدهار العصور الحديثة، ومن وسائل أصلة القرأن أن يشير على اهتمام أهمية التربية، إذن حين يدرس القرأن دراسة عميقة فوجدنا المبادئ الأساسية التربوية. ولابد من أن نجعلها طريقة هنيئة لتطور جودة التربية العلمية والعملية،<br />
أيها الحاضرون المحبوبوون<br />
في يومنا المعاش نجد صيغة التربية المتعددة في العالم ومن أهمها صيغة التربية الإسلامية ، ففي الإسلام أنها ليست إلا أن تؤدى بحد الأوقات المعينة فحسب، بل أنها مؤدة ومقامة طالما الحياة، فاعلموا أيها الحاضرون لن تتقدم البلاد إن كان مواطنها جهلاء سفهاء، ومتى ترعرعت الأمة دون تطور طاقة قوادها وعمودها السافلة؟ كيف يفكر القواد الأمة وليس لهم علوم ومعرفة؟ كلا...<br />
لذلك أيها الحاضرون الأحباء<br />
رفع الله منازل العلم فوق كل شيء، جعل الله إدريس عليه السلام بدروسه نحو العلم فى الجنة نبيا ورسولا، واتخذ الله سليمان ملكا غنيا ورسولا نبيا بماذا أيها الإخوان؟ فطبعا بعلمه ومعرفته، أيد الله بهذا في قوله ".....يرفع الله الذين أمنوا منكم و الذين أوتوا العلم درجات" و اعلموا أيها الحاضرون... أن أظهرت العلوم و المعارف على الخير و السوء، إن لكم فيها نعمة ونقمة، رحمة وفتنة. كم رأينا من جهابذة العلماء العلامة هم يفضلون ويعظمون عقولهم المتناهية ، ويهملون الله تعالى أعلم ما لا يعلمون، ينسون حقيقة الإلهية ويغفلون عن ضعف أنفسهم ويسهون طريق الحق ،يعتقدون عقولهم و كأنها منبع من منابع علومهم مجردة مع أن أفهامنا بائقة لا قيمة لها. فلذلك لابدّ من الوسيلة من أن نجعل رائجة ثمينة و تلك الوسيلة هي القرأن الكريم.<br />
وبهذا حبذ القرأن حق التحبيذ بوجود امتساك التوازن بين التربية الدنياوية والأخروية حيث قال تعالى " ومنهم من يقول ربنا أتنا في الدنيا حسنة و في الأخرة حسنة وقنا عذاب النار، الأية .<br />
لذلك أيها الحاضرون رحمكم الله، اثبتوا على عزومكم حزم القرأن الكريم ودققوا بحوثه عماق الإمكان، فوجدتم منه طول الإطمئنان وتثبيت صحته الحقيقة . لأن في دستور المسلمين الذي هو القرأن الكريم علوم سرية ورفاهية مكتومة. تحتاج إلى الدقة والبيان.فلا توله على السيئة والضلالة، واجعلواه وسيلة سعادتنا الدنياوية والأخروية ، وحي على مداومة التدبر وتعود معانيه التى لاتحصى عجائبها.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-61421920794040798422011-12-15T19:05:00.001-08:002011-12-15T19:05:09.803-08:00blog pesanterhttp://pontrenaan.blogspot.com/2011/11/doa-akhir-dan-awal-tahun.htmlUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-65044154881462023382011-12-15T19:03:00.000-08:002011-12-15T19:03:35.394-08:00> Do'a Akhir dan Awal TahunSebentar lagi insya Allah akan kita tinggalkan tahun 1432 H. dan akan kita masuki tahun baru 1433 H. Untuk itu, ada ajaran do'a khusus di akhir tahun dan awal tahun. Do'a akhir tahun sebaiknya di amalkan setelah sholat ashar, hari terakhir bulan Dzul Hijjah, sedangkan Do'a awal tahun di amalkan setelah Sholat Maghrib.<br />
<br />
<br />
دعاء اخير تهون<br />
<br />
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ<br />
<br />
Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.<br />
Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.<br />
Ya Alloh ! Apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada MU, maka sungguh aku mohon ampun kepada MU, ampunilah aku !<br />
Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada MU ya Alloh, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari MU, wahai Dzat Yang Maha Pemurah!<br />
Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.<br />
<br />
دعاء اول تهون<br />
<br />
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
<br />
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ<br />
<br />
Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.<br />
Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau.<br />
Ya Alloh ! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba : kami mohon kepada MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!<br />
Semoga Alloh selalu melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau. Semoga Alloh mengabulkan permohonan kami.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-67515974997928489602011-12-15T18:59:00.001-08:002011-12-15T18:59:36.702-08:00> sunnah2. SUNNAH Dasar Hukum islam Kedua setelah Al-Qur'an<br />
<br />
a. Arti sunnah : <br />
Sunnah menurut bahasa ialah perjalanan , pekerjaan atau cara.<br />
Sunnah menurut Hukum yang dimaksud itilah syara ialah perkataan nabi Muhammad saw , perbuatannya, dan keterangannya yaitu sesuatu yang dikatakannya atau diperbuat oleh sahabat dan ditetapkan oleh nabi tiada ditegurnya suatu bukti bahwa perbuatan shahabat tersebut tidak dilarang hukumnya<br />
<br />
b. Pembagian sunnah :<br />
Sunnah itu dibagi menjadi tiga :<br />
1. Sunnah Qauliyah ( sabda-sabda Rasul )<br />
2. Sunnah Fi’liyah (perbuatan Rasul)<br />
3. Sunnah Taqririyah (diamnya Rasulullah atas ucapan atau perbuatan Shahabat)<br />
Sunnah Qauliyah ( sabda-sabda Rasul ) : ialah Perkataan Nabi Muhammad swa yang menerangkan hukum-hukum agama dan maksud isi kandungan Al-qur’anserta beisi peradaban , Hikmah, Ilmu pengetahuandan juga menganjurkan ahlak yang Mulia Sunnah Qauliyah ( sabda-sabda Rasul ) ini dinamakan juga Hadits Nabi<br />
Sunnah Fi’/iyah : ialah perbuatan Nabi saw yang menerangkan tata cara pelaksanaan ibadah. Contohnya = Shalat dan sebagainya.<br />
Sunnah Taqririyah : ialah bila Nabi saw mendengarkan ucapan sahabat atau melihat shahabatnya melakukan sesuatu lalu dibiarkan dan tiada ditegurNya, maka hal demikian ini dinamai Sunnah ketetapan Nabi /Taqrir<br />
b. Sunnah itu menjadi Hujjah dan mempunyai Dua Funsi :<br />
1. Menjelaskan maksud ayat-ayat Al-qur’an<br />
2. Bediri sendiri dalam menentukan sebagian dari pada beberapa hukum.<br />
<br />
Menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana tercantum dalam surah An-Nahl ayat 44 :<br />
<br />
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ<br />
<br />
Artinya: keterangan-keterangan (mukjizat) dankitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an,agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yangtelah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,<br />
<br />
Demikianlah, karena sebagian ayat-ayat Aql-Qur'an yang mengandung hukum masih merupakan garis besarnya, sedang untuk memahami lebih jelasnya diperlukan keterangan dari Nabi Muhammad saw,<br />
contohnya perintah Shalat dan Zakat dalam Al-Qur'an masih merupakan perintah mengerjakan, dan mengeluarkan , sedang cara melaksanakan dan tatacara shalat dan zakat tidak dijelaskan , maka untuk memberikan keterangan tentang pelaksanaannya diperlukan penjelasan Rasulullah saw.<br />
• Berdiri sendiri didalam menentukan sebagian daripada beberapa hukum : seperti adakalanya didalam Al-qur’an tidak kita dapati hukum suatu hal yang disebut oleh Rasulullah saw. Contohnya tentang haramnya binatang yang berkuku tajam . kedudukan hadits /sunnah menyendiri mengatur hukum syara secara Qur’qn sabagai mana sabda Rasulullah saw ;<br />
yang artinya : Ingatlah bahwasanya saya sudah diberi Qur’an dan disertai dengan sebangsanya (sunnah) itu. (HR imam Abu Daud da Imam Turmudzi)<br />
<br />
Selanjutnya Firman Allah swt dalam surah Al-Hasyr ayat 7 : <br />
<br />
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ<br />
<br />
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.<br />
Dan surah An-Nisa ayat 80 :<br />
<br />
مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظا <br />
<br />
Artinya : Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka .<br />
Dengan demikian dapat kita ketahui , bahwa sunnah adalah merupakan hujjah kedua setelah Al-qur’an yang dapat dijadikan sumber hukum pula.<br />
<br />
** SUNNAH QAULIYAH<br />
<br />
Sunnah qauliyah sering juga disebut”khabar” dengan demikian Sunnah qauliyah dapat dinamakan Sunnah , Hadits, atau Khabar.<br />
Khabar pada umumnya terbagi tiga bagian :<br />
1) Yang pasti kebenarannya : seperti sesuatu yang datang dari Allah swt , RasulNya dan khabar yang diberikan dengan jalan mutawatir. <br />
2) Yang pasti tidak ada kebenarannya : yaitu pemberitaan tentang hal-hal yang tidak mungkin dibenarkan /diterima oleh akal seperti khabar mati dan hidup dapat berkumpul, karena setiap mahluk kalau mati berarti tidak hidup atau sebaliknya, ( tidak mungkin dan tidak masuk akal jika ada satu mahluk hidup juga mati ), atau khabar bertentangan dengan ketentuan syari’at seperti mengakui menjadi rasul atau nabi setelah Nabi Muhammad saw , yang tidak dapat membuktikan dengan mukjizat. <br />
3) Khabar yang tidak bias dipastikan kebenarannya atau bohongnya seperti Khabar yang samar / diragukan, karena kadang-kadang tidak dapat ditentukan mana yang kuat dalam kebenarannya atau kebohongannya, atau kadang-kadang kuat benarnya tetepi tidak pasti , seperti pemberitaan orang yang adil . dan kadang-kadang juga kuat bohongnya , tetapi tidak dapat dipastikan seperti pemberitaan orang fasiq.<br />
Khabar harus ditinjau dari sudut sanadnya , yaitu banyak atau sedikitnya orang yang meriwayatkannya, hal ini dapat di bagi dua bagian yaitu pertama khabar mutawatir, yang kedua khabar ahad. <br />
<br />
a) Kabar mutawatir dalam definisinya :<br />
ﺧﺒﺭ ﺠﻤﻊ ﻤﺤﺴﻭﺲ ﻴﻣﺘﻧﻊ ﺘﻮﺍﻄﺌﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻠﻜﺫﺐ ﻤﻦ ﺣﻴﺚ ﻜﺛﺮﺘﻬﻢ<br />
“ KHOBARU JAM’IN MAHSUSIN YAMTANI’U THAWATHU UHUM ‘ALAL KADZBI MIN HAITSU KATSRATIHIM “<br />
Artinya : Khabar yang diriwatkan oleh banyak orang tentang sesuatu yang dipercaya oleh pancaindranya yang menurut adat mereka tidak mungkin berbuat dusta disebabkan banyaknya jumlah mereka.<br />
Bagian Khabar/Hadits ini tingkatannya hamper disamakan dengan Al-qur’an , terutama mutawatir yang tidak ada hilafiahnya lagi dan yang sudah pasti kebenarannya dan keabsahannya.<br />
Yang dimaksud Khabar Mutawatir ialah Hadits yang diriwayatkan oleh golongan demi golongan sehingga dalam tingkatan semenjak dari Para shahabat , Tabi’in dan Tabi’ Tabi’in dan seterusnya , tidak kurang dari sepuluh orang yang mendengarkan atau meriwayatkan hingga sampai kepada rawi terakhir yang menyusun kitab hadits tersebut. Misalnya : Kitab Bukhari, kitab Muslim, Kitab Imam malik dan lain-lainnya.<br />
<br />
==> Ketentuan Khabar mutawatir :<br />
<br />
Ketentuan Khabar mutawatir harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :<br />
1. Mereka yang memberitahukan tersebut benar-benar mengetahui kenyataan dengan cara melihat atau mendengar sendiri .<br />
2. Jumlah orang-orangnya harus jumlah yang menurut adat tidak mungkin berbuat dusta /berbohong, tidak perlu dengan jumlah yang terbatas seperti 7 atau 12 orang, asal saja mampu memberikan pengetahuan ilmu Dharuri ( membuktikan dan menjelaskan secara fakta yang nyata).<br />
3. Mesti sama banyak Rawinya dari permulaan sanad-sanad sampai akhir sanadnya. Misalnya lapisan pertama 100 orang , dipertengahan sanadnya 90 orang dan diakhir sanadnya 100 orang . yang dimaksud persamaan banyak , bukan persamaan bilangan , maka masih dapat diterima Khabar mutawatir tersebut andaikan diantara lapisan-lapisan perawi terdapat kurang 2 atau 3 orang.<br />
Khabar mutawatir ini terbagi dua macam :<br />
1) Mutawati Lafdhi .<br />
2) Mutawatir Ma’nawi .<br />
<br />
* Mutawatir Lafdhi : ialah Mutawatir lafadh-lafadh Haditsnya sama atau hampir sama misalnya sabda Rasulullah saw :<br />
<br />
ﻤﻥ ﻜﺬ ﺐ ﻋﻠﻲ ﻣﺘﻌﻤﺪﺍ ﻔﻠﻴﺘﺒﻭﺃ ﻤﻗﻌﺪﻩ ﻤﻦﺍﻠﻨﺎﺭ<br />
"MAN KADZABA ‘ALAYYA MU’TAMIDAN FAL YATABAWWA’ MAQ’ADAHU MINANNARI"<br />
Artinya : Barang sia yang berdusta atas (nama) ku dengan sengaja , maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.<br />
<br />
Keterangan : <br />
Hadits ini diriwayatkan dari seratus orang sahabat Rasulullah saw. Dan lafadh-lafadhnya yang meriwayatkan hadits ini hampir semua sama sesuai dengan contoh tersebut diantaranya ada yang berbunyi sebagai berikut :<br />
<br />
ﻤﻥ ﺗﻗﻭﻞ ﻋﻠﻲ ﻤﺎﻠﻢﺍﻗﻞ ﻔﻠﻴﺘﺒﻭﺃ ﻤﻗﻌﺪﻩ ﻤﻦﺍﻠﻨﺎﺭ<br />
"MAN TAQAWWALA ‘ALYYA MALAM AQUL FAL YATABAWWA’ MAQ’ADAHU MINANNARI"<br />
Artinya : Barang siapa mengada adakan omongan atas namaku tentang sesuatu yang belum perna kukatan , maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari neraka. (HR. Ibnu Majjah) Ada lagi kalimat yang hampir sama sebagai berikut :<br />
ﻤﻥ ﻗﺎﻞ ﻋﻠﻲ ﻤﺎﻠﻢ ﺍﻗﻞ ﻔﻠﻴﺘﺒﻭﺃ ﻤﻗﻌﺪﻩ ﻤﻦﺍﻠﻨﺎﺭ<br />
"MAN QALA ‘ALYYA MALAM AQUL FAL YATABAWWA’ MAQ’ADAHU MINANNARI"<br />
Artinya : Barang siapa berkata atas namaku tentang sesuatu yang belum perna kukatan , maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari neraka. (HR. Al-Hakim)<br />
Hadits tersebut diatas telah diriwayatkan oleh puluhan para imam ahli hadits yang lafadhnya gak berbeda-beda tetapi semua maknanya sama <br />
<br />
* Mutawatir Maknawi : ialah yang didalam kalimat dan arti nya berbeda , tetapi dapat diambil dari kumpulannya satu arti yang umum, yakni satu makna dan tujuan.<br />
Contoh perbedaan-perbedaan riwayat namun makna dan tujuannya sama seperti shalat magrib tiga raka’at , sebagaimana telah diterangkan sebagai berikut :<br />
a) Satu riwayat menerangkan bahwa Nabi saw , shalat Maghrib dilakukan tiga raka’at dirumah (Fil khadhar) dinegri sendiri.<br />
b) Satu riwayat menunjukan bahwa dalam safar , Nabi saw melakukan Shalat Maghrib tiga raka’at<br />
c) Satu riwayat menerangkan bahwa Nabi saw telah melakukan shalat Maghrib tiga raka’at di Mekkah .<br />
d) Satu riwayat menerangkan bahwa Nabi saw telah melakukan shalat Maghrib tiga raka’at di Madinah.<br />
e) Satu riwayat menghabarkan bahwa para shahabat Nabi melakukan shalat maghrib tiga raka’at, dan diketahui oleh Nabi saw.<br />
Hadits tersebut diatas riwayatnya berbeda-beda tetapi maksudnya sama, yakni menerangkan bahwa salat maghrib itu tiga raka’at.<br />
<br />
==> Ketentuan Khabar Ahad : <br />
<br />
Khabar Ahad ialah : Hadits yang perawi-perawinya tidak mencapai syarat-syarat perawi hadits mutawatir jelasnya Khabar ahad adalah ghaer mutawatir, <br />
* Khabar ahad terbagi atas beberapa bagian ditinjau dari banyak atau sedikitnya yang meriwayatkannya diantaranya :<br />
a. Hadits Masyhur ialah Hadits yang diriwayatkan oleh setidaknya tiga perawi, meskipun hanya dalam satu tingkatan dan tidak mencapai derajat mutawatir<br />
b. Hadits 'Aziz ialah Hadits yang diriwatkan oleh dua sampai tiga perawi dalam masa/tingkatan itu.<br />
c. Hadits Gharib ialah Hadits yang diriwayatkan oleh seorang saja, baik diawal sanad atau dipertengahan sanad<br />
<br />
* Khabar Ahad jika ditinjau dari segi kuwalitasnya , yakni sifat - sifat orang yang meriwayatkannya maka terbagi Tiga bagian : <br />
1) Hadits Shahih ialah hadits yang memenuhi syarat-ayrat sebagai berikut :<br />
>> Sanadnya tidak terputus-putus.<br />
>> Orang yang meriwayatkannya bersifat adil sempurna ingatan dan catatannya (dlabith), tida suka berbuat Ganjil dihadapan orang banyak atau idak.<br />
>> Tidak pernah berbuat tercela /cacat dan isi haditsnya tiadak yang menyesatkan.<br />
>> Keberadaan orangnya tidak dibenci dan ditolak oleh ahli-ahli hadits.<br />
Contoh-contoh Hadits Shahih ialah semua yang terdapat pada hadits-hadits Imam Bukhari dan Imam Muslim.<br />
2) Hadits Hasan yaitu hadits yang memenuhi syarat hadits shahih tetapi orang yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya, disini boleh diterima sekalipun tingkat hafalannya agak kurang sempurna asalkan tidak berpenyakit yang membahaykan dan tidak berbuat ganjil (syad).<br />
3) Hadits Dha'if ialah Hadits yang tidak lengkap syarat-syarat perawinya yakni yang tidak memenuhi syarat yang terdapat pada hadits shahih dan hadits Hasan.<br />
<<br />
<br />
** SUNNAH FI'LIYAH<br />
<br />
Sunnah Fi'liyah terbagi beberapa bagian sebagai berikut :<br />
1. Pekerjaan Nabi saw Yang bersifat gerakan jiwa, gerakan hati, geraja tubuh, seperti bernafas, duduk, berjalan, dan sebagainya. perbuatan semacam ini tidak bersangkut paut dengan soal hukum dan tidak ada hubungannya suruhan , larangan atau tauladan.<br />
2. Perbuatan Nabi saw yang bersifat kebiasaan seperti : cara-cara makan, tidur dan sebagainya. Perbuatan semacam inipun tidak ada hubungannya dengan perintah, larangan atau tauladan. kecuali jika ada perintah anjuran Nabi saw untuk mengikuti cara-cara tersebut.<br />
3. Perbuatan Nabi saw yang khusus untuk beliau sendiri seperti menyambungkan puasa denga tidak berbuka, dan beristri lebih dari empat. dalam hal ini tidak diperintah dan tidak boleh mengikutinya.<br />
4. Pekerjaan yang bersifat menjelaskan/ meragakan hukum yang mujmal seperti Shalatnya, Hajjinya yang kedua hal tersebut sabda Nabi saw : <br />
ﺻﻠﻭﺍﻜﻤﺎﺭﺍﻴﺘﻤﻭﻨﻰﺃﺻﻠﻰ<br />
(ﺮﻭﺍﻩﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻯ)<br />
<br />
Artinya : Salatlah kalian semua sebagaimana kamu melihat aku shalat . ( HR Al-Bukhari)<br />
Dan Ayat Al-Qur'an :<br />
ﺨﻨ ﻭﺍ ﻤﻨﺎﺴﻜﻛﻢ<br />
﴾ﺍﻻﻴﺔ﴿<br />
<br />
Artinya : Ambillah daripadaku hal-hal (perlakuan) ibadah hajimu. (Al-Qur'an )<br />
<br />
Hukum perbuatan tersebut , sama dengan hukum apa yang dijelaskan , baik wajib maupun mandubnya , sebagai mana penjelasan tentang tentang cara salat dan haji . <br />
<br />
5. Pekerjaan yang dilakukan terhadap orang lain sebagai hukuman , seperti : menahan orang lain, atau mengusahakan milik orang lain , disini perlu mengetahui sebab-sebabnya , Jikalau diberlakukan ketentuan orang saling menda'wa , maka tentu berlaku sebagai keputusan.<br />
<br />
6. Pekerjaan yang menunjukkan bersifat boleh saja, seperti cara-cara mengulani membasuh dalam Wudlu, satu, dua, atau tiga kali<br />
<br />
** SUNNAH TAQRIRIYAH<br />
<br />
Sunnah taqririyah ialah berdiam diri Nabi saw dikala melihat suatu perbuatan para shahabat , baik mereka mengerjakannya dihadapan Nabi maupun tak ada Nabi dan khabar pekerjaan shahabat sampai kepada Nabi saw <br />
Maka perbuatan atau perkataan shahabat yang didiamkan oleh Nabi saw , itu di kategorikan sama dengan perbuatan atau perkataan Nabi saw sendiri. yaitu dapat dijadikan Ummat seluruhnya .<br />
Syarat sahnya Taqrir ialah Orang yang dibiarkannya itu benar -benar tunduk pada Syari'at bukan Musyrikin atau Munafikin atau Kuffar.<br />
<br />
Contoh-contoh Taqrir diantaranya sebagai berikut : <br />
<br />
1. Mempergunakan uang yang dibuat oleh orang kuffar.<br />
2. Mempergunakan harta yang diusahakan mereka seketika masih kuffar.<br />
3. Membiarkan Dzikir dengan jahr sesudah shalat.<br />
<br />
** SUNNAH HAMIYAH<br />
<br />
Sunnah Hammiyah ialah : suatu yang dikehendaki Nabi saw tetapi belum dikerjakan , misalnya beliau ingin melakukan puasa pada tanggal 9 Muharam, tetapi belum dilakukan beliau telah wafat. Walau keinginannya itu belum terlaksana , namun sebagian besar para ulama menganggap sunnah berpuasa pada tanggal 9 Muharam tersebut.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-4720479756360939862011-12-15T18:56:00.001-08:002011-12-15T18:56:39.441-08:00> gema takbirالله اكبر........الله اكبر.....الله اكبر<br />
<br />
<br />
لااله الاالله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد<br />
الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا<br />
وسبحان الله بكرة واصيلا<br />
لااله الا الله وحده, صدق وعده, ونصر عبده, وأعزجند<br />
وهزم الاحزاب واحده<br />
<br />
لااله الاالله ولانعبد الاإياه<br />
مخلصين له الد ين ولو كره الكا فرون ولو كره المنافقون ولوكره المشركون لااله الاالله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد<br />
=====================================================<br />
Allaahu akbar..<br />
Allaahu akbar..<br />
Allaahu akbar.....<br />
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil - hamd. <br />
Allaahu akbaru kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,... , <br />
wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa. <br />
Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah. <br />
Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal - kaafiruun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun. <br />
Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.<br />
Allaahu akbar walillaahil - hamd<br />
Artinya :<br />
<br />
Allah maha besar <br />
Allah maha besar<br />
Allah maha besar<br />
Tiada Tuhan selain Allah<br />
Allah maha besar<br />
Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.<br />
Allah maha besar dengan segala kebesaran,<br />
Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya,<br />
Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.<br />
Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya.<br />
Tiada Tuhan selain Allah dan kami ttidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya.<br />
Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-37961939660310537652011-12-15T18:54:00.001-08:002011-12-15T18:54:37.510-08:00> Rangkuman Do a1. Do’a sebelum makan:<br />
اللهم بارك لنا فيما رزقتنا وقنا عذاب النار<br />
Ya Allah berilah berkah kepada kami dari apa yang engkau beri rezeki pada kami dan hindarkanlah kami dari azab neraka.<br />
Do,a sesudah makan:<br />
الحمد لله الذي أطعمنا وسقانا وجعلنا من المسلمين<br />
Segala Puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan menjadikan kami muslim.<br />
<br />
Do’a Iftar (buka Puasa):<br />
اللهم لك صمت وبك آمنت وعلى رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الرحمين<br />
Ya Allah untuk-Mu lah aku berpuasa dan kepada-Mu lah aku beriman dan atas rizki- Mu-lah aku berpuka, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang<br />
<br />
2. Do’a masuk Masjid:<br />
اللهم افتح لى أبواب رحمتك<br />
Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.<br />
Do’a keluar Masjid:<br />
اللهم اني اسألك فضلك<br />
Ya Allah sesungguhnya aku minta kepada-Mu dengan keutamaan-Mu. <br />
<br />
<br />
3. Do’a masuk WC:<br />
اللهم اني أعوذ بك من الخبث والخبائث<br />
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari Godaan Syaiton laki-laki dan Perempuan. (HR.Bukhari)<br />
Do’a keluar dari WC:<br />
غفرانك الحمد لله الذي اذهب عني الأذى وعافانى<br />
Aku minta ampun kepada-Mu, segala puji bagi Allah yang telah menghindarkan daku dari penyakit dan menyehatkanku.<br />
<br />
<br />
4. Do’a sebelum tidur:<br />
باسمك اللهم أحيا وبأموت<br />
Dengan namamu, aku hidup dan aku mati.<br />
Do,a ketika bangun tidur:<br />
الحمد الله الذي أحيانا بعدما أماتنا واليه النشور<br />
Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami setelah kami ditidurkan, dan <br />
kepadaNyalah kami akan di bangkitkan. <br />
<br />
<br />
5. Do’a ketika keluar dari rumah:<br />
بسم الله توكلت على الله ولاحول ولا قوة الا بالله<br />
Dengan nama Allah (aku keluar) aku bertawakkal kepadaNya, tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.<br />
Do`a ketika masuk rumah: <br />
بسم الله ولجنا وبسم الله خرجنا وعلي الله توكلنا<br />
Dengan nama Allah kami masuk (kerumah) dengan nama Allah kami keluar (darinya) dan kepada Tuhan kami bertawakkal.<br />
<br />
<br />
6. Do’a ketika mendengarkan Adzan:<br />
Seseorang untuk mendengarkan adzan hendaklah membaca sebagaimana yang di kumandangkan oleh muadzin, kecuali bacaan :حي علي الصلاة (hayya 'alassholaah) dan حي علي الفلاح (hayya 'alalfalaah) maka padanya bacalah :لاحول ولاقوة الابالله (laa haula walaa quwwata illa billah)<br />
Membaca shalawat kepada Nabi saw sesudah adzan : <br />
<br />
( اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت سيدنا محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه مقاما محمودا الذي وعدته انك لا تخلف الميعاد)<br />
<br />
Ya Allah, Tuhan panggilan yang sempurna (azan) dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (derajat di surga,yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi SAW). Dan Fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan Beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. <br />
<br />
<br />
7. Do`a sebelum wudhu<br />
بسم الله Dengan nama Allah (saya berwudhu). <br />
Do`a setelah berwudhu: <br />
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسول الله<br />
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba & utusanNya .<br />
<br />
اللهم اجعلني من التوابين واجعلنى من المتطهرين<br />
<br />
Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah termasuk orang-orang (yang senang) bersuci.<br />
<br />
<br />
8. Do’a ketika bersin:<br />
<br />
Apabila seseorang diantara kamu bersin hendaklah membaca : الحمد لله (segala puji bagi Allah), lantas saudara atau temannya berkata : يرحمك الله (semoga Allah memberi berkah kepadamu), Bila saudara atau temannya berkata demikian bacalah :<br />
يهديكم الله ويصلح بالكم (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki hatimu).<br />
<br />
<br />
9. Do’a Pelebur Dosa Majlis.<br />
<br />
سبحناك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك<br />
<br />
"Maha Suci Engkau, Ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.<br />
<br />
<br />
10. Do’a sebelum berhubungan suami istri<br />
<br />
بسم الله اللهم جنبنا الشيطان و جنب الشيطان ما رزقتنا<br />
<br />
Dengan nama Allah. Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa yang Engkau rezekikan kepada kami.<br />
<br />
11. Doa untuk dijauhkan dari bala dan marabahaya:<br />
<br />
بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شئ في الأرض و لا في السماء وهو السميع العليم<br />
<br />
"Dengan nama Allah yang segala sesuatu baik di langit maupun di bumi tidak akan memberi mudhorot (bahaya) apa-apa selama berlindung dengan menyebut nama-Nya<br />
<br />
12. Doa penawar dan penyejuk hati dari kesedihan, rasa malas, kebingungan, ketidak mampuan, bakhil dan keterlilitan hutang.<br />
<br />
اللهم إني أعوذ بك من الهم و الحزن, و أعوذ بك من العجز و الكسل, وأعوذ بك من الجبن و البخل, وأعوذ بك من غلبة الدين و قهر الرجال<br />
<br />
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan keduka-citaan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil, aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang penindasan orang-orang."UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-83409131594583082782011-12-15T18:52:00.001-08:002011-12-15T18:52:19.208-08:00> DOA SHOLAT ISTIKHARAHاللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبُ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنْ هَذَا الأَمْرَ .... خَيْرٌ لِيْ فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلَهُ وَآجِلَهُ فَاقْدِرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيْهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ.... شَرٌّ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلَهُ وآجِلَهُ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ ، وَاقْدُرهُ لِيْ الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ ارْضِِى بِهِ<br />
<br />
“Ya Allah! Aku mohon pemilihan Mu menerusi pengetahuan Mu dan aku mohon kekuatan Mu menerusi kudrat Mu serta aku minta pada Mu sebahagian dari limpah kurnia Mu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau amat berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau amat mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan sesungguhnya Engkau amat mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini adalah baik bagiku dalam urusan agama ku juga dalam urusan penghidupan ku serta natijah pada urusan ku, kini dan akan datang, maka tetapkan lah ia bagi ku dan permudahkanlah ia untukku, serta berkatilah daku padanya. Dan kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini membawa kejahatan kepadaku dalam urusan agamaku, juga dalam urusan penghidupanku dan natijah urusanku, kini dan akan datang, maka elakkanlah ia dariku dan tetapkanlah kebaikan untukku sebagaimana sepatutnya, kemudian jadikanlah daku meredhainya.”UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-51931868954351959502011-12-15T18:51:00.001-08:002011-12-15T18:51:07.450-08:00>DOA SHOLAT TAHAJJUDاللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَUKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2623740468867456929.post-73712601616537171732011-12-15T18:49:00.001-08:002011-12-15T18:49:46.264-08:00> DOA SHOLAT HAJATShalat hajat ialah sunnah , dan waktu kapanpun dapat dilaksanakan artinya siang hari atau malam hari, yang utama dilaksanakan pada malam hari, namun shalat ini dilaksanakan ketika seseorang mempunyai kebutuhan atau maksud-maksud tertentu dan diberi petunjuk pada usaha yang halal dan berkah, seperti ingin berdagang, ingin bekerja, dan lain-lainnya. maksud daripada melakukan shalat hajat ini , agar dalam usaha kita diberkahi / diridhai Allah swt, diberi hasil yang cukup bahkan melimpah hasilnya .<br />
<br />
Cara melaksanakan shalat hajat sama seperti shalat wajib, seperti berwudhu sebelumnya, sebanyak 2 raka'at paling sedikit, dan tidak ada batas jika melaksanakan lebih dari 2 raka'at, pelaksanaan shalatnya dua raka'at-dua raka'at dengan salam, boleh juga dilakukan empat raka'at sekaligus dengan satu kali salam, <br />
kemudian setelah selesai shalat baca do'a dibawah ini menghadap Qiblat dengan konsentrasi penuh / Khusu' sambil menengadahkan kedua belah talapak tangannya ke atas.<br />
<br />
<br />
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
<br />
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنَجِّيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الأَهْوَالِ وَالأَفَاتِ وَتَقْضِي لَنَا مِنْ جَمِيْعِ الْحَاجَات وَتُطَهِّرُنَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ وَعَلَى آلِهِ وَص َحْبِهِ وَسَلَّم.<br />
<br />
اللَّهُمَّ يَا جَامِعَ الشَّتَّاتِ وَيَا مُخْرِجَ النَّبَاتِ وَيَامُحْيِىَ العِظَامِ الرُّفَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَيَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ وَيَا مُفَرِّجَ الكُرَبَاتِ وَيَا سَامِعَ الأَصْوَاتِ مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَوَاتِ وَيَا فَاتِحَ خَزَائِنَ الْكَرَمَاتِ وَيَا مَنْ مَلأَ َنُوْرِهِ الأَرْضَ وَالسَّمَوَاتِ وَيَا مَنْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا وَعَالِمًا بِمَا مَضَى وَمَا هُوَ آتٍ. نَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَبِاسْتِغْنَائِكَ عَنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ وَبِحَمْدِكَ وَمَجْدِكَ يَا إِلَهَ كُلِّ شَيْءٍ أَنْْ تَجُوْدَ عَلَيْنَا بِقَضَاءِ حَاجَاتِنَا ......<br />
.(disini sebutkan hajatnya ).........<br />
<br />
وَأَنْ تَتَقَبَّلَ مِنَّا مَا بِهِ دَعَوْنَاكَ وَأَنْ تُعْطِيَنَا مَا سَأَلْنَاكَ بِحَقِّ سُوْرَةِ يس وَبِحَقِّ قَلْبِ القُرْآنِ وَبِحُرْمَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم . اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ عَيْبًا إِلاَّ سَتَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ عَزْبًا إِلاَّ زَوَّجْتَهُ وَلاَ كَرْبًا إِلاَّ كَشَفْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ ضَالاً إِلاَّ هَدَيْتَهُ وَلاَ عَائِلاً إِلاَّ أَغْنَيْتَهُ وَلاَ عَدْوًا إِلاَّ خَذَلْتَهُ وَكَفَيْتَهُ وَلاَ صَدِيْقًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ وَكَافَيْتَهُ وَلاَّ فَسَادًا إِلاَّ أَصْلَحْتَهُ وَلاَ مَرِيْضًا إِلاَّ عَافَيْتَهُ وَلاَ غَائِبًا إِلاَّ رَدَدْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ لَكَ فِيْهَا رِضَا وَلَنَا فِيْهَا صَلاَحٌ إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن . وَاكْتُبِ اللَّهُمَّ السَّلاَمَةَ وَالصِّحَةَ وَالْعَافِيَةَ عَلَيْنَا وَعَلَيْهِمْ وَعَلَى عَبِيْدِكَ الْحُجَّاجِ وَالْغُزَّاةِ وَالزُّوَّارِ وَالْمُسَافِرِيْنَ وَالْمُقِيْمِيْنَ فِيْ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَالْجَوِّ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَقِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَانْصُرْنَا عَلَى اْلقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ وَاخْتِمْ لَنَا يَارَبَّنَا مِنْكَ بِخَيْرٍ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . اللًّهُمَّ اكْشِفْ عَنَّا وَعَنِ الْمُسْلِمِيْنَ الغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْبَلاَءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .<br />
<br />
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ . رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن.UKAT SUKATMAhttp://www.blogger.com/profile/09135095893076147965noreply@blogger.com0